Dai milenial Gus Muhammad Iqdam Kholid dari Blitar membagikan lima resep rezeki barokah saat berbicara dalam Kajian Senja pada Festival Ekonomi Syariah Jawa (Fesyar Jawa) 2024 yang diadakan Bank Indonesia (BI) di Surabaya, Jumat petang.
"Festival Ekonomi Syariah Jawa 2024 ini menarik, karena tidak hanya festival ekonomi, tapi juga ada kajian agama bersama orang Blitar yang ganteng," kata putra kiai dari Pesantren Mamba'ul Hikam II, Desa Karanggayam, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jatim itu di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya.
Dalam Kajian Senja bersama Hadrah Majlis Taklim Sabilu Taubah di Halaman Barat MAS yang merupakan kerja sama BI dan Masjid Al Akbar Surabaya itu, Gus Iqdam mengapresiasi Fesyar yang diisi kajian agama, sehingga usaha/ekonomi akan selalu mendapat berkah.
"Kalau rezeki itu barokah pasti akan bertambah dan mudah mendapatkannya," katanya.
Mengutip kitab "Tanbihul Ghafilin" karya ulama besar dari abad ke-4 Hijriah, Abu Laits As-Samarqandi, pendakwah muda yang dikenal dengan istilah "dekengan pusat" itu membeberkan lima resep rezeki yang barokah.
Lima resep rezeki barokah itu adalah jangan mudah mengakhirkan fardlu (kewajiban dari Allah, seperti shalat, zakat, puasa), termasuk mengurangi kuantitas kewajiban ibadah itu, misalnya shalat sering jamak atau qosor, atau sedekah dengan jumlah sesedikit mungkin.
"Kedua, jangan menyakiti makhluk Allah, misalnya menghasut teman yang bernasib lebih baik dengan berbagai bentuk fitnah, karena itu jangan fokus pada orang lain tapi fokus pada profesi/pekerjaan sendiri," kata alumni Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri, Jatim itu.
Ketiga, pekerjaan itu jangan diniati untuk kaya atau menumpuk harta, namun bekerja dengan niat untuk menyelamatkan diri dan keluarga dari perilaku yang haram, misalnya korupsi, sehingga mampu menjaga diri dan keluarga dari api neraka.
"Keempat, bekerja itu jangan memforsir atau berlebihan hingga lupa dengan keluarga, ibadah kepada Allah, atau lupa dengan gizi/kesehatan. Terakhir atau kelima, kerja yang barokah itu tidak menganggap keberhasilan sebagai hasil kerja sendiri, tapi bersyukur," katanya.
Dalam sesi dialog dengan jamaah, pendiri Majelis Ta’lim Sabilu Taubah itu sempat ditanya seorang jamaah perempuan asal Tenggumung, Surabaya Utara untuk diberi amaliah mendapatkan rezeki yang barokah. "Setiap selesai shalat fardlu, baca saja Sholawat Nariyah 11 kali," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Festival Ekonomi Syariah Jawa 2024 ini menarik, karena tidak hanya festival ekonomi, tapi juga ada kajian agama bersama orang Blitar yang ganteng," kata putra kiai dari Pesantren Mamba'ul Hikam II, Desa Karanggayam, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar, Jatim itu di Masjid Nasional Al Akbar Surabaya.
Dalam Kajian Senja bersama Hadrah Majlis Taklim Sabilu Taubah di Halaman Barat MAS yang merupakan kerja sama BI dan Masjid Al Akbar Surabaya itu, Gus Iqdam mengapresiasi Fesyar yang diisi kajian agama, sehingga usaha/ekonomi akan selalu mendapat berkah.
"Kalau rezeki itu barokah pasti akan bertambah dan mudah mendapatkannya," katanya.
Mengutip kitab "Tanbihul Ghafilin" karya ulama besar dari abad ke-4 Hijriah, Abu Laits As-Samarqandi, pendakwah muda yang dikenal dengan istilah "dekengan pusat" itu membeberkan lima resep rezeki yang barokah.
Lima resep rezeki barokah itu adalah jangan mudah mengakhirkan fardlu (kewajiban dari Allah, seperti shalat, zakat, puasa), termasuk mengurangi kuantitas kewajiban ibadah itu, misalnya shalat sering jamak atau qosor, atau sedekah dengan jumlah sesedikit mungkin.
"Kedua, jangan menyakiti makhluk Allah, misalnya menghasut teman yang bernasib lebih baik dengan berbagai bentuk fitnah, karena itu jangan fokus pada orang lain tapi fokus pada profesi/pekerjaan sendiri," kata alumni Pesantren Al-Falah Ploso, Kediri, Jatim itu.
Ketiga, pekerjaan itu jangan diniati untuk kaya atau menumpuk harta, namun bekerja dengan niat untuk menyelamatkan diri dan keluarga dari perilaku yang haram, misalnya korupsi, sehingga mampu menjaga diri dan keluarga dari api neraka.
"Keempat, bekerja itu jangan memforsir atau berlebihan hingga lupa dengan keluarga, ibadah kepada Allah, atau lupa dengan gizi/kesehatan. Terakhir atau kelima, kerja yang barokah itu tidak menganggap keberhasilan sebagai hasil kerja sendiri, tapi bersyukur," katanya.
Dalam sesi dialog dengan jamaah, pendiri Majelis Ta’lim Sabilu Taubah itu sempat ditanya seorang jamaah perempuan asal Tenggumung, Surabaya Utara untuk diberi amaliah mendapatkan rezeki yang barokah. "Setiap selesai shalat fardlu, baca saja Sholawat Nariyah 11 kali," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024