Pemerintah Kabupaten Lamongan kembali menggelar Festival Gandrung Rajungan di tahun 2024, tujuannya untuk mengangkat potensi kuliner tradisional di wiliayah setempat.
"Kami dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lamongan telah menentukan kalender event. Festival Gandrung Rajungan 2024 akan kami gelar pada 27 Agustus 2024," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Siti Rubikah, di Lamongan, Selasa.
Siti mengatakan, festival ini akan mengungkit potensi ekonomi unggulan daerah Lamongan di sektor kemaritiman, dan tahun ini merupakan kali kedua digelar.
"Setelah mengaca tahun lalu yang sukses dan respon masyarakat yang tinggi, hingga menjadi daya tarik wisatawan, maka kami gelar kembali," katanya.
Pada Tahun 2023, kata dia, festival ini tidak hanya mendorong ekonomi, tapi juga pariwisata dan kebudayaan.
"Lamongan memiliki potensi besar penghasil rajungan, dan di sektor kemaritiman, rajungan telah ditetapkan sebagai bahan baku utama dalam kegiatan ekspor oleh berbagai perusahaan dan investor," katanya.
Sementara itu di pesisir Pantura, khususnya di Kabupaten Lamongan tercatat ada 6 perusahaan yang telah memanfaatkan rajungan sebagai komoditas Utama, seperti PT Bumi Menara Internusa (BMI) di Kecamatan Deket dan PT Sumber Kemenangan Sejahtera Abadi (SKSA) di Kecamatan Mantup.
Berdasarkan data dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan, potensi tangkapan rajungan mencapai 1.700 ton per tahun, dengan harga saat ini mencapai 100.000 rupiah per kilogram.
Sebagian besar rajungan hasil tangkapan 90 persennya diekspor dalam bentuk daging ke Amerika Serikat, Eropa dan Prancis.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Kami dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lamongan telah menentukan kalender event. Festival Gandrung Rajungan 2024 akan kami gelar pada 27 Agustus 2024," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Siti Rubikah, di Lamongan, Selasa.
Siti mengatakan, festival ini akan mengungkit potensi ekonomi unggulan daerah Lamongan di sektor kemaritiman, dan tahun ini merupakan kali kedua digelar.
"Setelah mengaca tahun lalu yang sukses dan respon masyarakat yang tinggi, hingga menjadi daya tarik wisatawan, maka kami gelar kembali," katanya.
Pada Tahun 2023, kata dia, festival ini tidak hanya mendorong ekonomi, tapi juga pariwisata dan kebudayaan.
"Lamongan memiliki potensi besar penghasil rajungan, dan di sektor kemaritiman, rajungan telah ditetapkan sebagai bahan baku utama dalam kegiatan ekspor oleh berbagai perusahaan dan investor," katanya.
Sementara itu di pesisir Pantura, khususnya di Kabupaten Lamongan tercatat ada 6 perusahaan yang telah memanfaatkan rajungan sebagai komoditas Utama, seperti PT Bumi Menara Internusa (BMI) di Kecamatan Deket dan PT Sumber Kemenangan Sejahtera Abadi (SKSA) di Kecamatan Mantup.
Berdasarkan data dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan, potensi tangkapan rajungan mencapai 1.700 ton per tahun, dengan harga saat ini mencapai 100.000 rupiah per kilogram.
Sebagian besar rajungan hasil tangkapan 90 persennya diekspor dalam bentuk daging ke Amerika Serikat, Eropa dan Prancis.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024