Bos perusahaan crypto exchange Indodax mengungkap penyebab layanan tak bisa diakses sejak 11 September lalu, setelah sebelumnya tim keamanannya telah menemukan ada indikasi akses ilegal dan insiden keamanan pada server Indodax yang menyebabkan kerugian hingga ratusan miliar rupiah.
Mereka menemukan bahwa telah terjadi peretasan oleh hacker yang berasal dari Democratic People's Republic of Korea (DPRK) alias Korea Utara.
“Berdasarkan analisis dari salah satu crypto security agency terkemuka dunia yang membantu kami saat ini, terindikasi bahwa serangan ini terafiliasi dengan DPRK (Korea Utara),” kata CEO Indodax Oscar Darmawan melalui keterangan resmi, Sabtu.
Baca juga: Bitcoin berpotensi lampaui ekspektasi di September 2024
Kelompok peretas yang terafiliasi dari DPRK, menurut Oscar, sebelumnya cukup banyak menyerang crypto exchange global lainnya. Mereka disebut menargetkan banyak crypto exchange dengan likuiditas besar dan bertaraf global.
Oscar menyebut pihaknya kini tengah bekerja sama dengan Cyber Mabes Bareskrim Polri untuk menangani insiden ini, mereka juga telah berkoordinasi dengan Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) dan OJK (Otoritas Jasa Keuangan).
“Kami menyadari bahwa ini adalah ancaman global yang serius, oleh karena itu kami telah berkoordinasi dengan Cyber Mabes Bareskrim Polri untuk menangani insiden ini dengan cepat dan efektif,” ujarnya.
Meski begitu, para member dan Investor Indodax masih harus bersabar untuk melihat nasib asetnya. Manajemen Indodax butuh beberapa hari untuk menutup celah peretasan sebelum dibuka kembali.
Indodax, perusahaan berbasis teknologi di bidang blockchain dan aset kripto yang memperjualbelikan Bitcoin dan mata uang kripto lainnya belum bisa diakses investor pada Sabtu pagi. Meski begitu, Indodax memastikan aset member tetap aman.
“Saldo aset kripto dan rupiah di akun Indodax tetap 100 persen aman. Kami telah mengambil langkah-langkah keamanan yang ketat untuk memastikan bahwa tidak ada dana member yang terpengaruh oleh serangan ini. Selain itu, seluruh proses pengecekan saldo dan aset telah diselesaikan, dan semuanya dalam kondisi aman,” imbuh Oscar.
Oscar mengatakan, total aset kripto yang dikelola oleh Indodax saat ini berjumlah lebih dari Rp11,5 triliun, di mana nilai aset kripto tersebut lebih besar dari pada jumlah 100 persen aset saldo member, sehingga saldo member dipastikan aman.
“Setelah maintenance dibuka, sistem Indodax akan kembali beroperasi normal. Saldo aset member, baik dalam bentuk rupiah maupun aset kripto, akan tetap sama persis seperti sebelumnya. Member akan dapat kembali melakukan trading, mendeposit maupun melakukan penarikan aset kripto seperti biasa. Indodax memohon maaf sebesar-besarnya atas insiden ini,” tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024