Bojonegoro - Target tanaman tebu di Bojonegoro, Jatim, pada musim tanam tebu (MTT) 2011, seluas 1.500 hektare, hanya bisa terealisasi 987,873 hektare per Desember 2011, akibat banyak petani di daerah setempat lebih memilih menanam padi. Kepala Bidang Usaha Perkebunan Dinas Perhutanan dan Perkebunan Bojonegoro, Khoirul Insan, Selasa mengatakan, kesulitan mengajak para petani menanam tebu, terutama para petani yang sawahnya bisa mendapatkan air irigasi teknis, atau mendapatkani air irigasi Bengawan Solo. Mereka, lebih memilih menanam padi, dibandingkan menanam tebu, karena bisa panen tiga kali dalam setahun. Berbeda, lanjutnya, dengan menanam tebu, petani baru bisa menikmati panen setelah setahun. Padahal, kalau mau menanam tebu, hasilnya tidak kalah dibandingkan, dengan tanaman padi, bahkan bisa lebih sepanjang pengelolaannya dilakukan secara intensif. Ia mencontohkan, tanaman tebu milik petani di sejumlah desa di Kecamatan Sugihwaras, Kecamatan Sugihwaras, yang memanfaatkan sawah tadah hujan, bisa menghasilkan Rp35 juta/hektare/tahun. "Itu hasil bersih, setelah dipotong biaya produksi, " tegasnya. Lebih lanjut Khoirul yang didampingi stafnya, Nono Habe menjelaskan, usaha mengajak para petani untuk menanam tebu, tetap dilakukan, meskipun di lapangan menghadapi berbagai kendala. Langkah yang dilakukan di antaranya, menyampaikan program bantuan prasarana dan sarana pertanian, yang masih dalam tahap usulan kepada Kementerian Pertanian. Di antara usulan yang diajukan yakni pembuatan 37 lokasi sumur dangkal, pembangunan akses jalan ke sawah petani dan bantuan pompa air. Termasuk, berbagai kemudahan dalam menanam tebu, dengan empat pola pengelolaan, yang intinya petani bisa bekerja sama dengan pabrik tebu atau mendapatkan bantuan kredit. "Kami terus berusaha mengajak petani untuk menanam tebu, sebagai usaha menunjang swasembada gula nasional yang ditargetkan pada tahun 2014, " katanya, menegaskan. Ia menjelaskan, dalam menunjang swasembada gula pada 2014, Pemerintah memasang target, pengembangan tanaman tebu di Jatim seluas 250 ribu hektare. Daerah pengembangannya, meliputi Tuban, Lamongan Bojonegoro dan Madura (Tulaboma). "Dari target luas tanaman tebu di Jatim itu, Bojonegoro mendapatkan target 12.000 hektare, " ungkapnya. Ia menyebutkan, dari tanaman tebu seluas 897,873 hektare, semuanya, berada di sawah tadah hujan, di Kecamatan Kedungadem, Ngraho dan Padangan. Dalam pengelolaannya, dilakukan bekerja sama dengan Pabrik Gula (PG) Poerwodadie, Jateng, PG Rejo Agung Madiun, PG Soedono Magetan, PG Djombang Baru dan PG Lestari, keduanya di Jombang. "Semua areal tanaman tebu tersebut merupakan areal pengembangan dua tahun terakhir, karena ada sebagian merupakan tanaman tebu, yang ditanam tahun 2010, " katanya, mengungkapkan. (*).

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012