Kepala Bidang Ijtimayah Badan Pelaksana Pengelola (BPP) Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS) KHM Achsanul Haq meminta 75 dai muda yang menjadi peserta Pelatihan Dai Muda Digital angkatan ke-10 untuk bersabar dalam berdakwah di era digital.
"Dakwah itu ada hubungannya dengan hidayah, jadi dakwah itu belum tentu berhasil bila tidak bersamaan dengan datangnya hidayah. Nabi Muhammad sendiri mengalami saat mendakwahi pamannya," katanya saat membuka pelatihan yang diadakan Remaja Masjid dan GenZI MAS di Surabaya, Sabtu.
Oleh sebab itu, ia menyarankan dai muda untuk meneladani Nabi Nuh dalam berdakwah yang ekstra sabar dan tidak mudah berputus asa, meski hanya mampu mengajak 80 orang untuk menjadi baik setelah berdakwah selama 950 tahun.
"Dakwah itu kewajiban, baik dakwah kepada keluarga, lingkungan terdekat, atau dakwah kepada orang lain. Dakwah itu ajakan untuk melakukan kebaikan, melakukan hal positif, tetapi memang tidak mudah, karena dalam diri manusia ada nafsu yang condong maksiat," katanya.
Jadi, kunci dakwah adalah kesabaran, apalagi dakwah di era digital yang sering hoaks, bohong, gosip, dan tidak baik, tapi lebih dipercaya, karena sesuai dengan nafsu.
"Kesabaran itulah kuncinya, baik dakwah di era masa lalu maupun era digital," katanya.
Sementara itu, seorang peserta dari Simo, Surabaya Barat, Iis Maulidiyah mengucapkan terima kasih atas pelatihan yang diadakan Remaja Masjid dan GenZI Masjid Al-Akbar, karena materinya cukup baik dan panitia juga cukup membimbing peserta dengan baik.
"Di era digital ini memang saatnya Generasi Z Islami (GenZI) untuk berperan dalam berdakwah, baik peran dalam dakwah yang public speaking (pidato/MC), maupun peran dalam dakwah di sosmed/medsos (media sosial). Ini pelatihan yang sangat bermanfaat," kata mahasiswa Unsuri Surabaya itu.
Dalam kesempatan itu, Pembina GenZI MAS HM Ghofirin menjelaskan pelatihan dai muda digital angkatan ke-10 kali ini diikuti 75 peserta yang diseleksi dari 120 pendaftar lebih dengan mayoritas mahasiswa, namun ada juga perwakilan pesantren dan masjid. Ada empat materi yakni konten kreatif dakwah, editing video, tips/perencanaan materi dakwah, dan rahasia konten viral.
"Belajar menjadi dai dalam pelatihan ini tidak hanya dengan empat materi, tapi ada juga khotmil Qur'an, Sholat Tahajud, dan menghadiri Majelis Subuh GenZI (MSG). Peserta pelatihan yang the best akan bisa ditampilkan dalam MSG, terutama saat Ngabuburit Ramadhan," katanya, didampingi Ketua Remaja Masjid dan GenZI MAS, M Maula Azka.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Dakwah itu ada hubungannya dengan hidayah, jadi dakwah itu belum tentu berhasil bila tidak bersamaan dengan datangnya hidayah. Nabi Muhammad sendiri mengalami saat mendakwahi pamannya," katanya saat membuka pelatihan yang diadakan Remaja Masjid dan GenZI MAS di Surabaya, Sabtu.
Oleh sebab itu, ia menyarankan dai muda untuk meneladani Nabi Nuh dalam berdakwah yang ekstra sabar dan tidak mudah berputus asa, meski hanya mampu mengajak 80 orang untuk menjadi baik setelah berdakwah selama 950 tahun.
"Dakwah itu kewajiban, baik dakwah kepada keluarga, lingkungan terdekat, atau dakwah kepada orang lain. Dakwah itu ajakan untuk melakukan kebaikan, melakukan hal positif, tetapi memang tidak mudah, karena dalam diri manusia ada nafsu yang condong maksiat," katanya.
Jadi, kunci dakwah adalah kesabaran, apalagi dakwah di era digital yang sering hoaks, bohong, gosip, dan tidak baik, tapi lebih dipercaya, karena sesuai dengan nafsu.
"Kesabaran itulah kuncinya, baik dakwah di era masa lalu maupun era digital," katanya.
Sementara itu, seorang peserta dari Simo, Surabaya Barat, Iis Maulidiyah mengucapkan terima kasih atas pelatihan yang diadakan Remaja Masjid dan GenZI Masjid Al-Akbar, karena materinya cukup baik dan panitia juga cukup membimbing peserta dengan baik.
"Di era digital ini memang saatnya Generasi Z Islami (GenZI) untuk berperan dalam berdakwah, baik peran dalam dakwah yang public speaking (pidato/MC), maupun peran dalam dakwah di sosmed/medsos (media sosial). Ini pelatihan yang sangat bermanfaat," kata mahasiswa Unsuri Surabaya itu.
Dalam kesempatan itu, Pembina GenZI MAS HM Ghofirin menjelaskan pelatihan dai muda digital angkatan ke-10 kali ini diikuti 75 peserta yang diseleksi dari 120 pendaftar lebih dengan mayoritas mahasiswa, namun ada juga perwakilan pesantren dan masjid. Ada empat materi yakni konten kreatif dakwah, editing video, tips/perencanaan materi dakwah, dan rahasia konten viral.
"Belajar menjadi dai dalam pelatihan ini tidak hanya dengan empat materi, tapi ada juga khotmil Qur'an, Sholat Tahajud, dan menghadiri Majelis Subuh GenZI (MSG). Peserta pelatihan yang the best akan bisa ditampilkan dalam MSG, terutama saat Ngabuburit Ramadhan," katanya, didampingi Ketua Remaja Masjid dan GenZI MAS, M Maula Azka.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024