Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (Dispertahotbun) Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, menyediakan sebanyak 68 hektare lahan untuk pengembangan budi daya tembakau, menyusul rencana Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang ingin menjadikan wilayah itu sebagai sentra baru tembakau Madura.
Kepala Dispertahotbun Pemkab Bangkalan Puguh Santoso di Bangkalan, Jawa Timur, Jumat, menjelaskan keinginan Pemprov Jatim menjadi Bangkalan sebagai sentra baru budi daya tembakau Madura karena wilayah itu memang cocok untuk membudidayakan tanaman tembakau.
"Tekstur tanah dan cuaca di Kabupaten Bangkalan ini sama dengan tiga kabupaten lain di Madura, seperti Sampang, Pamekasan dan Kabupaten Sumenep," katanya.
Dengan demikian, Kabupaten Bangkalan termasuk kabupaten yang sangat cocok dalam pengembangan budi daya tembakau.
Selain itu, secara ekonomi tanaman tembakau memiliki potensi ekonomi bagus, sama seperti jenis tanaman perkebunan lainnya, seperti tebu.
Puguh menuturkan rencana Pemprov Jatim menjadikan Kabupaten Bangkalan sebagai sentra baru pengembangan tembakau Madura telah dimulai pada musim tanam tembakau 2024 ini.
"Tahun ini ada 2 hektare lahan yang kami tanami tembakau, dan hasilnya sangat memuaskan," katanya.
Ia menjelaskan, jenis tembakau yang dikembangkan adalah Prancak-95, yakni varietas tembakau yang berasal dari Desa Prancak, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep.
Varietas Prancak-95 ini, kata dia, telah diluncurkan oleh Menteri Pertanian pada tahun 1997 dengan SK Nomor 731/Kpts/TP.240/7/97.
Habitus tanaman seperti kerucut, bila telah dipangkas akan berbentuk silindris. Tinggi tanaman rata-rata berkisar antara 60 dan 80 cm, dengan jumlah daun antara 14 hingga 18 lembar. Bentuk daunnya oval agak sempit, duduk daun pada batang membentuk sudut lancip.
Menurut Puguh, keunggulan dari varietas ini adalah tahan terhadap penyakit lanas, dan produktivitas rata-rata 804 kilogram per hektare dengan indeks mutu 57, dan kadar nikotin rata-rata 2,13 persen.
Ia menuturkan, di Madura, varietas Prancak-95 telah dikembangkan di Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep sejak 1997. Hasilnya memang lebih baik dibanding varietas lain, seperti Cangkreng, Jepun dan Bojonegoro.
"Uji coba tanaman tembakau di areal seluas 2 hektare di Bangkalan tahun ini adalah varietas Prancak-95 dan demikian juga di lahan seluas 68 hektare yang kami persiapan untuk musim tanam 2025 nanti," katanya.
Puguh mengatakan, selain berpotensi menguntungkan secara ekonomi bagi masyarakat petani di Kabupaten Bangkalan, pengembangan budi daya tanaman tembakau di kabupaten paling barat di Pulau Madura itu juga akan menguntungkan bagi Pemkab Bangkalan.
"Jika banyak petani di Kabupaten Bangkalan yang menanam tembakau atau memproduksi rokok, tentunya nilai Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau yang akan diterima Pemkab Bangkalan akan lebih besar," katanya.
Puguh menuturkan, pada APBD 2024 ini, Pemkab Bangkalan menerima DBHCHT sebesar Rp26,4 miliar lebih.
"Kami yakin jika produksi tembakau banyak, maka DBHCHT yang akan diterima Pemkab Bangkalan tidak hanya sebesar itu, akan tetapi bisa lebih banyak lagi," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perkebunan Pemprov Jawa Timur Dydik Rudi Setiawan menyatakan Kabupaten Bangkalan sebagai salah satu wilayah kabupaten di Pulau Madura memang memiliki potensi tembakau bagus.
Namun, yang menjadi pertanyaan adalah kenapa Bangkalan malah meninggalkan tembakau.
"Karena itu, kita dorong lagi Bangkalan untuk kembali menanam tembakau. Terlebih lagi, tembakau Madura ini sangat khas sebagai perasa. Harapan kita, dengan kembalinya tembakau di wilayah Bangkalan akan menambah luas lahan tembakau di Madura, termasuk dalam pemenuhan kebutuhan industri nasional," katanya.
Ia lebih lanjut menuturkan, selain Bangkalan, kabupaten lain yang terus didorong untuk mengembangkan budi daya tembakau Madura adalah Kabupaten Sampang.
"Sebab, meski sebagian masyarakat Sampang sudah biasa menanam tembakau, tapi akhir-akhir ini keinginan untuk mengembangkan budi daya tembakau di sana cenderung menurun," kata Rudi.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kepala Dispertahotbun Pemkab Bangkalan Puguh Santoso di Bangkalan, Jawa Timur, Jumat, menjelaskan keinginan Pemprov Jatim menjadi Bangkalan sebagai sentra baru budi daya tembakau Madura karena wilayah itu memang cocok untuk membudidayakan tanaman tembakau.
"Tekstur tanah dan cuaca di Kabupaten Bangkalan ini sama dengan tiga kabupaten lain di Madura, seperti Sampang, Pamekasan dan Kabupaten Sumenep," katanya.
Dengan demikian, Kabupaten Bangkalan termasuk kabupaten yang sangat cocok dalam pengembangan budi daya tembakau.
Selain itu, secara ekonomi tanaman tembakau memiliki potensi ekonomi bagus, sama seperti jenis tanaman perkebunan lainnya, seperti tebu.
Puguh menuturkan rencana Pemprov Jatim menjadikan Kabupaten Bangkalan sebagai sentra baru pengembangan tembakau Madura telah dimulai pada musim tanam tembakau 2024 ini.
"Tahun ini ada 2 hektare lahan yang kami tanami tembakau, dan hasilnya sangat memuaskan," katanya.
Ia menjelaskan, jenis tembakau yang dikembangkan adalah Prancak-95, yakni varietas tembakau yang berasal dari Desa Prancak, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep.
Varietas Prancak-95 ini, kata dia, telah diluncurkan oleh Menteri Pertanian pada tahun 1997 dengan SK Nomor 731/Kpts/TP.240/7/97.
Habitus tanaman seperti kerucut, bila telah dipangkas akan berbentuk silindris. Tinggi tanaman rata-rata berkisar antara 60 dan 80 cm, dengan jumlah daun antara 14 hingga 18 lembar. Bentuk daunnya oval agak sempit, duduk daun pada batang membentuk sudut lancip.
Menurut Puguh, keunggulan dari varietas ini adalah tahan terhadap penyakit lanas, dan produktivitas rata-rata 804 kilogram per hektare dengan indeks mutu 57, dan kadar nikotin rata-rata 2,13 persen.
Ia menuturkan, di Madura, varietas Prancak-95 telah dikembangkan di Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep sejak 1997. Hasilnya memang lebih baik dibanding varietas lain, seperti Cangkreng, Jepun dan Bojonegoro.
"Uji coba tanaman tembakau di areal seluas 2 hektare di Bangkalan tahun ini adalah varietas Prancak-95 dan demikian juga di lahan seluas 68 hektare yang kami persiapan untuk musim tanam 2025 nanti," katanya.
Puguh mengatakan, selain berpotensi menguntungkan secara ekonomi bagi masyarakat petani di Kabupaten Bangkalan, pengembangan budi daya tanaman tembakau di kabupaten paling barat di Pulau Madura itu juga akan menguntungkan bagi Pemkab Bangkalan.
"Jika banyak petani di Kabupaten Bangkalan yang menanam tembakau atau memproduksi rokok, tentunya nilai Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau yang akan diterima Pemkab Bangkalan akan lebih besar," katanya.
Puguh menuturkan, pada APBD 2024 ini, Pemkab Bangkalan menerima DBHCHT sebesar Rp26,4 miliar lebih.
"Kami yakin jika produksi tembakau banyak, maka DBHCHT yang akan diterima Pemkab Bangkalan tidak hanya sebesar itu, akan tetapi bisa lebih banyak lagi," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perkebunan Pemprov Jawa Timur Dydik Rudi Setiawan menyatakan Kabupaten Bangkalan sebagai salah satu wilayah kabupaten di Pulau Madura memang memiliki potensi tembakau bagus.
Namun, yang menjadi pertanyaan adalah kenapa Bangkalan malah meninggalkan tembakau.
"Karena itu, kita dorong lagi Bangkalan untuk kembali menanam tembakau. Terlebih lagi, tembakau Madura ini sangat khas sebagai perasa. Harapan kita, dengan kembalinya tembakau di wilayah Bangkalan akan menambah luas lahan tembakau di Madura, termasuk dalam pemenuhan kebutuhan industri nasional," katanya.
Ia lebih lanjut menuturkan, selain Bangkalan, kabupaten lain yang terus didorong untuk mengembangkan budi daya tembakau Madura adalah Kabupaten Sampang.
"Sebab, meski sebagian masyarakat Sampang sudah biasa menanam tembakau, tapi akhir-akhir ini keinginan untuk mengembangkan budi daya tembakau di sana cenderung menurun," kata Rudi.*
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024