Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terus melanjutkan Program Angkutan Gratis Pelajar memasuki tahun ajaran baru 2024/2025 dengan memfasilitasi pelajar naik angkutan kota (angkot) berangkat dan pulang sekolah.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Rabu, mengatakan program ini selain menjamin kemudahan transportasi bagi pelajar juga turut memberdayakan para sopir angkot.
"Angkutan pelajar gratis ini selain memudahkan mobilisasi para pelajar saat berangkat dan pulang sekolah juga membantu meringankan biaya transportasi yang harus dikeluarkan orang tua," ujarnya.
Bupati Ipuk mencoba menaiki angkutan pelajar gratis dari Panti Asuhan Budi Mulya yang menjadi tempat 'ngetime' angkot menunggu para pelajar menuju sekolah.
Menurutnya, program ini juga untuk meningkatkan pendapatan sopir angkutan kota, setiap hari sekolah (Senin – Sabtu) terdapat 25 angkot melayani ratusan pelajar berangkat maupun pulang sekolah, dan rata-rata setiap armada mengangkut 10-15 orang pelajar dalam sekali jalan.
Angkutan umum tersebut disewa khusus untuk antarjemput pelajar, dan ada delapan rute yang dilayani yang menjangkau empat kecamatan, yakni Banyuwangi, Glagah, Giri dan sebagian Kecamatan Kalipuro.
Sekali berangkat, sopir angkot mendapat Rp75.000, dengan demikian apabila mengantar berangkat dan pulang sekolah, sopir angkot bisa mengantongi Rp150.000 per hari.
"Program ini melayani seluruh pelajar, mulai SD hingga SMA tanpa harus registrasi terlebih dahulu, jadi silakan dimanfaatkan," kata Ipuk.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banyuwangi Komang Sudira Atmaja mengemukakan ada tiga skema agar pelajar dapat menikmati layanan angkutan kota gratis.
Pertama, pelajar dapat berkumpul di titik kumpul yang telah disepakati bersama antara pengemudi angkot dan pelajar yang lain.
Kedua, pelajar dapat menunggu di terminal atau titik pemberangkatan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, dan selanjutnya pelajar bisa langsung menunggu di jalur-jalur yang dilalui angkutan kota gratis.
"Pelajar bisa langsung naik angkutan kota yang ada stiker khusus angkutan pelajar gratis," kata Komang.
Program tersebut telah dirasakan manfaatnya oleh pelajar di Banyuwangi, salah satunya Syerli Puspitasari. Ia mengaku sangat terbantu fasilitas angkutan kota gratis dari pemerintah daerah setempat.
"Tidak repot harus menunggu angkot lama karena kami sudah tahu jadwalnya, pulang sekolah juga demikian, bisa ontime karena angkotnya sudah menunggu di depan sekolah," kata siswi SMKN 1 Glagah itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Banyuwangi, Rabu, mengatakan program ini selain menjamin kemudahan transportasi bagi pelajar juga turut memberdayakan para sopir angkot.
"Angkutan pelajar gratis ini selain memudahkan mobilisasi para pelajar saat berangkat dan pulang sekolah juga membantu meringankan biaya transportasi yang harus dikeluarkan orang tua," ujarnya.
Bupati Ipuk mencoba menaiki angkutan pelajar gratis dari Panti Asuhan Budi Mulya yang menjadi tempat 'ngetime' angkot menunggu para pelajar menuju sekolah.
Menurutnya, program ini juga untuk meningkatkan pendapatan sopir angkutan kota, setiap hari sekolah (Senin – Sabtu) terdapat 25 angkot melayani ratusan pelajar berangkat maupun pulang sekolah, dan rata-rata setiap armada mengangkut 10-15 orang pelajar dalam sekali jalan.
Angkutan umum tersebut disewa khusus untuk antarjemput pelajar, dan ada delapan rute yang dilayani yang menjangkau empat kecamatan, yakni Banyuwangi, Glagah, Giri dan sebagian Kecamatan Kalipuro.
Sekali berangkat, sopir angkot mendapat Rp75.000, dengan demikian apabila mengantar berangkat dan pulang sekolah, sopir angkot bisa mengantongi Rp150.000 per hari.
"Program ini melayani seluruh pelajar, mulai SD hingga SMA tanpa harus registrasi terlebih dahulu, jadi silakan dimanfaatkan," kata Ipuk.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Banyuwangi Komang Sudira Atmaja mengemukakan ada tiga skema agar pelajar dapat menikmati layanan angkutan kota gratis.
Pertama, pelajar dapat berkumpul di titik kumpul yang telah disepakati bersama antara pengemudi angkot dan pelajar yang lain.
Kedua, pelajar dapat menunggu di terminal atau titik pemberangkatan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, dan selanjutnya pelajar bisa langsung menunggu di jalur-jalur yang dilalui angkutan kota gratis.
"Pelajar bisa langsung naik angkutan kota yang ada stiker khusus angkutan pelajar gratis," kata Komang.
Program tersebut telah dirasakan manfaatnya oleh pelajar di Banyuwangi, salah satunya Syerli Puspitasari. Ia mengaku sangat terbantu fasilitas angkutan kota gratis dari pemerintah daerah setempat.
"Tidak repot harus menunggu angkot lama karena kami sudah tahu jadwalnya, pulang sekolah juga demikian, bisa ontime karena angkotnya sudah menunggu di depan sekolah," kata siswi SMKN 1 Glagah itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024