PT Industri Kereta Api atau PT INKA (Persero) mengembangkan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) "SMK Series" ke SMKN 1 Jenangan Kabupaten Ponorogo, Jatim sebagai wujud peningkatan keterampilan siswa dan memenuhi kebutuhan bisnis.

"Selain yang ada di Kota Madiun dan Kabupaten Madiun, program SMK Series kali ini menyasar SMK di Ponorogo. Kegiatannya berupa seminar pengelasan atau 'welding' dan kelistrikan dengan narasumber kompeten dari INKA Group," ujar General Manager Keuangan, Akuntansi, dan TJSL PT INKA Edwyn Dwi Cahyo dalam keterangannya di Madiun, Rabu.

Menurut dia, PT INKA membutuhkan tenaga kerja yang terampil untuk mendukung rencana pengoperasian pabrik baru di Banyuwangi. Kebutuhan tersebut diharapkan bisa dipenuhi dari SMK binaan yang sejak tiga tahun terakhir sudah dikenalkan dengan program pelatihan dan magang.

"Selain bisa memenuhi kebutuhan tenaga kerja di INKA, program pelatihan dan magang pada bidang pengelasan dan kelistrikan diharapkan juga bisa membantu siswa SMK binaan PT INKA agar lebih siap memasuki dunia kerja," kata alumnus FE Universitas Airlangga tersebut.

Ia menjelaskan, sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT INKA bukan hanya memenuhi kebutuhan gerbong dan lokomotif dari PT KAI, tetapi juga merambah pasar ekspor ke Bangladesh, Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura, dan Australia.

Tahun ini PT INKA juga sedang menuntaskan pengerjaan gerbong barang pesanan dari perusahaan kereta api di Australia. Kepercayaan pasar yang kuat itu membuat pabrik PT INKA di Madiun nyaris selalu bekerja sesuai kapasitas produksi.

Karena itu, PT INKA membangun pabrik baru di Banyuwangi yang diharapkan bisa meningkatkan produksi mulai tahun 2025.

Kegiatan SMK Series di Ponorogo itu disambut antusias oleh para siswa SMKN 1 Jenangan. Peserta pelatihan meliputi sebanyak 360 siswa, terdiri atas 180 untuk jurusan Teknik Pengelasan dan 180 siswa jurusan Teknik Otomasi Industri.

"Peserta dari kelas XI-XII. Namun, sebagian kelas XII masih menjalani PKL, maka kebijakan sekolah, kelas X juga turut serta. Ini bagus mereka memperoleh bekal lebih dini, yakni sejak kelas X," katanya.

Edwyn mengharap dengan adanya program tersebut ke depan pembahasan kerja sama akan dikerucutkan melalui diskusi yang juga melibatkan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur yang akan dituangkan ke sebuah kurikulum yang sesuai untuk kebutuhan industri manufaktur kereta api.

"Harapannya kurikulum yang telah disepakati nanti bisa diaplikasikan di sekolah. Adapun siswa yang akan mengikuti pelatihan dan magang nanti tetap harus diseleksi, kemudian divaluasi, supaya siswa semakin punya kompetensi dan integritas," kata Edwyn.

Kepala SMKN 1 Jenangan Sujono menilai bahwa TJSL INKA SMK Series merupakan wadah yang tepat untuk para praktisi dunia industri dan pendidikan bertemu, di samping penyegaran siswa sebelum mereka masuk ke dunia kerja.

"SMK Series selain sebagai bentuk kolaborasi INKA dan SMK Binaan, kami melihat kemasan acaranya sangat menyenangkan, terutama untuk para siswa," kata Sujono.

Setelah ini, TJSL INKA SMK Series akan digelar dan diikuti siswa SMKN 1 Madiun di Kota Madiun, SMKN 1 Bendo di Kabupaten Magetan, dan SMKN 1 Kebonsari di Kabupaten Madiun.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Astrid Faidlatul Habibah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024