Ketua Umum PP Muslimat Nahdlatul Ulama Khofifah Indar Parawansa melakukan Kick Off (mengawali rangkaian kegiatan) Hari Santri Nasional (HSN) dan meluncurkan Maskot IPNU IPPNU di Lapangan Pegantenan Kabupaten Pamekasan Jawa Timur, Minggu.
Khofifah pada kesempatan itu menekankan bahwa NU memiliki peran besar dalam mewujudkan, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia, sehingga HSN menjadi momentum untuk mengisi kembali semangat untuk terus menjaga dan menjaga persatuan dan keutuhan bangsa.
"Bapak Presiden Jokowi sempat menelepon saya tepat tiga hari sebelum dilantik pada periode pertama. Beliau menyampaikan Hari Santri akan disiapkan Keppres atau Perpres sebagai payung hukum, dan kemudian menanyakan hari santri dimulai pada 1 Muharram atau tanggal lain," katanya dalam keterangan yang diterima di Surabaya.
Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 itu mengungkapkan bahwa ia termasuk yang diamanahi untuk menyiapkan payung hukum Hari Santri Nasional.
"Kemudian saya dengan Pak Pratikno yang sekarang Mensesneg saling bertukar email untuk menyiapkan draf yang bisa direkomendasikan pada Bapak Jokowi saat itu sebelum beliau dilantik sebagai presiden di tahun 2014," katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa perumusan HSN saat itu juga tidak sesederhana yang bisa dilihat. Akan tetapi ada yang sempat meragukan dan kesulitan untuk mencari bukti catatan sejarah bahwa yang berjuang saat peristiwa tewasnya AWS Mallaby itu adalah dari kalangan santri.
“Ada yang bilang, pada peristiwa itu santrinya hanya 16 orang. Ini menjadi hal penting menurut saya bahwa ternyata banyak yang ingin menghilangkan sejarah peran NU dalam meraih kemerdekaan dan kemudian mempertahankan kemerdekaan,” kata Khofifah.
Karena itu, sejarah NU yang berjuang habis-habisan untuk meraih dan mempertahankan kemerdekaan harus dikuatkan dan terus di-remain.
Terutama ketika Hadratussyeikh KH Hasyim Asy’ari mengomandani kiai dan santri dan mengeluarkan fatwa 'Resolusi Jihad' pada 22 Oktober 1945.
Resolusi Jihad ini berisi kewajiban bagi setiap orang atau fardhu ain untuk berjihad mempertahankan Kemerdekaan Indonesia dengan melawan penjajah yang masih berada di Indonesia.
Oleh sebab itu, saat ini, Ketua PWNU Jatim KH Abdul Hakim Mahfudz atau yang akrab disapa Gus Kikin sedang mengumpulkan peran NU dalam sejarah perjuangan kemerdekaan sampai merdeka dan mengisinya.
"Hari santri adalah hari di mana NU menunjukkan diri sebagai kekuatan untuk menjaga kemerdekaan Indonesia. Juga hari untuk menyampaikan pada dunia bahwa peran NU untuk menjaga kemerdekaan Indonesia adalah dengan doa, riyadhoh, dan juga nyawa," ujarnya.
Karena banyak sekali syuhada yang menjadi korban dalam upaya menjaga kemerdekaan RI. Maka dari itulah yang kemudian menjadi titik pangkal penetapan Hari Santri Nasional pada tanggal 22 Oktober dan dirayakan setiap tahun.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Khofifah pada kesempatan itu menekankan bahwa NU memiliki peran besar dalam mewujudkan, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan Republik Indonesia, sehingga HSN menjadi momentum untuk mengisi kembali semangat untuk terus menjaga dan menjaga persatuan dan keutuhan bangsa.
"Bapak Presiden Jokowi sempat menelepon saya tepat tiga hari sebelum dilantik pada periode pertama. Beliau menyampaikan Hari Santri akan disiapkan Keppres atau Perpres sebagai payung hukum, dan kemudian menanyakan hari santri dimulai pada 1 Muharram atau tanggal lain," katanya dalam keterangan yang diterima di Surabaya.
Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 itu mengungkapkan bahwa ia termasuk yang diamanahi untuk menyiapkan payung hukum Hari Santri Nasional.
"Kemudian saya dengan Pak Pratikno yang sekarang Mensesneg saling bertukar email untuk menyiapkan draf yang bisa direkomendasikan pada Bapak Jokowi saat itu sebelum beliau dilantik sebagai presiden di tahun 2014," katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa perumusan HSN saat itu juga tidak sesederhana yang bisa dilihat. Akan tetapi ada yang sempat meragukan dan kesulitan untuk mencari bukti catatan sejarah bahwa yang berjuang saat peristiwa tewasnya AWS Mallaby itu adalah dari kalangan santri.
“Ada yang bilang, pada peristiwa itu santrinya hanya 16 orang. Ini menjadi hal penting menurut saya bahwa ternyata banyak yang ingin menghilangkan sejarah peran NU dalam meraih kemerdekaan dan kemudian mempertahankan kemerdekaan,” kata Khofifah.
Karena itu, sejarah NU yang berjuang habis-habisan untuk meraih dan mempertahankan kemerdekaan harus dikuatkan dan terus di-remain.
Terutama ketika Hadratussyeikh KH Hasyim Asy’ari mengomandani kiai dan santri dan mengeluarkan fatwa 'Resolusi Jihad' pada 22 Oktober 1945.
Resolusi Jihad ini berisi kewajiban bagi setiap orang atau fardhu ain untuk berjihad mempertahankan Kemerdekaan Indonesia dengan melawan penjajah yang masih berada di Indonesia.
Oleh sebab itu, saat ini, Ketua PWNU Jatim KH Abdul Hakim Mahfudz atau yang akrab disapa Gus Kikin sedang mengumpulkan peran NU dalam sejarah perjuangan kemerdekaan sampai merdeka dan mengisinya.
"Hari santri adalah hari di mana NU menunjukkan diri sebagai kekuatan untuk menjaga kemerdekaan Indonesia. Juga hari untuk menyampaikan pada dunia bahwa peran NU untuk menjaga kemerdekaan Indonesia adalah dengan doa, riyadhoh, dan juga nyawa," ujarnya.
Karena banyak sekali syuhada yang menjadi korban dalam upaya menjaga kemerdekaan RI. Maka dari itulah yang kemudian menjadi titik pangkal penetapan Hari Santri Nasional pada tanggal 22 Oktober dan dirayakan setiap tahun.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024