Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menyiapkan science center yang terletak di kawasan Kebun Raya Mangrove (KRM) sebagai sarana edukasi dan informasi bagi masyarakat maupun universitas.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya di Antiek Sugiharti di Surabaya, Minggu, mengatakan pengerjaan fasilitas tersebut saat ini memasuki tahapan penyelesaian.
"Science center pengerjaannya masih dalam proses penyelesaian. Fasilitas itu dijadikan ruang edukasi dan informasi tentang tanaman mangrove," kata Antiek.
Antiek menyatakan pengerjaan fasilitas itu merupakan langkah dari Pemkot Surabaya menjalankan dua fungsi utama kawasan tersebut sebagai kebun raya, yakni edukasi dan penelitian tentang mangrove.
Sedangkan tiga fungsi kebun raya lainnya adalah konservasi, wisata, dan jasa lingkungan.
"Kami ingin mengoptimalkan fungsi KRM sebagai salah satu pusat edukasi dan penelitian, tentunya jadi peluang bagi perguruan tinggi, peneliti dan masyarakat untuk mengetahui lebih banyak tentang mangrove," ujarnya.
Dia berharap fasilitas tersebut bisa menarik kunjungan wisatawan ke KRM, sehingga semakin banyak masyarakat yang memahami pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
"Semoga semakin banyak orang yang paham bahwa lingkungan ini penting untuk dijaga," ucapnya.
Pada semester pertama di tahun 2024 sebanyak 43 ribu wisatawan telah mengunjungi kawasan KRM, jumlah itu lebih tinggi ketimbang periode yang sama di tahun sebelumnya, yakni 13.989 orang.
Berdasarkan data DKPP Kota Surabaya, terdapat 59 jenis mangrove yang tertanam di kawasan KRM, seperti bruguiera parviflora, bruguiera gymnorhiza, ceriops tagal, dan avicennia marina.
Kemudian, pada tahun ini DKPP mencoba menambah koleksi KRM yang kini masih dalam tahap eksplorasi untuk menentukan jenis mangrove.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya di Antiek Sugiharti di Surabaya, Minggu, mengatakan pengerjaan fasilitas tersebut saat ini memasuki tahapan penyelesaian.
"Science center pengerjaannya masih dalam proses penyelesaian. Fasilitas itu dijadikan ruang edukasi dan informasi tentang tanaman mangrove," kata Antiek.
Antiek menyatakan pengerjaan fasilitas itu merupakan langkah dari Pemkot Surabaya menjalankan dua fungsi utama kawasan tersebut sebagai kebun raya, yakni edukasi dan penelitian tentang mangrove.
Sedangkan tiga fungsi kebun raya lainnya adalah konservasi, wisata, dan jasa lingkungan.
"Kami ingin mengoptimalkan fungsi KRM sebagai salah satu pusat edukasi dan penelitian, tentunya jadi peluang bagi perguruan tinggi, peneliti dan masyarakat untuk mengetahui lebih banyak tentang mangrove," ujarnya.
Dia berharap fasilitas tersebut bisa menarik kunjungan wisatawan ke KRM, sehingga semakin banyak masyarakat yang memahami pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
"Semoga semakin banyak orang yang paham bahwa lingkungan ini penting untuk dijaga," ucapnya.
Pada semester pertama di tahun 2024 sebanyak 43 ribu wisatawan telah mengunjungi kawasan KRM, jumlah itu lebih tinggi ketimbang periode yang sama di tahun sebelumnya, yakni 13.989 orang.
Berdasarkan data DKPP Kota Surabaya, terdapat 59 jenis mangrove yang tertanam di kawasan KRM, seperti bruguiera parviflora, bruguiera gymnorhiza, ceriops tagal, dan avicennia marina.
Kemudian, pada tahun ini DKPP mencoba menambah koleksi KRM yang kini masih dalam tahap eksplorasi untuk menentukan jenis mangrove.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024