Bojonegoro - Pemkab Bojonegoro, Jatim, memprogramkan pembangunan jaringan listrik bertenaga surya di daerah terpencil di kawasan hutan dan non-hutan di 82 dusun yang tersebar di 17 kecamatan serta bekerja sama dengan PLN. "Daerah terpencil yang jauh dari jaringan listrik PLN, kita programkan dengan membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Sedangkan daerah terpencil di kawasan hutan yang masih bisa terjangkau jaringan listrik, kita programkan bekerja sama dengan PLN," kata Kesubag Pertambangan Umum Sumber Daya Alam (SDA) Pemkab Bojonegoro, Eric Firdaus, Selasa. Dalam pembangunan jaringan listrik di daerah terpencil kawasan hutan ini prosesnya harus mengajukan permohonan izin pinjam tanah hutan kepada Menteri Kehutanan. "Prosesnya membutuhkan waktu, setelah izin turun, baru pelaksanaan pembangunan jaringan listrik dilaksanakan," jelasnya. Dari hasil survei, katanya, warga di daerah terpencil di kawasan hutan yang belum menikmati listrik sebanyak 6.716 kepala keluarga (KK) berada di 75 dusun, 28 desa dan tersebar di 13 kecamatan. Daerah-daerah itu diantaranya dusun di Kecamatan Kedungadem, Ngambon, Kedewan, Malo, Gondang, Tambakrejo, Temayang, Sekar, Margomulyo, Bubulan, Ngraho, Padangan dan Ngasem. Ia mencontohkan, di Desa Setren, Kecamatan Ngasem ada 440 KK yang rumahnya belum mendapatkan aliran listrik. "Jarak rumah warga tersebut, dengan jaringan listrik terakhir mencapai 7,5 kilometer hingga 10 kilometer," katanya. Namun demikian, menurut dia, rumah warga yang jaraknya dengan jaringan listrik terakhir berkisar dua kilometer atau lebih pendek lagi, programnya dengan membangunan jaringan listrik baru bekerja sama dengan PLN. "Itupun pelaksanaannya bertahap, mengingat terbatasnya dana," katanya menjelaskan. Pembangunan jaringan listrik daerah terpencil pada tahun 2012 di anggarkan sebesar Rp3,2 miliar di tujuh lokasi, di antaranya di Kecamatan Tambakrejo dan Ngraho. "Di tujuh lokasi itu, semuanya berada di luar kawasan non-hutan. Daerah terpencil, yang masuk kawasan hutan, ada sejumlah lokasi yang kita programkan pada tahun berikutnya karena masih menunggu turunnya izin tempat tanah hutan dari Menteri Kehutanan," katanya memaparkan. Ia menambahkan, daerah kawasan non-hutan yang belum mendapakan aliran listrik di daerah setempat yang juga masuk program pembangunan aliran listrik di antaranya di sejumlah dusun di Kecamatan Tambakrejo, Kanor, dan Sumberrejo. "Kita tetap fokus untuk menyelesaikan pembangunan jaringan listrik di daerah terpencil baik dengan membangun PLTS atau membangun jaringan baru bekerja sama dengan PLN," katanya menegaskan. (*).

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012