Surabaya - Anggota Komisi D DPRD Jawa Timur, Irwan Setiawan, meminta agar semua sopir bus penumpang harus segera disertifikasi sebagai langkah antisipasi seringnya terjadi kecelakaan. "Langkah ini sebagai langkah pertanggungjawaban sopir agar lebih hati-hati membawa penumpang. Lagipula dengan sertifikasi, sopir bisa merasa diakui sehingga lebih waspada di jalan," ujarnya di Surabaya, Senin. Pihaknya mengaku prihatin dengan kembali terjadinya kecelakaan di jalur Jawa Timur. Sekitar pukul 02.30 WIB, Senin dini hari, Bus Mira yang membawa puluhan penumpang mengalami kecelakaan di Jalan Raya Ngawi-Magetan, Desa Tempuran, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi. Empat orang tewas dan belasan lainnya mengalami luka-luka. Polisi masih melakukan proses olah tempat kejadian perkara dan belum bisa memastikan identitas korban. Menurut Irwan, sertifikasi sangat diperlukan karena sopir bus merupakan salah satu faktor yang cukup dominan sebagai penyebab dalam sebuah kasus kecelakaan. Karena itulah saat ini pihaknya juga mendorong kepada Pemprov Jatim beserta Ditlantas Polda Jatim untuk segera mengambil sikap. Selanjutnya, Komisi D juga meminta kepada Pemprov Jatim terkait kondisi infrastruktur dan kondisi lingkungan jalan. Faktor kelaikan jalan terhadap angkutan juga harus mendapat perhatian khusus. "Meski mendominasi, penyebabnya kan tidak hanya karena sopir, tapi bisa jadi kondisi jalan maupun kelaikan angkutan. Pemerintah harus lebih memperhatikannya dengan bergerak nyata dan tidak sekedar himbauan semata. Selain itu manajemen bus harus lebih selektif," tutur legislator asal PKS itu. Di Jawa Timur, sejak Januari 2012 hingga pertengahan bulan ini, sudah empat kali terjadi kecelakaan yang melibatkan bus dengan membawa sejumlah korban jiwa. Dua kali terjadi pada Bus Sumber Kencono pada 1 Januari (enam korban jiwa) dan 9 Februari 2012 (dua korban jiwa). Berikutnya menimpa Bus Restu pada 6 Februari 2012 (tiga korban jiwa). Terakhir, Bus Mira bernomor polisi S-7186-US jurusan Surabaya-Yogyakarta yang dikemudikan oleh David Doda (40) menabrak pohon setelah diduga menghindari truk gandeng bermuatan pupuk bernomor polisi AG-8316-UA yang dikemudikan Hardjo (50) warga Surabaya, hendak membelok menyeberang jalan. "Saat itu, truk hendak masuk gudang pupuk. Pengemudi bus tidak siap dengan keberadaan truk langsung banting setir kanan dan menabrak pohon mahoni, kemudian banting setir lagi ke kiri dan berhenti usai menabrak material di tepi jalan," kata Kepala Unit Kecelakaan Satuan Lalu Lintas Polres Ngawi, Ipda Creato Sonitehe Gulo. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012