Trenggalek - DPRD Trenggalek akhirnya membatalkan agenda menggelar jajak pendapat uji coba perubahan jalur mobil penumpang umum ke sejumlah pelajar setempat, karena khawatir ada pengerahan massa dari kelompok pro maupun kontra kebijakan tersebut. "Memang rencananya mulai Senin kemarin (13/2) kami menyebar angket, namun hal itu terpaksa kami tunda karena kami khawatir akan terjadi pengerahan massa yang dapat merusak obyektifitas hasil survei tersebut," kata wakil ketua DPRD Trenggalek, Samsul Anam, Rabu. Kekhawatiran itu juga didasarkan ada situasi kondisi sektor angkutan di Trenggalek yang dalam beberapa minggu terakhir yang dinilai kurang kondusif, paska dilakukan uji coba perubahan jalur. "Sehingga sangat tidak mungkin kami menyebar angket jajak pendapat secara terbuka kepada pelajar-pelajar, karena yang berkepentingan dalam masalah ini cukup kompleks, kami tidak ingin hanya dimanfaatkan oleh kelompok tertentu saja," tandasnya. Samsul Anam menambahkan, meskipun gagal dilaksanakan pada pekan ini, namun DPRD Trenggalek tetap akan mengagendakan pengumpulan pendapat masyarakat tersebut dalam waktu dekat ini. "Kalau waktunya kapan, mohon maaf kami tidak bisa memberi tahu, nanti saja kalau sudah ada hasilnya. Bukan karena apa-apa, demi keamanan saja, kami tidak ingin hal ini justru akan memperkeruh suasana," ujar dia. Lebih lanjut Samsul menjelaskan, pihaknya saat ini telah menyiapkan tim yang akan diturunkan langsung ke sejumlah komponen masyarakat yang terlibat langsung dengan transportasi angkutan umum di Trenggalek. Hal itu dilakukan untuk mengetahui secara pasti bagaimana kondisi masyarakat paska uji coba perubahan jalur MPU hingga tiga kali tersebut. Sebelumnya, kalangan legislatif prihatin dengan kondisi angkutan umum, khususnya MPU di Trenggalek yang belum mendapatkan kepastian trayek baru, dewan menilai pihak pemerintah kurang tegas terhadap rencana perubahan yang telah dibuat. "Maka dari itu agar masyarakat tidak diombang-ambingkan dengan uji coba yang tidak menentu ini, kami berinisiatif untuk mendengar langsung usulan dari masyarakat. nantinya usulan itulah yang akan kami rekomendasikan ke bupati. Sementara itu, Suwati salah satu pedagang di Pasar Pon mengaku bingung dengan uji coba jalur MPU, karena telah tiga kali mengalami perubahan. "Ya seharusnya segera ditetapkan 'colt' (MPU) lewat mana, biar kami (pedagang) tidak bingung,jangan seperti kemarin itu, terlanjur nunggu di dengan rumah ternyata jalurnya dipindah," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012