Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur mengirimkan ribuan liter air bersih ke sejumlah desa di lima kecamatan daerah itu yang terdampak kekeringan ekstrem.

"Kalau dihitung totalnya sudah ribuan liter. Sejak awal pengiriman hingga saat ini saja distribusi sudah mencapai 44 tangki. Satu tangki rata-rata volumenya 5 ribu liter. Jadi kalau dikalikan 44, kurang lebih 220 ribu liter air bersih sudah kita distribusikan," kata Kepala Pelaksana BPBD Trenggalek, Triadi Atmono di Trenggalek, Selasa.

Sejumlah desa yang mengalami kekeringan ekstrem dimaksud adalah Desa Ngrencak, Terbis, Besuki, Banjar yang berada di wilayah Kecamatan Panggul, lalu Desa Pandean di Kecamatan Dongko, Desa Ngulanwetan dan Gembleb di Kecamatan Pogalan.

Sedang dua desa lagi yang mengalami krisis air bersih dan harus rutin mendapat pasokan bantuan dari BPBD adalah Desa Wonoanti di Kecamatan Gandusari dan Desa Sengon di Kecamatan Bendungan.

Pengiriman air bersih ke desa-desa terdampak kekeringan itu menggunakan beberapa armada berkapasitas 4 ribu dan 6 ribu liter yang dimiliki BPBD Trenggalek.

"Untuk pengiriman menyesuaikan dengan jumlah kebutuhan masyarakat sehingga tidaklah sama antara daerah satu dengan daerah lainnya," imbuhnya.

Triadi menyebut, pengiriman bantuan air bersih itu tak serta merta dilakukan karena ada proses auditor di lapangan untuk memastikan daerah terdampak layak menerima bantuan air bersih.

Dari hasil verifikasi di lapangan, di daerah itu masih banyak sumber air yang belum bisa diakses masyarakat.

"Sehingga kita kirim bantuan air bersih untuk mencukupi kebutuhan keseharian masyarakat," ujarnya.

Pengiriman air bersih di lima kecamatan itu mengalami perluasan ketimbang sebelumnya.

Meskipun demikian, pihaknya memprediksi jumlah wilayah kekeringan pada tahun ini tidaklah sebanyak tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2023, sebanyak 43 desa di 14 kecamatan mengalami kekeringan.

Bahkan pada tahun lalu selain krisis air bersih, puncak kemarau mengakibatkan sebanyak 53 peristiwa kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dari 29 desa di 11 kecamatan.

"Kondisi itu dipengaruhi dampak kekeringan meteorologis, kondisi lebih kering dari tiga tahun sebelumnya. Semoga dampak kemarau ini tidak separah sebelumnya," katanya.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024