Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya menekankan komitmennya terhadap upaya pencegahan munculnya tindak kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi salah satunya melalui pelaksanaan kelompok diskusi terarah (FGD) bagi para mahasiswa baru.

Dekan FISIP Universitas Brawijaya Prof Anang Sujoko dalam sesi konferensi pers di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat, menyatakan kegiatan yang menjadi rangkaian Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PPKMB) tingkat fakultas bertujuan membangun kepekaan dan kedekatan antar peserta didik.

"Kami menyelenggarakan FGD di PPKMB dengan melibatkan mahasiswa baru sebagai upaya preventif, sekaligus memberikan pemahaman agar ke bisa meningkatkan pandangan dan pemikiran kritis mahasiswa baru terhadap isu tersebut," kata Anang.

Pada kegiatan tersebut pihak fakultas juga menyosialisasikan langkah penanganan dan ketersediaan Unit Layanan Terpadu Kekerasan Seksual dan Perundungan.

"Isu ini tentu menyangkut mekanisme perkuliahan, hiruk pikuk dunia kampus, dan kekerasan seksual perlu diselesaikan secara bersama-sama," ujarnya.

Selain itu, Anang menjelaskan apabila muncul laporan soal kekerasan seksual, pihaknya langsung melakukan penyelidikan dan pendalaman untuk memastikan fakta di balik permasalahan yang ada.

Berjalannya seluruh mekanisme tersebut mengedepankan prinsip kehati-hatian agar tidak menimbulkan kesalahan dalam pengambilan keputusan.

"Kami punya satgas kekerasan seksual yang levelnya universitas dan punya wewenang melakukan pemeriksaan dan bahkan ada badan konseling, pendampingan," ujarnya.

Sementara, Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan FISIP Universitas Brawijaya Dr Bambang Dwi Prasetyo menyatakan mahasiswa baru harus mendapatkan keamanan dan kenyamanan dalam melakukan adaptasi mengikuti proses jalannya perkuliahan.

"Kami tidak ingin para mahasiswa, khususnya anak-anak yang baru terganggu dengan adanya kejadian kekerasan seksual, kami memaksimalkan mengeliminasi potensi," ucapnya.

Oleh karena itu, kata dia, pembekalan bagi mahasiswa baru tidak hanya cukup pada aspek akademik, tetapi dibarengi penguatan pola pikir dan pendidikan karakter.

"Selain FGD kami menyelenggarakan pendidikan kerohanian karena keilmuan boleh tinggi tetapi kalau mental dan etika tidak ada bisa jadi masalah," ucapnya.

Salah seorang mahasiswa baru FISIP peserta FGD Elisabeth Febri Yosvida menyatakan materi kekerasan seksual menjadi benteng bagi para mahasiswa baru supaya tidak terjerat sebagai pelaku maupun menjadi korban kasus tersebut.

Karena, kata dia, dampak yang ditimbulkan tidak hanya jangka pendek tetapi juga untuk ke depannya.

"Sangat membuka pikiran kami dan ini dekat dengan kami sebagai mahasiswa, kalau bisa diberantas sekalian," ucap mahasiswa asal Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah ini.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024