Surabaya - Rumah Sakit Umum dr Soetomo Surabaya selama sepekan terakhir sudah menangani tujuh pasien yang terserang penyakit difteri. "Sejak awal Januari 2012, sudah ada tujuh pasien anak yang dirawat. Bahkan satu pasien meninggal dunia, dua sudah pulang dan empat lainnya maih rawat inap," Kepala Divisi Infeksi dan Pediatri Tropik Departemen Ilmu Kesehatan Anak RSU dr Soetomo, dr Dominicus Husada SpA(K), kepada wartawan Senin. Satu pasien yang meninggal dunia pada Rabu (4/1) masih berusia lima tahun asal Bangkalan, karena mengalami gagal jantung. Saat dirujuk, kondisi pasien masuk stadium lanjut. "Saat masuk ke Irna Anak (1/1), difterinya sudah komplikasi dan menyerang jantung," tutur dia. Menurut Dominicus, kasus difteri diprediksi masih akan meningkat hingga akhir tahun ini dan mengalami penurunan pada 2013. Ini karena efektivitas dari program imunisasi yang sudah diberlakukan baru terlihat tahun depan dan itu sudah sesuai prediksi. Karena itu pihaknya mengimbau agar tenaga medis rumah sakit, baik di RSU dr Soetomo maupun rumah sakit milik pemkab/Pemkot se-Jawa Timur bersiap diri. "Difteri ini seharusnya bisa dideteksi sedini mungkin sehingga tidak sampai parah. Sebab akan semakin sudah mengobatinya dan nyawa penderita sangat terancam," tukasnya. Dominicus menjelaskan, gejala awal penyakit akibat racun yang dikeluarkan bakteri "Corynebacterium Diphtheriae" itu adalah nyeri tenggorokan ringan dan kesulitan menelan. Tidak jarang diikuti demam, mual, muntah, menggigil dan sakit kepala. Pembengkakan kelenjar getah bening di leher sering terjadi. Biasanya bakteri berkembang biak di sekitar permukaan selaput lendir mulut atau tenggorokan dan menyebabkan peradangan. "Saat diketahui gejala awal, harus sudah diobati dengan profilaksis di rumah sakit kabupaten/kota. Orang yang ada di lingkungan sekitar dan sering kontak, seperti keluarga, tetangga dan teman sekolah, juga harus menjalani pemeriksaan," kata Dominicus. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012