Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Probolinggo, Jawa Timur menggelar bimbingan teknis (bimtek) yang diikuti para petani untuk meningkatkan kualitas tembakau melalui Good Handling Practices (GHP).
Kegiatan yang dibuka oleh Pelaksana (Plt) Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo Susilo Isnadi itu diikuti oleh 100 orang petani/buruh tani dari 14 kecamatan potensi tembakau di Probolinggo yang dilaksanakan selama 2 hari dengan peserta 50 orang per hari pada 22-23 Juli 2024.
"Kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas dan petani/buruh tani dalam hal penanganan panen dan pascapanen tembakau agar kualitas tembakau yang dihasilkan petani sesuai dengan standar pasar atau pabrikan," kata Kepala Bidang Sarana, Penyuluhan dan Pengendalian Pertanian Diperta Kabupaten Probolinggo Faiq El Himmah di kabupaten setempat, Selasa.
Dengan demikian, lanjut dia, mampu mengurangi kerugian petani tembakau dan meningkatkan nilai jual tembakau yang dihasilkannya, sehingga manfaatnya meningkatkan kualitas dan keamanan produk, meminimalkan kerugian pasca-panen dan meningkatkan daya saing produk di pasar.
Menurutnya permasalahan agribisnis tembakau di antaranya belum sesuainya mutu, jumlah dan harga tembakau; belum dilaksanakannya Good Agriculture Practices (GAP) dan GHP dengan baik; transfer teknologi ke tingkat petani belum optimal serta belum optimalnya kemitraan usaha antara petani dengan perusahaan pengelola/pabrik rokok.
"Selain itu, belum semua petani memperhatikan informasi perubahan iklim dan cuaca dan perencanaan produksi oleh pabrik rokok belum sesuai dengan luas areal yang ditanam oleh petani," tuturnya.
Ia menjelaskan petani masih sulit mengakses dana/kredit berbunga rendah baik untuk modal kerja/usaha tani maupun untuk dana investasi seperti alih teknologi alat serta rantai pemasaran masih relatif panjang terutama usaha tani tembakau tanpa kemitraan.
Sementara Plt Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo Susilo Isnadi mengatakan tembakau merupakan salah satu komoditas unggulan Kabupaten Probolinggoo karena pada 2023 tercatat luas areal tanam tembakau Paiton VO seluas 10.392 hektare dengan total produksi 15.841,65 ton.
"Sedangkan luas areal tanam tembakau Jawa seluas 1.120 hektare dengan total produksi 583 ton dan untuk luas areal tanam tembakau kasturi seluas 47 hektare dengan total produksi 51,70 ton," katanya.
Ia mengatakan permasalahan utama pada usaha tani tembakau selain budidaya adalah pemasaran karena sangat dipengaruhi oleh kebutuhan industri rokok baik kuantitas maupun kualitasnya terutama tembakau Paiton VO.
"Perlu adanya penanganan pasca-panen tembakau yang baik agar dapat memenuhi standar pabrikan pada saat musim hujan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kegiatan yang dibuka oleh Pelaksana (Plt) Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo Susilo Isnadi itu diikuti oleh 100 orang petani/buruh tani dari 14 kecamatan potensi tembakau di Probolinggo yang dilaksanakan selama 2 hari dengan peserta 50 orang per hari pada 22-23 Juli 2024.
"Kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas dan petani/buruh tani dalam hal penanganan panen dan pascapanen tembakau agar kualitas tembakau yang dihasilkan petani sesuai dengan standar pasar atau pabrikan," kata Kepala Bidang Sarana, Penyuluhan dan Pengendalian Pertanian Diperta Kabupaten Probolinggo Faiq El Himmah di kabupaten setempat, Selasa.
Dengan demikian, lanjut dia, mampu mengurangi kerugian petani tembakau dan meningkatkan nilai jual tembakau yang dihasilkannya, sehingga manfaatnya meningkatkan kualitas dan keamanan produk, meminimalkan kerugian pasca-panen dan meningkatkan daya saing produk di pasar.
Menurutnya permasalahan agribisnis tembakau di antaranya belum sesuainya mutu, jumlah dan harga tembakau; belum dilaksanakannya Good Agriculture Practices (GAP) dan GHP dengan baik; transfer teknologi ke tingkat petani belum optimal serta belum optimalnya kemitraan usaha antara petani dengan perusahaan pengelola/pabrik rokok.
"Selain itu, belum semua petani memperhatikan informasi perubahan iklim dan cuaca dan perencanaan produksi oleh pabrik rokok belum sesuai dengan luas areal yang ditanam oleh petani," tuturnya.
Ia menjelaskan petani masih sulit mengakses dana/kredit berbunga rendah baik untuk modal kerja/usaha tani maupun untuk dana investasi seperti alih teknologi alat serta rantai pemasaran masih relatif panjang terutama usaha tani tembakau tanpa kemitraan.
Sementara Plt Kepala Diperta Kabupaten Probolinggo Susilo Isnadi mengatakan tembakau merupakan salah satu komoditas unggulan Kabupaten Probolinggoo karena pada 2023 tercatat luas areal tanam tembakau Paiton VO seluas 10.392 hektare dengan total produksi 15.841,65 ton.
"Sedangkan luas areal tanam tembakau Jawa seluas 1.120 hektare dengan total produksi 583 ton dan untuk luas areal tanam tembakau kasturi seluas 47 hektare dengan total produksi 51,70 ton," katanya.
Ia mengatakan permasalahan utama pada usaha tani tembakau selain budidaya adalah pemasaran karena sangat dipengaruhi oleh kebutuhan industri rokok baik kuantitas maupun kualitasnya terutama tembakau Paiton VO.
"Perlu adanya penanganan pasca-panen tembakau yang baik agar dapat memenuhi standar pabrikan pada saat musim hujan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024