Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, menggelar sosialisasi sekolah ramah anak sebagai langkah antisipasi pencegahan kasus perundungan di sekolah agar tercipta situasi yang kondusif, aman dan ramah anak.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri Arief Cholisudin Yuswanto mengemukakan sosialisasi sekolah ramah ini juga amanat dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru.
"Sosialisasi ini merupakan program wajib dari pemerintah. Kegiatan MPLS (masa pengenalan lingkungan sekolah) diisi dengan kegiatan yang bersifat edukatif. Untuk itu kami sampaikan materi mengenai pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan (PPKSP) agar nantinya terwujud sekolah yang ramah anak dan nyaman bagi peserta didik," katanya di Kediri, Selasa.
Ia menambahkan, sekolah harus dapat menjamin perlindungan anak dari semua bentuk kekerasan dan perundungan. Melalui sosialisasi ini diharapkan bisa lebih memberikan pengertian kepada anak-anak untuk saling menyayangi, mendukung, membantu, dan menghindari hal-hal yang bersifat perundungan kepada siapapun khususnya teman sebaya.
Lebih lanjut, Cholis mengatakan, perundungan merupakan tingkah laku yang tidak menyenangkan dari seseorang baik berupa verbal, fisik ataupun sosial yang dilakukan di dunia nyata dan maya yang dilakukan perseorangan maupun kelompok.
"Ketika melakukan pelanggaran pasti ada konsekuensinya. Itu yang kami ingin ingatkan kepada semua anak agar tidak sampai terjadi. Kalian harus menjadi pribadi yang baik, menghindari perundungan pada teman dan harus berani melaporkan ketika menerima perundungan agar tidak ada korban," kata dia.
Ia menambahkan, jika hal tersebut dapat dilakukan oleh semua satuan pendidikan maka dapat mewujudkan sekolah ramah anak di Kota Kediri.
"Sekolah ramah anak ialah sekolah yang bisa memberikan lingkungan yang nyaman, aman, asri bagi tumbuh kembang anak serta mendukung anak menjadi pribadi yang merasa terlindungi. Mari semua berkolaborasi untuk mewujudkan sekolah ramah anak yang bersih, aman, ramah, indah, inklusif, sehat, asri, dan nyaman," ujar dia.
Sementara itu, Plt Kepala MTsN 1 Kota Kediri Khoiru Ni'am mengaku senang dan berterima kasih atas terselenggaranya sosialisasi tersebut. Ia berharap, apa yang sudah disampaikan dapat bermanfaat dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar ke depan.
Pihaknya juga membuat langkah antisipasi pencegahan perundungan di masa MPLS dengan membekali seluruh panitia untuk melakukan MPLS sesuai juknis dan prosedur dari Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama.
Dengan itu, dalam penyelenggaraan MPLS selama enam hari ke depan, peserta didik baru akan mengikuti beragam kegiatan seperti moderasi beragama, wiyatamandala, pengenalan tata tertib madrasah, pengenalan kegiatan belajar mengajar dan kegiatan ekstra di madrasah.
"Kami sudah memberikan peringatan dan himbauan kepada seluruh panitia agar selama kegiatan ini peserta didik baru tidak terlalu banyak dibebani sehingga anak-anak merasa nyaman dan senang dalam mengikuti setiap proses Matsama (Masa taaruf siswa madrasah)," ujar dia.
Ni'am berharap kegiatan ini bisa menciptakan suasana kebersamaan dan keakraban bagi seluruh anak sehingga tercipta suasana harmonis dan mencegah terjadinya perundungan.
"Dalam proses belajar mengajar pun bapak/ibu guru juga menyisipkan himbauan kepada seluruh anak untuk tidak melakukan perundungan, itu juga merupakan salah satu upaya kita untuk mewujudkan sekolah ramah anak," kata dia.
Kegiatan tersebut digelar di Aula MtsN 1 Kediri. Acara itu diikuti 300 peserta didik baru.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Kediri Arief Cholisudin Yuswanto mengemukakan sosialisasi sekolah ramah ini juga amanat dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru.
"Sosialisasi ini merupakan program wajib dari pemerintah. Kegiatan MPLS (masa pengenalan lingkungan sekolah) diisi dengan kegiatan yang bersifat edukatif. Untuk itu kami sampaikan materi mengenai pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan (PPKSP) agar nantinya terwujud sekolah yang ramah anak dan nyaman bagi peserta didik," katanya di Kediri, Selasa.
Ia menambahkan, sekolah harus dapat menjamin perlindungan anak dari semua bentuk kekerasan dan perundungan. Melalui sosialisasi ini diharapkan bisa lebih memberikan pengertian kepada anak-anak untuk saling menyayangi, mendukung, membantu, dan menghindari hal-hal yang bersifat perundungan kepada siapapun khususnya teman sebaya.
Lebih lanjut, Cholis mengatakan, perundungan merupakan tingkah laku yang tidak menyenangkan dari seseorang baik berupa verbal, fisik ataupun sosial yang dilakukan di dunia nyata dan maya yang dilakukan perseorangan maupun kelompok.
"Ketika melakukan pelanggaran pasti ada konsekuensinya. Itu yang kami ingin ingatkan kepada semua anak agar tidak sampai terjadi. Kalian harus menjadi pribadi yang baik, menghindari perundungan pada teman dan harus berani melaporkan ketika menerima perundungan agar tidak ada korban," kata dia.
Ia menambahkan, jika hal tersebut dapat dilakukan oleh semua satuan pendidikan maka dapat mewujudkan sekolah ramah anak di Kota Kediri.
"Sekolah ramah anak ialah sekolah yang bisa memberikan lingkungan yang nyaman, aman, asri bagi tumbuh kembang anak serta mendukung anak menjadi pribadi yang merasa terlindungi. Mari semua berkolaborasi untuk mewujudkan sekolah ramah anak yang bersih, aman, ramah, indah, inklusif, sehat, asri, dan nyaman," ujar dia.
Sementara itu, Plt Kepala MTsN 1 Kota Kediri Khoiru Ni'am mengaku senang dan berterima kasih atas terselenggaranya sosialisasi tersebut. Ia berharap, apa yang sudah disampaikan dapat bermanfaat dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar ke depan.
Pihaknya juga membuat langkah antisipasi pencegahan perundungan di masa MPLS dengan membekali seluruh panitia untuk melakukan MPLS sesuai juknis dan prosedur dari Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama.
Dengan itu, dalam penyelenggaraan MPLS selama enam hari ke depan, peserta didik baru akan mengikuti beragam kegiatan seperti moderasi beragama, wiyatamandala, pengenalan tata tertib madrasah, pengenalan kegiatan belajar mengajar dan kegiatan ekstra di madrasah.
"Kami sudah memberikan peringatan dan himbauan kepada seluruh panitia agar selama kegiatan ini peserta didik baru tidak terlalu banyak dibebani sehingga anak-anak merasa nyaman dan senang dalam mengikuti setiap proses Matsama (Masa taaruf siswa madrasah)," ujar dia.
Ni'am berharap kegiatan ini bisa menciptakan suasana kebersamaan dan keakraban bagi seluruh anak sehingga tercipta suasana harmonis dan mencegah terjadinya perundungan.
"Dalam proses belajar mengajar pun bapak/ibu guru juga menyisipkan himbauan kepada seluruh anak untuk tidak melakukan perundungan, itu juga merupakan salah satu upaya kita untuk mewujudkan sekolah ramah anak," kata dia.
Kegiatan tersebut digelar di Aula MtsN 1 Kediri. Acara itu diikuti 300 peserta didik baru.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024