Tim Asisten Deputi Pemberdayaan Masyarakat dan Penanggulangan Bencana (Asdep PMPB) melakukan evaluasi dan monitoring terhadap hunian tetap bagi penyintas Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Kamis.
"Tim berkunjung ke Lumajang dalam rangka menyerap pandangan serta evaluasi dan monitoring pascabencana erupsi Gunung Semeru pada 2021 lalu," kata Asdep PMPB Slamet Widodo di Lumajang.
Ia mengaku sangat senang bisa berkunjung ke Kabupaten Lumajang karena di beberapa daerah lainnya masih banyak temuan terkait bantuan hunian sementara atau hunian tetap setelah bencana erupsi gunung berapi. Bahkan masih banyak yang belum ditempati karena berbagai hambatan yang ada di tempat.
"Kunjungan kali ini adalah untuk mengevaluasi dan memonitoring bagaimana progres capaian dampak bencana erupsi Gunung Semeru hingga saat ini terkait rehabilitasi serta kultur budaya yang ada hunian tetap," tuturnya.
Tim Asdep juga ingin melihat kondisi di lapangan seperti apa saat ini, para penyintas Semeru sudah menempati hunian tetap dan apakah menemukan kendala lainnya di lapangan.
"Kami ingin mendengar keluh kesah dari masyarakat di sana mengingat potensi bencana di Lumajang itu sangat banyak dan paling tidak harus mengantisipasi bencana tersebut," katanya.
Penjabat Bupati Lumajang Indah Wahyuni mengaku cukup bangga dengan apresiasi Tim Asdep PMPB karena Kabupaten Lumajang menjadi kawasan percontohan nasional dalam penanganan pascabencana yaitu di area hunian tetap Bumi Semeru Damai yang berada di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro.
"Kami mohon arahan dari Asdep PMBP tentang kolaborasi dengan pihak-pihak terkait dan progres pencapaian dampak bencana erupsi Gunung Demeru hingga saat ini," ujarnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lumajang Patria Dwi Hastiadi juga memaparkan bahwa sektor perumahan di hunian tetap Bumi Semeru Damai sebanyak 1.924 rumah yang sudah ditempati oleh para penyintas Semeru bersama keluarganya.
"Dari segi sektor sosial, kemudian sektor ekonomi, dan lintas sektor fasilitas umum sudah lengkap dan telah berjalan dengan baik di sana," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Tim berkunjung ke Lumajang dalam rangka menyerap pandangan serta evaluasi dan monitoring pascabencana erupsi Gunung Semeru pada 2021 lalu," kata Asdep PMPB Slamet Widodo di Lumajang.
Ia mengaku sangat senang bisa berkunjung ke Kabupaten Lumajang karena di beberapa daerah lainnya masih banyak temuan terkait bantuan hunian sementara atau hunian tetap setelah bencana erupsi gunung berapi. Bahkan masih banyak yang belum ditempati karena berbagai hambatan yang ada di tempat.
"Kunjungan kali ini adalah untuk mengevaluasi dan memonitoring bagaimana progres capaian dampak bencana erupsi Gunung Semeru hingga saat ini terkait rehabilitasi serta kultur budaya yang ada hunian tetap," tuturnya.
Tim Asdep juga ingin melihat kondisi di lapangan seperti apa saat ini, para penyintas Semeru sudah menempati hunian tetap dan apakah menemukan kendala lainnya di lapangan.
"Kami ingin mendengar keluh kesah dari masyarakat di sana mengingat potensi bencana di Lumajang itu sangat banyak dan paling tidak harus mengantisipasi bencana tersebut," katanya.
Penjabat Bupati Lumajang Indah Wahyuni mengaku cukup bangga dengan apresiasi Tim Asdep PMPB karena Kabupaten Lumajang menjadi kawasan percontohan nasional dalam penanganan pascabencana yaitu di area hunian tetap Bumi Semeru Damai yang berada di Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro.
"Kami mohon arahan dari Asdep PMBP tentang kolaborasi dengan pihak-pihak terkait dan progres pencapaian dampak bencana erupsi Gunung Demeru hingga saat ini," ujarnya.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lumajang Patria Dwi Hastiadi juga memaparkan bahwa sektor perumahan di hunian tetap Bumi Semeru Damai sebanyak 1.924 rumah yang sudah ditempati oleh para penyintas Semeru bersama keluarganya.
"Dari segi sektor sosial, kemudian sektor ekonomi, dan lintas sektor fasilitas umum sudah lengkap dan telah berjalan dengan baik di sana," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024