Pamekasan - Hama ulat bulu menyerang pepohonan di pekarangan rumah warga di Pamekasan, Madura, seperti pohon asam, dan pohon mahoni di sejumlah desa di wilayah Kecamatan Pegantenan, Pamekasan. Arief (38) warga Desa Plakpak, Minggu, menjelaskan, ulat bulu mulai menyerang pepohonan di desanya sejak tiga hari lalu. Saat ini jenis hama ini mulai menyerang pepohonan di pekarangan rumahnya. "Jika terkena kulit, bulu ulat ini akan menimbulkan rasa gatal. Makanya warga disini khawatir, terutama yang punya anak kecil," kata Arief. Warga di desa ini berupaya membasmi serangan hama ulat bulu tersebut dengan melakukan pembakaran dan sebagian menyemprot ulat-ulat itu dengan obat pembasmi hama. "Di rumah saya ulat-ulat yang menyerang pepohonan di pekarangan rumah banyak yang merayap ke genteng dan dinding rumah," terang Samsul Hadi, warga lain di Desa Plakpak. Samsul menjelaskan, pihaknya telah melaporkan adanya serangan hama ulat bulu tersebut ke petugas Dinas Pertanian Pamekasan melalui aparat desa setempat pada Sabtu (3/3) kemarin, akan tetapi hingga kini belum ada petugas yang datang. "Mungkin karena hari libur, paling kalaupun ada Senin besok," kata Samsul. Selain di Desa Plakpak, serangan hama ulat juga terjadi di Desa Durbuk, Kecamatan Pademawu, Pamekasan. Menurut warga desa setempat, serangan hama ulat di pepohonan di pekarangan rumah mereka sudah terjadi sejak Minggu lalu, akan tetapi jumlahnya sedikit. Hama ulat yang menyerang pepohonan di pekarangan rumah warga di desa itu, kebanyakan pada pohon mangga yang banyak ditanam di halaman rumah warga. Daerah lain di Pamekasan yang juga dilaporkan terserang hama ulat bulu ialah di sejumlah desa di wilayah Kecamatan Kadur, yakni di Desa Sokalelah, Desa Gagah dan sebagian di Desa Kertagena Laok. Hama ulat di tiga desa itu kebanyakan menyerang tanaman pohon jati di perkebunan rakyat di wilayah itu dan pohon kelapa. "Makanya banyak daun jati yang berlubang, itu berarti sudah dimakan ulat," kata warga Dusun Gunung Malang, Desa Kertagena Laok, Ahmad. Ia menuturkan, hama ulat bulu mulai menyerang di desanya sejak setengah bulan lalu, namun masyarakat di desa itu mengaku tidak terlalu khawatir, karena lokasi pohon jati berada di daerah perkebunan, bukan di pekarangan rumah milik warga. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012