Blitar - Produsen benih sayuran hibrida PT East West Seed Indonesia (Ewindo) berhasil mengembangkan teknik baru budidaya tanaman melon sehingga produksinya meningkat 300 persen dibanding menggunakan teknik konvensional.
"Salah satu proyek penelitian sekaligus ujicoba kami yang sudah berjalan sukses berada di Desa Gleduk, Kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar (Jawa Timur). Selain buahnya lebih besar, satu batang tanaman melon bisa menghasilkan buah tiga hingga tujuh kali lipat lebih banyak," kata Corporate Communication Manager PT Ewindo, Retha A Dotulong, Minggu.
Retha menjelaskan, selain mengujicoba teknik baru menanam melon dengan kwalitas unggul di Kabupaten Blitar, pihaknya juga melakukan pengembangan benih sejenis di Kabupaten Tulungagung dan Trenggalek.
Teknik baru budidaya melon yang diperkenalkan Ewindo berupa teknik budidaya yang menggabungkan teknik budidaya melon dan semangka.
Melon biasanya ditanam hanya menggunakan lanjaran atau secara vertikal, sedangkan semangka tumbuh menjalar atau secara horizontal. "Teknik baru yang diperkenalkan Ewindo menggabungkan teknik penanaman vertikal dan horizontal," jelasnya.
Proyek pengembangan benih unggul itu sendiri tidak dilakukan sendirian oleh pihak Ewindo.
Produsen benih hortikultura yang selama ini "concern" memproduksi, mengembangkan dan memasarkan benih sayuran tropis hibrida tersebut juga melibatkan petani lokal selaku pihak penyedia lahan sekaligus pelaksana proyek.
Hasilnya, sejumlah petani Desa Gleduk yang mendapat kesempatan mengembangkan benih melon hibrida tersebut berhasil menggelar panen raya dengan hasil melimpah.
"Volume produksi melon yang kami hasilkan dengan menggunakan benih unggulan dari PT Ewindo ini ternyata jauh lebih banyak dibanding saat memakai benih biasanya. Buahnya juga besar-besar," kata Priyono, salah seorang petani Desa Gleduk.
Menurut Retha, selain bertujuan untuk mendorong produktivitas petani melon, pengenalan teknik baru tersebut juga didasari keprihatinan atas berkurangnya jumlah petani melon yang disebabkan tingginya risiko bertanam, yakni penyakit layu dan kresek yang menyebabkan menurunnya kwalitas buah tropis ini.
Dengan teknik baru yang diperkenalkan PT Ewindo kepada sejumlah petani Desa Gleduk di Kabupaten Blitar tersebut, diharapkan risiko risiko kerusakan tanaman bisa ditekan seminimal mungkin sekaligus menghasilkan buah melon lebih banyak.
“Ewindo terpanggil untuk ikut mendorong produktivitas petani, baik melalui penyediaan benih unggul maupun melalui pendampingan dan pelatihan teknik bercocok tanam bagi petani. Saat ini, kami memperkenalkan teknik baru budidaya melon yang menggabungkan teknik budidaya melon dan semangka," tandasnya.
Senada dengan Retha, Assistant Area Sales Manager PT Ewindo untuk wilayah Jawa Timur bagian Barat, Ahmat Sujianto menjelaskan, teknik budidaya melon yang mereka perkenalkan bisa diterapkan di semua daerah tropis di Indonesia yang memiliki dua musim.
"Pada musim kemarau, tanaman melon yang kami kembangkan bisa menghasilkan hingga tujuh buah per tanaman, sementara apabila menggunakan teknik budidaya konvensional paling hanya menghasilkan satu buah per tanaman," kata Sujianto membandingkan.
Ia menambahkan, tingginya produktivitas benih melon hibrida juga terlihat saat musim hujan. Sebab, meski curah hujan tinggi, satu batang tanaman melon masih bisa menghasilkan lebih dari tiga buah.
"Dengan kata lain, teknik ini berhasil diterapkan di musim hujan. Padahal, jamak diketahui bahwa tanaman melon lebih berhasil apabila dikembangkan pada musim kemarau saja," imbuhnya.
Ahmad Sujianto mengatakan, kemungkinan teknik budi daya melon tersebut segera akan dikembangkan ke seluruh wilayah Jawa Timur yang memiliki potensi pengembangan melon hingga ribuan hektare.
"Pengenalan teknik baru budidaya melon ini merupakan sumbangsih kami dalam memacu pertumbuhan dan kemajuan bidang agroindustri khususnya budidaya hortikultura di Indonesia. Kami berharap dengan pengenalan teknik budidaya melon ini, petani Melon di Jawa Timur, khususnya Blitar, makin meningkat produktivitasnya dan akhirnya mampu mendorong peningkatan kesejahteraan mereka," pungkas Retha. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012