The 4th Summer School di Surabaya mengambil tema "Multidisciplinary Approach to Global Crisis Mitigation" yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat Jawa Timur. 

"Tema yang diusung sangat relevan dengan isu-isu strategis yang sedang kita tangani," kata Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur (Jatim) Adhy Karyono melalui keterangan tertulis di Surabaya, Sabtu.

Pesertanya berasal dari 19 negara, yaitu Indonesia, Zimbabwe, Madagaskar, Cina, Tajikistan, Afganistan, Malaysia, Kazakhstan, United Kingdom, Singapura, Tanzania, Sudan, Pakistan, India, Rusia, Yaman, Kenya, Boswana dan Sierra Leon.

Pj Gubernur Adhy berharap kegiatan ini dapat membantu pemerintah mengatasi isu global maupun permasalahan di daerah baik ekonomi maupun permasalahan sosial lainnya.

Direktur Pascasarjana Unair Prof Badri Munir Sukoco menjelaskan penentuan tema besar "The 4th Summer School", yaitu mitigasi krisis global, merupakan bentuk respons atas berbagai macam krisis multidimensi yang terjadi pasca COVID-19. 

Untuk itu, Summer School didesain dengan melibatkan tidak hanya akademisi di Indonesia, namun melibatkan dosen hingga mahasiswa dari berbagai negara. 

"Saya berharap melalui Summer School bisa menstimulasi kita semua untuk lebih siap dalam menghadapi dan memitigasi segala resiko yang mungkin terjadi," katanya.

Dengan total 59 peserta dan 17 instruktur dari 19 negara, ditambah 42 peserta dari Indonesia, ia berharap Summer School bisa memberikan pengaruh positif terhadap upaya penanganan krisis di berbagai wilayah demi mewujudkan dunia yang lebih baik. 

"Dengan berkolaborasi, kita bisa mewujudkan cita-cita bersama untuk menekan kemiskinan dan ketidaksetaraan bagi seluruh manusia," ucapnya.
 

Pewarta: Hanif Nashrullah

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024