Trenggalek - Anggota DPRD Trenggalek berencana mengadakan jajak pendapat ke sejumlah pelajar di wilayah setempat untuk mengetahui keluhan mengenai uji coba perubahan jalur MPU yang telah dilakukan dinas perhubungan selama beberapa pekan terakhir. "Kami akan membuat semacam kuisioner kepada pelajar terutama yang sekolahnya dilewati MPU, karena informasi yang kami peroleh, yang banyak menjadi korban atas kebijakan perubahan jalur ini adalah adalah para pelajar," kata Wakil Ketua DPRD Trenggalek, Samsul Anam, Jumat. Jajak itu diharapkan mampu memberikan gambaran secara nyata tentang apa terjadi dilapangan, hal itu untuk memastikan pendapat sejumlah kalangan yang mengklaim mewakili aspirasi pengguna angkutan umum. Selain melakukan jajak pendapat melauli kuisioner, pihaknya juga akan terjun langsung kesejumlah komponen masyarakat yang dimungkinkan terkena dampak langsung dan tidak langsung adanya kebijakan baru itu. "Sehingga rumusannya nanti dilapangan seperti apa akan coba kami gali, kalau memang masyarakat menghendaki agar jalur sesuai uji coba pertama lebih banyak maka rekomendasi yang akan diserahkan ke bupati juga mengacu pada hasil tersebut," katanya. Ia memastikan, apa yang menjadi rekomendasi dewan tidak akan memihak satu kelompok masyarakat tertentu saja, namun mencakup seluruh elemen yang terkenda dampak perubahan jalur angkutan umum tersebut. Namun demikian Samsul Anam menngakui dari beberapa kali rapat, sejumlah anggota DPR Trenggalek masih belum memiliki pendapat yang sama megnai 'opsi' atau pilihan mana yang akan menjadi rekomendasi. "Memang benar sampai saat ini pendapatnya belum bisa mengerucut, ada yang setuju uji coba jalur pertama, ada yang ke dua dan ada juga yang setuju dengan uji coba ketiga, tentu disertai dengan berbagai alasan," tuturnya. Lebih lanjut sekretaris DPC PKB Trenggalek ini mengungkapkan, rencana perubahan jalur MPU tersebut memiliki potensi konflik yang lumayan besar, terbukti dari uji coba pertama hingga yang ketiga terus menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan. Bahkan pada uji coba pertama dan kedua, lanjut dia, sempat terjadi demonstrasi berkali-kali. Hal inilah yang menurutnya harus diantisipasi secepat mungkin agar tidak menjadi polemik yang semakin besar yang justru akan mengganggu roda perekonomian di wilayah Trenggalek. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Trenggalek, Ulang Setyadi mengatakan, dari evaluasi sementara, uji coba ketiga tidak mendapatkan tanggapan positif dari awak angkutan umum, sebagian besar MPU jurusan Pule, Dongko dan Panggul memaksa keluar jalur yang telah ditetapkan. "Mereka (awak MPU) sudah tidak bisa dikendalikan dan terkesan brutal, kalau hanya satu atau dua masih bisa diatasi, tapi biasanya mereka bergerombol sampai lima mobil secara bersamaan masuk (mererobos penjagaan anggota dishub) ini yang berbahaya," ungkapnya. Untuk itu anggota dinas perhubungan lebih memilih untuk menghindar agar tidak terjadi benturan fisik dan merugikan para penumpang angkutan umum. Lebih lanjut ulang menambahkan, kini pihknya masih menunggu instruksi dari bupati menganai permasalahan tersebut. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012