Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) mendukung peningkatan kualitas industri minyak dan gas bumi (migas) dari sisi ekonomi, sebab di wilayah setempat terdapat 28 wilayah kerja migas.

"Delapan di antaranya berstatus eksplorasi, 17 produksi dan dua pengembangan," kata Penjabat (Pj) Gubernur Jatim Adhy Karyono saat membuka "Indonesian Oil & Gas Supply Chain Management (IOG SCM) Summit 2024 di Surabaya.

Menurutnya, hingga Maret 2024, produksi minyak bumi dan kondensat di Jatim tercatat sebesar 172,227 barel oil per daya dan 734,07 million metric standart cubic feed day

"Jatim menduduki peringkat ketiga sebagai daerah penghasil migas terbesar setelah Riau dan Kalimantan Timur," ujarnya. 

Adhy mengapresiasi kegiatan IOG SCM Summit 2024 yang dinilai sangat penting dan strategis dalam mewujudkan koordinasi dan sinergi antar Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam meningkatkan sektor ekonomi.

"Kegiatan ini memperkuat manajemen rantai pasok melalui database yang terintegrasi dari hulu ke hilir untuk memberikan kemudahan bagi kontraktor maupun investor," ujarnya.

Adhy mengaku salut dengan digitalisasi dalam rantai pasok di sektor migas yang sudah kuat sehingga memudahkan satu pintu terkoneksi dengan seluruh pemangku kepentingan. 

"Selain itu pemerintah juga mampu memberikan kemudahan perizinan bagi investor," ucapnya. 

Adhy menandaskan kegiatan ini mendukung upaya pemerintah dalam rangka percepatan target produksi migas yang telah ditetapkan serta dapat memberikan solusi, terobosan teknologi, serta strategi efektif mempercepat digitalisasi rantai pasok dalam menyelesaikan permasalahan kompleks operasional hulu migas.

"Kami berharap kegiatan SCM di sektor hulu migas menghasilkan terobosan dan upaya agresif untuk mendukung target industri hulu minyak dan gas mencapai produksi minyak 1 juta barel oil per daya dan gas 12 billion standard cubic feet day tahun 2030," tuturnya. 

Tidak sekadar meningkatkan kualitas industri migas dari sisi ekonomi, Pj Gubernur Adhy menilai kegiatan ini memiliki dampak global. 

"Khususnya di dalam negeri untuk berpartisipasi aktif meningkatkan daya saing dan membentuk efek berganda bagi perekonomian nasional, salah satunya membantu pelaku UMKM berupa pembinaan dan bantuan modal kerja," katanya.

Bagi Adhy, upaya tersebut tidak sekadar menegaskan keberadaan industri sektor migas dalam hal pengelolaan saja, tetapi memberi efek kepada masyarakat sehingga meningkatkan daya beli dan menurunkan angka pengangguran. 

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : A Malik Ibrahim


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024