Kepala Bidang Bangunan dan Gedung Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang (DPRKPCKTR) Iman Krestian mengatakan pengerjaan proyek Rumah Sakit Surabaya Timur sudah berjalan 70 persen dan optimistis selesai sesuai kontrak.

"Sudah 70 persen sekarang dan sedang proses penyelesaian. Penyelesaian kami optimalkan September sesuai kontrak," kata Iman di Surabaya, Jumat.

Adapun pengerjaan yang dilakukan, yakni pada sisi plafon, pemasangan keramik, pengecatan, instalasi kelistrikan, sistem plumbing.

Sedangkan pada pengerjaan struktur bangunan rumah sakit yang sudah selesai keseluruhan. "Selesai semua, termasuk gedung belakang," ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga akan melakukan pengaspalan pada bagian parkir RSUD Surabaya Timur. "Setelah tidak ada alat berat landscape kami selesaikan," ucapnya.

Iman menjelaskan total anggaran yang dikeluarkan oleh pemerintah kota (pemkot) setempat untuk membangun RSUD Surabaya Timur sebesar Rp494 miliar. Pembayaran terbagi ke dalam enam termin.

Pada termin pertama pemkot sudah melakukan pembayaran sebesar Rp75.305.810.010 atau Rp75,3 miliar. Kemudian, saat ini Saat ini pembayaran masuk pada termin kedua, yakni sebesar Rp74.190.464.700 atau Rp74,1 miliar.  "Termin ketiga sekitar Rp122 miliar," imbuhnya 

Baca juga: Pemkot target "topping off" RSUD Surabaya Timur bulan Maret

Pembangunan RSUD Surabaya Timur merupakan upaya mendekatkan akses layanan kesehatan bagi masyarakat. Selain itu, juga untuk mengurangi antrean pasien di dua rumah sakit lainnya milik pemerintah kota, yakni dr Soewandhie dan Bhakti Dharma Husada (BDH).

Upaya ini bagian untuk merealisasikan konsep pembangunan compact city, yakni tata kota yang berfokus mendekatkan layanan kepada masyarakat.

Setelah RSUD Surabaya Timur selesai, pemkot juga akan membangun dua rumah sakit baru, di wilayah utara dan selatan.

Khusus Surabaya Utara, pemkot akan menggunakan lahan eks Gedung Lapangan Tembak yang sebelumnya juga digunakan sebagai fasilitas perawatan pasien COVID-19. Sedangkan di wilayah selatan masih dipetakan lahan aset yang bisa digunakan.

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Chandra Hamdani Noor


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024