Jember - Komisi D DPRD Jember menemukan sebagian obat berbagai jenis di gudang farmasi Dinas Kesehatan setempat hampir kedaluwarsa dan belum didistribusikan ke sejumlah pusat kesehatan masyarakat (puskesmas). "Banyak obat kiriman dari Kementerian Kesehatan yang sudah mendekati masa kedaluwarsa karena jumlahnya melebihi kuota dari kebutuhan di Jember," kata Ketua Komisi D DPRD Jember, Ayub Junaidi, usai melakukan inspeksi mendadak di gudang obat farmasi di Kabupaten Jember, Senin. Menurut dia, ribuan obat TBC dari Kementerian Kesehatan sudah mendekati masa kedaluwarsa, padahal obat tersebut baru diterima Dinas Kesehatan Jember beberapa pekan lalu. "Obat TBC itu efektif digunakan selama enam bulan, sedangkan di Jember tidak ada kejadian luar biasa (KLB) TBC yang membutuhkan ribuan obat tersebut," tuturnya. Apabila obat itu tidak digunakan hingga bulan Juli mendatang, lanjut dia, maka obat tersebut harus dimusnahkan karena sudah kedaluwarsa. "Obat itu tidak bisa digunakan secara efektif dan cenderung sia-sia dikirim ke Kabupaten Jember yang tidak membutuhkan obat TBC terlalu banyak," ucap politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu. Ia menegaskan obat TBC seharusnya dikirim jauh-jauh hari sebelum masa kedaluwarsa dan batas waktu satu tahun untuk obat TBC merupakan masa pendek karena obat itu hanya efektif digunakan selama enam bulan saja. "Saya minta Dinkes Jember berkoordinasi dengan dinkes di daerah lain yang membutuhkan obat TBC, agar obat tersebut dapat dimanfaatkan dengan tepat sasaran dan tidak terbuang sia-sia di Jember," ujarnya menambahkan. Sementara Kepala Gudang Farmasi Jember, Yeni Tanjung mengatakan ribuan obat TBC yang ada di gudang farmasi segera didistribusikan ke 49 puskesmas di Kabupaten Jember, sebelum obat itu memasuki masa kedaluwarsa. "Ada beberapa paket obat yang harus segera didistribusikan sebelum Agustus 2012 atau memasuki masa kedaluwarsa, termasuk obat TBC," tuturnya. Menurut dia, di gudang farmasi tercatat sebanyak 2.180 paket obat-obatan yang akan dikirim ke 49 puskesmas sesuai dengan kebutuhan masing-masing puskesmas, namun permintaan terbanyak adalah obat paracetamol, antalgin, dan amoxilin. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012