Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa dan Rektor Universitas Al Azhar Mesir, Prof Dr Salama Gomaa Daud bertemu di Surabaya untuk membahas potensi kerja sama di berbagai bidang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Ada banyak hal yang tadi kami bahas dengan Ibu Khofifah. Terkait kerja sama dan potensi-potensi apa yang bisa kita jalin antara Al Azhar dengan Jawa Timur dan Bu Khofifah," ujar Rektor Al Azhar Prof Dr Salama Gomaa Daud dalam keterangan diterima di Surabaya, Minggu.
Terutama, membahas soal beasiswa dan juga terkait pelatihan-pelatihan yang bisa dikerjasamakan.
Selain itu, pria yang juga Wakil Ketua Ikatan Alumni Al Azhar ini mengatakan kedua pihak sudah sepakat untuk melanjutkan kerja sama-kerja sama di berbagai bidang tersebut.
Sejak kepemimpinan Khofifah, setiap tahunnya Pemprov Jawa Timur mengirimkan 30 orang mahasiswa untuk bisa berkuliah jenjang sarjana di Universitas Al Azhar Kairo Mesir.
Mereka adalah para guru diniyah dan santri dari Jatim yang telah diseleksi ketat untuk mendapatkan beasiswa kuliah gratis ke Azhar dengan beasiswa dari Pemprov Jatim.
Memasuki tahun keempat, jumlah mahasiswa yang dikirim ke Al Azhar Kairo terus bertambah menjadi 33 orang. Mereka diberi fasilitas biaya pendidikan, biaya hidup, dan juga asrama di sana.
Hingga saat ini, Khofifah pun terus berupaya agar kuota atau jumlah mahasiswa yang bisa berkuliah di Azhar bisa terus bertambah. Dengan harapan bisa meningkatkan kualitas SDM di Jatim.
“Kalau soal kuota penerima beasiswa Al Azhar biasanya sudah ditentukan oleh pemerintah pusat untuk kemudian jumlah kuotanya dibagi masing-masing daerahnya. Tapi kami terbuka untuk siapa saja untuk bisa menimba ilmu di Al Azhar,” ujarnya.
Tak hanya itu, ia pun menyampaikan kesannya usai pertemuan dengan Khofifah malam ini. Menurutnya, Khofifah adalah sosok pemimpin perempuan luar biasa yang tidak perlu diragukan lagi kemampuannya.
"Beliau pemimpin luar biasa, tidak perlu diragukan lagi," ujarnya.
Sementara itu Khofifah Indar Parawansa menyebut pertemuan itu juga membahas terkait konsen Al Azhar dalam menyebarkan paham moderasi dan juga toleransi. Yang mana mereka ingin kerjasama penyebaran paham ini turut dikerjasamakan dengan Indonesia khususnya Jawa Timur.
"Kita tahu bersama Al Azhar dengan dikomandoi oleh Grand Syekh Al Azhar yaitu Syekh Thayeb sangat konsen dalam penyebaran moderasi, toleransi dan juga deradikalisasi. Untuk itu kali ini, beliau menyampaikan bahwa mereka ingin menjalin kerjasama untuk menyebarkan ajaran moderasi, deradikalisasi, dan antiterorisme pada anak-anak,” tutur Khofifah.
Bahkan, lanjut Khofifah, mereka membawa contohnya dalam bentuk majalah dan komik. Tentu ini menjadi metode yang menarik untuk masuk pada usia anak-anak.
Terkait hal ini, Al Azhar bahkan sudah bekerjasama dengan beberapa negara. Tidak hanya dengan lembaga pemerintah, tapi dengan lembaga non-pemerintahan. Untuk wilayah ASEAN mereka sudah bekerja sama dengan Malaysia.
“Gerakan ini sangat strategis bahkan jika dikoordinasi langsung melalui pemerintah pusat dengan sinergi bersama kementerian pemberdayaan perempuan. Agar lebih efektif karena mereka menangani terkait perempuan dan anak yang dimulainya sejak usia dini," kata wanita yang juga Ketum PP Muslimat NU ini.
Sejak kepemimpinan Khofifah, setiap tahunnya Pemprov Jawa Timur mengirimkan 30 orang mahasiswa untuk bisa berkuliah jenjang sarjana di Universitas Al Azhar Kairo Mesir.
Mereka adalah para guru diniyah dan santri dari Jatim yang telah diseleksi ketat untuk mendapatkan beasiswa kuliah gratis ke Azhar dengan beasiswa dari Pemprov Jatim.
Memasuki tahun keempat, jumlah mahasiswa yang dikirim ke Al Azhar Kairo terus bertambah menjadi 33 orang. Mereka diberi fasilitas biaya pendidikan, biaya hidup, dan juga asrama di sana.
Hingga saat ini, Khofifah pun terus berupaya agar kuota atau jumlah mahasiswa yang bisa berkuliah di Azhar bisa terus bertambah. Dengan harapan bisa meningkatkan kualitas SDM di Jatim.
“Kalau soal kuota penerima beasiswa Al Azhar biasanya sudah ditentukan oleh pemerintah pusat untuk kemudian jumlah kuotanya dibagi masing-masing daerahnya. Tapi kami terbuka untuk siapa saja untuk bisa menimba ilmu di Al Azhar,” ujarnya.
Tak hanya itu, ia pun menyampaikan kesannya usai pertemuan dengan Khofifah malam ini. Menurutnya, Khofifah adalah sosok pemimpin perempuan luar biasa yang tidak perlu diragukan lagi kemampuannya.
"Beliau pemimpin luar biasa, tidak perlu diragukan lagi," ujarnya.
Sementara itu Khofifah Indar Parawansa menyebut pertemuan itu juga membahas terkait konsen Al Azhar dalam menyebarkan paham moderasi dan juga toleransi. Yang mana mereka ingin kerjasama penyebaran paham ini turut dikerjasamakan dengan Indonesia khususnya Jawa Timur.
"Kita tahu bersama Al Azhar dengan dikomandoi oleh Grand Syekh Al Azhar yaitu Syekh Thayeb sangat konsen dalam penyebaran moderasi, toleransi dan juga deradikalisasi. Untuk itu kali ini, beliau menyampaikan bahwa mereka ingin menjalin kerjasama untuk menyebarkan ajaran moderasi, deradikalisasi, dan antiterorisme pada anak-anak,” tutur Khofifah.
Bahkan, lanjut Khofifah, mereka membawa contohnya dalam bentuk majalah dan komik. Tentu ini menjadi metode yang menarik untuk masuk pada usia anak-anak.
Terkait hal ini, Al Azhar bahkan sudah bekerjasama dengan beberapa negara. Tidak hanya dengan lembaga pemerintah, tapi dengan lembaga non-pemerintahan. Untuk wilayah ASEAN mereka sudah bekerja sama dengan Malaysia.
“Gerakan ini sangat strategis bahkan jika dikoordinasi langsung melalui pemerintah pusat dengan sinergi bersama kementerian pemberdayaan perempuan. Agar lebih efektif karena mereka menangani terkait perempuan dan anak yang dimulainya sejak usia dini," kata wanita yang juga Ketum PP Muslimat NU ini.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024