Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mengungkapkan tiga desa wisata terbaik program Kampanye Sadar Wisata 5.0 2024 memiliki keunggulan yang meliputi aspek keberlanjutan lingkungan hingga ketangguhan.
Salah satu desa wisata yakni Desa Wisata Sanankerto, Kabupaten Malang, Jawa Timur dinilai Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno memiliki kelebihan dari sisi keberlanjutan.
“Yang pertama Sanankerto itu aspek keberlanjutannya (kelebihan). Karena itu memiliki bun pring (kebun bambu) yang menjadi daya tarik utama,” ujar Sandiaga di Jakarta, Selasa.
Sementara itu, Desa Wisata Ranupani, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, memiliki aspek yang berkaitan dengan ketangguhan.
Pasalnya, desa wisata yang berada di lereng Gunung Semeru ini kerap terkena bencana, namun mampu bertahan dalam mengembangkan dan mengelola pariwisata.
Terakhir, yakni Desa Wisata Jagalan, Kabupaten Bantul, DIY memiliki keunggulan produk-produk ekonomi kreatif yang dapat diunggulkan.
Produk ekraf tersebut meliputi batik, kerajinan perak dan tembaga wayang, jamu tradisional hingga beragam kuliner.
Kehadiran Kemenparekraf lewat program KSW 5.0, menurut Sandiaga, telah mampu meningkatkan peningkatan kemampuan para pengelola dan ekosistem desa wisata.
Dampak lain yakni adanya peningkatan kunjungan karena adanya dukungan promosi serta dampak peningkatan ekonomi lewat penjualan produk ekraf maupun produk wisata.
Ia mengatakan peningkatan kunjungan wisata ke desa wisata tercatat mengalami peningkatan sebesar 30 persen pada masa pandemi, sementara tahun ini terjadi peningkatan kunjungan sebesar 20 persen.
“Dan setelah pandemi ini terus meningkat sepanjang tahun sekitar 20 persen,” katanya.
Peningkatan kunjungan menurutnya juga dirasakan Desa Wisata Penglipuran, Bali, usai mendapatkan sentuhan program dari Kemenparekraf.
“Sebelum tersentuh oleh kegiatan kita, kunjungannya sekitar 700-800, sekarang mencapai 2.500-3.000 (per hari). Tapi. menariknya kalau dibuka terus bisa mencapai 9.000 (per hari),” katanya.
Namun demikian, diakuinya Desa Wisata Penglipuran senantiasa mengedepankan aspek keberlanjutan, sehingga beban atau kunjungan yang melebihi kapasitas akan sangat diperhatikan pengelola.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Salah satu desa wisata yakni Desa Wisata Sanankerto, Kabupaten Malang, Jawa Timur dinilai Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno memiliki kelebihan dari sisi keberlanjutan.
“Yang pertama Sanankerto itu aspek keberlanjutannya (kelebihan). Karena itu memiliki bun pring (kebun bambu) yang menjadi daya tarik utama,” ujar Sandiaga di Jakarta, Selasa.
Sementara itu, Desa Wisata Ranupani, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, memiliki aspek yang berkaitan dengan ketangguhan.
Pasalnya, desa wisata yang berada di lereng Gunung Semeru ini kerap terkena bencana, namun mampu bertahan dalam mengembangkan dan mengelola pariwisata.
Terakhir, yakni Desa Wisata Jagalan, Kabupaten Bantul, DIY memiliki keunggulan produk-produk ekonomi kreatif yang dapat diunggulkan.
Produk ekraf tersebut meliputi batik, kerajinan perak dan tembaga wayang, jamu tradisional hingga beragam kuliner.
Kehadiran Kemenparekraf lewat program KSW 5.0, menurut Sandiaga, telah mampu meningkatkan peningkatan kemampuan para pengelola dan ekosistem desa wisata.
Dampak lain yakni adanya peningkatan kunjungan karena adanya dukungan promosi serta dampak peningkatan ekonomi lewat penjualan produk ekraf maupun produk wisata.
Ia mengatakan peningkatan kunjungan wisata ke desa wisata tercatat mengalami peningkatan sebesar 30 persen pada masa pandemi, sementara tahun ini terjadi peningkatan kunjungan sebesar 20 persen.
“Dan setelah pandemi ini terus meningkat sepanjang tahun sekitar 20 persen,” katanya.
Peningkatan kunjungan menurutnya juga dirasakan Desa Wisata Penglipuran, Bali, usai mendapatkan sentuhan program dari Kemenparekraf.
“Sebelum tersentuh oleh kegiatan kita, kunjungannya sekitar 700-800, sekarang mencapai 2.500-3.000 (per hari). Tapi. menariknya kalau dibuka terus bisa mencapai 9.000 (per hari),” katanya.
Namun demikian, diakuinya Desa Wisata Penglipuran senantiasa mengedepankan aspek keberlanjutan, sehingga beban atau kunjungan yang melebihi kapasitas akan sangat diperhatikan pengelola.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024