Kelurahan Winongo, Kota Madiun, Jawa Timur, ditetapkan sebagai daerah proyek percontohan pelaksanaan program lanjutan Desa Sensor Mandiri yang digagas oleh Lembaga Sensor Film (LSF) RI.

Sekretaris Daerah Kota Madiun Soeko Dwi Handiarto di Madiun, Kamis mengatakan sebelumnya Kelurahan Winongo telah ditunjuk menjadi daerah proyek percontohan pelaksanaan program Desa Sensor Mandiri pada tahun 2022 di Kota Madiun.

"Untuk memperluas pemahaman dan penerapan sistem lanjutan sensor mandiri di tingkat desa tersebut, maka digelar kegiatan bertajuk Training of Trainers dengan tema Budayakan Sensor Mandiri untuk Literasi Tontonan yang Lebih Baik," ujar Soeko di sela kegiatan yang digelar di salah satu hotel di Madiun.

Menurutnya, program tersebut bertujuan untuk memberdayakan warga melalui pengetahuan tentang klasifikasi umur dan teknik pembuatan konten yang baik.

"Dengan memahami klasifikasi umur, masyarakat dapat memilih film yang tepat untuk berbagai usia. Selain itu, keterampilan dalam pembuatan konten membantu memastikan bahwa informasi yang disebarluaskan sesuai dengan etika dan kualitas yang diinginkan. Harapannya dapat lebih mendorong produksi konten yang sesuai dengan kebutuhan dan nilai-nilai lokal," kata dia.

Sekretaris Komisi III LSF RI Mukayat Al Amin mengungkapkan bahwa program Desa Sensor Mandiri digagas untuk membangun kesadaran kolektif masyarakat agar secara mandiri dapat memilah dan memilih tontonan sesuai dengan penggolongan usia.

Pengetahuan itu penting untuk membantu masyarakat dalam menciptakan dan memilih konten yang sesuai dengan standar dan nilai lokal.

"Dengan pemahaman yang baik mengenai klasifikasi umur dan pembuatan konten, diharapkan masyarakat dapat lebih bijaksana dalam memilih dan membuat tontonan yang berkualitas," katanya.

Sebelumnya, Kota Madiun dipilih menjadi daerah percontohan program Desa Sensor Madiun karena kemajuan digitalisasi di Kota Madiun dalam bidang komunikasi dan informasi, apalagi Kota Madiun memiliki program WiFi gratis lebih dari 3.000 titik.

Kondisi tersebut sangat memungkinkan masyarakatnya bisa menonton apapun menggunakan jaringan internet dengan sangat mudah. Karenanya, kemudahan tersebut perlu diberi pembekalan, sebab dikhawatirkan dapat berdampak negatif.

Dengan gerakan budaya sensor mandiri itu diharapkan dapat menekan dampak negatif dari tontonan atau informasi hoaks di masyarakat. Serta mengajak masyarakat menyebarkan informasi baik sekaligus memberikan literasi kepada khalayak agar mampu memilah dan memilih tontonan sesuai klasifikasi usia.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Astrid Faidlatul Habibah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024