Jember - Aset perbankan di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia (KBI) Jember, Jawa Timur, selama kurun waktu 2011 tumbuh sebesar 17, 31 persen atau senilai Rp14 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp12 triliun. Deputi Pemimpin KBI Jember Bidang Ekonomi Moneter Dwi Suslamanto, Senin, mengatakan pertumbuhan sebesar 17,31 persen tersebut hanya meliputi bank umum dan syariah, sedangkan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) hanya tumbuh sebesar 9,27 persen atau sebesar Rp825 miliar dari tahun sebelumnya Rp741 miliar. "Dana pihak ketiga (DPK) berupa giro, tabungan, dan deposito di bank umum dan syariah juga mengalami pertumbuhan yang signifikan yakni mencapai 21,95 persen atau senilai Rp10 triliun," tuturnya. Menurut dia, peningkatan DPK hingga akhir tahun 2011 masih didominasi oleh pertumbuhan simpanan tabungan yang mencapai Rp6,812 triliun (23, 08 persen), giro sebesar Rp1,155 triliun (11,17 persen), dan deposito sebesar Rp2,656 triliun (24,28 persen). Ia menjelaskan, penyaluran kredit di bank umum dan syariah juga mengalami pertumbuhan sebesar 21,94 persen atau senilai Rp11 triliun dibandingkan tahun lalu sebesar Rp9 triliun. "Kredit yang disalurkan itu masih didominasi oleh kredit modal kerja yang mencapai Rp6 triliun, investasi sebesar Rp905 miliar, dan konsumsi mencapai Rp4 triliun," katanya. Ia menuturkan, kredit pada sektor pertanian di Jember hanya 3,29 persen dari total kredit senilai Rp6,80 triliun pada tahun 2011, padahal pertanian merupakan sektor terbesar di Jember. Pertumbuhan kredit (yoy) pada sektor pertanian dan sektor industri pengolahan, kata dia, menunjukkan kecenderungan menurun, sedangkan pada sektor perdagangan menunjukkan tren yang meningkat. "Sektor pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan memberikan sumbangan lebih dari 40 persen pada PDRB Jember, sedangkan sektor perdagangan, hotel, dan restoran justru memberikan kontribusi 20 persen," katanya. Dwi mengemukakan rasio LDR mencapai 105,37 persen, dengan tingkat rasio krdit macet perbankan atau "Non Performing Loan" (NPL) sebesar 3,98 persen di bawah nilai indikatif Bank Indonesia sebesar lima persen.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012