Wakil Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Ratu Tisha menyatakan bahwa keberadaan Asosiasi Provinsi (Asprov) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Jawa Timur secara organisasi sudah berjalan baik dan seringkali memberikan solusi yang bagus untuk federasi.
"Jika bicara soal PSSI ada empat hal, tapi paling mendasar adalah football development, kompetisi, organisasi dan aktivitas komersial dan itu ada di PSSI Jatim," ucap Tisha setelah pembukaan Kongres Biasa Asprov PSSI Jatim di Surabaya, Rabu.
Oleh karena itu, pihaknya akan membantu lebih mendetil lagi untuk menguatkan beberapa hal yang juga akan dicoba di PSSI pusat.
"Mungkin ingin kami uji coba di Jawa Timur, seperti halnya perubahan struktur kepelatihan agar bisa meningkatkan jumlah pelatih lebih banyak, sistem dan struktur di perwasitan agar rekrutmen lisensi wasit C3 lebih banyak juga, untuk mendapatkan wasit lebih banyak," ujarnya.
Kedua, pihaknya menilai secara organisasi PSSI Jatim juga menjalankan statuta dengan baik, misalnya, klub anggota Asprov yang tidak mengikuti arahan diberi peringatan, bahkan ada satu pencoretan anggota karena tidak aktif berkompetisi tiga musim berturut-turut.
“Saya rasa ini, hal-hal yang sifatnya organisasi dan ketegasan dari Asprov PSSI Jatim ini perlu dicontoh dan dihargai oleh semua pihak agar keseluruhan dari masyarakatnya (anggota Asprov PSSI Jatim) juga bisa tertib. Sebab sepak bola ini memang olahraga yang terorganisir dengan baik,” tutur Tisha.
Berikutnya, di area kompetisi, menurut Tisha ada terobosan terkait beberapa hal seperti kompetisi yang menyertakan Sekolah Sepak Bola (SSB) yang terafiliasi.
“Kami kasih pekerjaan rumah juga bahwa jumlah SSB yang terafiliasi harus ditingkatkan kalau memang adanya baru segitu, maka SSB yang ada dibimbing untuk terafiliasi dengan PSSI sesuai dengan standar-standar yang ada,” ucapnya.
Tisha menilai, konten dari standar yang telah ditentukan sudah sangat baik dan telah disetujui oleh seluruh anggota.
Pihaknya pun berharap dalam setahun ke depan apa yang telah dilakukan oleh PSSI Jatim bisa terlihat prestasi dan hasilnya.
“Mudah-mudahan dari sini bisa memberikan ide-ide baru bagi PSSI Pusat juga. Jadi apa yang tidak bisa dilakukan secara langsung dalam skala yang lebih besar, Asprov PSSI Jatim bisa melakukan di skala provinsi. Mungkin itu bisa jadi perubahan dan terobosannya lebih cepat,” ujar Tisha.
Sementara itu, Ketua Asprov PSSI Jatim Ahmad Riyadh menyatakan siap melakukan lompatan-lompatan besar di sepanjang 2024 dan tahun-tahun mendatang.
“Kami berharap ada terobosan dan hal-hal baru. Artinya, Asprov Jatim harus memiliki terobosan untuk mempercepat pengembangan sepak bola, khususnya di Jatim. Hasilnya, sudah dibukukan,” kata Riyadh.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Jika bicara soal PSSI ada empat hal, tapi paling mendasar adalah football development, kompetisi, organisasi dan aktivitas komersial dan itu ada di PSSI Jatim," ucap Tisha setelah pembukaan Kongres Biasa Asprov PSSI Jatim di Surabaya, Rabu.
Oleh karena itu, pihaknya akan membantu lebih mendetil lagi untuk menguatkan beberapa hal yang juga akan dicoba di PSSI pusat.
"Mungkin ingin kami uji coba di Jawa Timur, seperti halnya perubahan struktur kepelatihan agar bisa meningkatkan jumlah pelatih lebih banyak, sistem dan struktur di perwasitan agar rekrutmen lisensi wasit C3 lebih banyak juga, untuk mendapatkan wasit lebih banyak," ujarnya.
Kedua, pihaknya menilai secara organisasi PSSI Jatim juga menjalankan statuta dengan baik, misalnya, klub anggota Asprov yang tidak mengikuti arahan diberi peringatan, bahkan ada satu pencoretan anggota karena tidak aktif berkompetisi tiga musim berturut-turut.
“Saya rasa ini, hal-hal yang sifatnya organisasi dan ketegasan dari Asprov PSSI Jatim ini perlu dicontoh dan dihargai oleh semua pihak agar keseluruhan dari masyarakatnya (anggota Asprov PSSI Jatim) juga bisa tertib. Sebab sepak bola ini memang olahraga yang terorganisir dengan baik,” tutur Tisha.
Berikutnya, di area kompetisi, menurut Tisha ada terobosan terkait beberapa hal seperti kompetisi yang menyertakan Sekolah Sepak Bola (SSB) yang terafiliasi.
“Kami kasih pekerjaan rumah juga bahwa jumlah SSB yang terafiliasi harus ditingkatkan kalau memang adanya baru segitu, maka SSB yang ada dibimbing untuk terafiliasi dengan PSSI sesuai dengan standar-standar yang ada,” ucapnya.
Tisha menilai, konten dari standar yang telah ditentukan sudah sangat baik dan telah disetujui oleh seluruh anggota.
Pihaknya pun berharap dalam setahun ke depan apa yang telah dilakukan oleh PSSI Jatim bisa terlihat prestasi dan hasilnya.
“Mudah-mudahan dari sini bisa memberikan ide-ide baru bagi PSSI Pusat juga. Jadi apa yang tidak bisa dilakukan secara langsung dalam skala yang lebih besar, Asprov PSSI Jatim bisa melakukan di skala provinsi. Mungkin itu bisa jadi perubahan dan terobosannya lebih cepat,” ujar Tisha.
Sementara itu, Ketua Asprov PSSI Jatim Ahmad Riyadh menyatakan siap melakukan lompatan-lompatan besar di sepanjang 2024 dan tahun-tahun mendatang.
“Kami berharap ada terobosan dan hal-hal baru. Artinya, Asprov Jatim harus memiliki terobosan untuk mempercepat pengembangan sepak bola, khususnya di Jatim. Hasilnya, sudah dibukukan,” kata Riyadh.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024