Sedikitnya 285 mahasiswa baru pascasarjana Universitas Brawijaya (UB) adalah anak-anak muda fresh graduate dan mengikuti perkuliahan dengan jalur fast track.
"Sebagian besar adalah anak-anak muda, fresh graduate yang masuk fast track. Jumlahnya cukup banyak, harapannya bisa kita eksplorasi. Dengan masih muda sudah S2, apalagi fast track,” kata Rektor UB, Prof Widodo di sela Orientasi Pendidikan dan Kemahasiswaan (Ordik) di Gedung Samantha Krida Kampus UB di Malang, Jawa Timur, Rabu.
Rektor berharap dengan banyaknya mahasiswa pascasarjana yang memanfaatkan fast track bisa mempercepat ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas di Indonesia.
Ia mengatakan mahasiswa pascasarjana dari generasi muda ini akan diarahkan menjadi tenaga pendidik atau entrepreneur. Meski demikian, entrepreneur itu sebuah karakter.
“Harapannya ketika nanti dia lulus dan bekerja sebagai apapun, jiwa entrepreneur ini menjadi hal penting, karena dengan jiwa entrepreneur bisa melakukan banyak inovasi,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rektor I UB, Prof Imam Santoso menambahkan mahasiswa baru pascasarjana dari program fast track cukup banyak, yakni 285 orang.
“Fast track adalah mahasiswa yang sedang S1, sekarang semester 7. Mereka sedang menyelesaikan skripsi, sekaligus kuliah S2. Sehingga, 1 tahun selesai S1, kemudian 1 tahun lagi selesai S2-nya. Ini 285 mahasiswa, ini yang tadi salah satu program percepatan program magister,” katanya.
Kemudian, ada yang Program Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU), yakni mahasiswa dari sarjana, lanjut magister dan ke doktoral.
“Jadi, lulus sarjana, kemudian menyelesaikan master langsung doktoral, jumlahnya cukup banyak. Kalau dilihat per fakultas, paling banyak fakultas ekonomi dan bisnis, yakni sebanyak 256. Dari program doktornya 58, magisternya 158," katanya.
Kemudian, terbanyak kedua, Fakultas Hukum, dimana jumlah doktornya 19 mahasiswa, magisternya 137 mahasiswa, sehingga total 156.
“Jumlah fast track ini meningkat. Artinya, mahasiswa kita sudah berpikir bahwa ke depan pendidikan pascasarjana menjadi penting,” imbuhnya.
Program pascasarjana ini juga ada mahasiswa internasional. UB memberikan beasiswa kepada mahasiswa asing secara kompetitif dengan dua pembiayaan, yakni dari UB dan dari fakultas.
Prof Imam mengemukakan dari universitas ada 18 mahasiswa dan dari fakultas cukup banyak bisa 30 sampai 40 orang.
Untuk mahasiswa pascasarjana baru UB ada 22 negara yang daftar, mayoritas berasal dari negara Timur Tengah, Timor Leste, Afganistan.
Sementara tu, Direktur Pascasarjana UB, Prof Moh Khusnaini menambahkan dilihat dari trennya, mahasiswa pascasarjana kini banyak yang fresh graduate atau alumni yang baru lulus S1.
“Kami juga mempunyai tanggung jawab untuk ikut mencerdaskan teman-teman yang ada di instansi non-pendidikan, sehingga kita membuka kelas-kelas kolaboratif, baik dengan instansi pemerintah maupun dengan perusahaan-perusahaan swasta untuk melanjutkan S2 maupun S3 di UB,” ujarnya.
Pada tahun akademik 2024/2025 Program Pascasarjana UB membuka Program Studi (Prodi) Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan.
"Harapannya, para pemimpin ke depan, dalam mengambil kebijakan itu berbasis data, bukan insting atau pengalaman semata," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Sebagian besar adalah anak-anak muda, fresh graduate yang masuk fast track. Jumlahnya cukup banyak, harapannya bisa kita eksplorasi. Dengan masih muda sudah S2, apalagi fast track,” kata Rektor UB, Prof Widodo di sela Orientasi Pendidikan dan Kemahasiswaan (Ordik) di Gedung Samantha Krida Kampus UB di Malang, Jawa Timur, Rabu.
Rektor berharap dengan banyaknya mahasiswa pascasarjana yang memanfaatkan fast track bisa mempercepat ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas di Indonesia.
Ia mengatakan mahasiswa pascasarjana dari generasi muda ini akan diarahkan menjadi tenaga pendidik atau entrepreneur. Meski demikian, entrepreneur itu sebuah karakter.
“Harapannya ketika nanti dia lulus dan bekerja sebagai apapun, jiwa entrepreneur ini menjadi hal penting, karena dengan jiwa entrepreneur bisa melakukan banyak inovasi,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Rektor I UB, Prof Imam Santoso menambahkan mahasiswa baru pascasarjana dari program fast track cukup banyak, yakni 285 orang.
“Fast track adalah mahasiswa yang sedang S1, sekarang semester 7. Mereka sedang menyelesaikan skripsi, sekaligus kuliah S2. Sehingga, 1 tahun selesai S1, kemudian 1 tahun lagi selesai S2-nya. Ini 285 mahasiswa, ini yang tadi salah satu program percepatan program magister,” katanya.
Kemudian, ada yang Program Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU), yakni mahasiswa dari sarjana, lanjut magister dan ke doktoral.
“Jadi, lulus sarjana, kemudian menyelesaikan master langsung doktoral, jumlahnya cukup banyak. Kalau dilihat per fakultas, paling banyak fakultas ekonomi dan bisnis, yakni sebanyak 256. Dari program doktornya 58, magisternya 158," katanya.
Kemudian, terbanyak kedua, Fakultas Hukum, dimana jumlah doktornya 19 mahasiswa, magisternya 137 mahasiswa, sehingga total 156.
“Jumlah fast track ini meningkat. Artinya, mahasiswa kita sudah berpikir bahwa ke depan pendidikan pascasarjana menjadi penting,” imbuhnya.
Program pascasarjana ini juga ada mahasiswa internasional. UB memberikan beasiswa kepada mahasiswa asing secara kompetitif dengan dua pembiayaan, yakni dari UB dan dari fakultas.
Prof Imam mengemukakan dari universitas ada 18 mahasiswa dan dari fakultas cukup banyak bisa 30 sampai 40 orang.
Untuk mahasiswa pascasarjana baru UB ada 22 negara yang daftar, mayoritas berasal dari negara Timur Tengah, Timor Leste, Afganistan.
Sementara tu, Direktur Pascasarjana UB, Prof Moh Khusnaini menambahkan dilihat dari trennya, mahasiswa pascasarjana kini banyak yang fresh graduate atau alumni yang baru lulus S1.
“Kami juga mempunyai tanggung jawab untuk ikut mencerdaskan teman-teman yang ada di instansi non-pendidikan, sehingga kita membuka kelas-kelas kolaboratif, baik dengan instansi pemerintah maupun dengan perusahaan-perusahaan swasta untuk melanjutkan S2 maupun S3 di UB,” ujarnya.
Pada tahun akademik 2024/2025 Program Pascasarjana UB membuka Program Studi (Prodi) Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan.
"Harapannya, para pemimpin ke depan, dalam mengambil kebijakan itu berbasis data, bukan insting atau pengalaman semata," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024