Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Batuporon, Bangkalan, Jawa Timur, Letkol Laut (P) Moch Anton Maulana mengingatkan nelayan di Pulau Madura tentang bahaya penggunaan bom ikan serta dampak negatifnya pada kelestarian ekosistem laut berkelanjutan.

"Ini penting kami sampaikan, karena laut merupakan sumber kemakmuran dan masa depan bangsa ini," katanya di sela-sela acara pertemuan dengan komunitas nelayan di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Kamis.

Oleh karena itu, kata dia, upaya untuk menjaga kelestarian ekosistem laut harus diperhatikan semua pihak, baik aparat keamanan maupun masyarakat termasuk nelayan.

Ia mengemukakan salah satu cara menangkap ikan yang sering dilakukan oleh sebagian nelayan di Pulau Madura adalah pola penangkapan dengan menggunakan bom ikan.

Menurut Anton, penggunaan bom ikan biasanya oleh nelayan bagan, yakni saat ikan mulai masuk perangkap jaring nelayan.

Akibatnya, semua jenis ikan yang telah dibom itu mati, termasuk ikan yang masih kecil.

"Selain berpotensi memusnahkan ikan-ikan di laut, karena ikan kecil juga mati akibat bom ikan, juga berbahaya bagi nelayan," kata Anton.

Menurut dia, tidak sedikit nelayan yang menjadi korban ledakan dari bom ikan yang digunakan itu.

Dampak negatif lain dari pola penangkapan ikan dengan menggunakan bom ikan itu, kata dia, rusaknya terumbu karang di dalam laut.

Secara terpisah, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pemkab Pamekasan Abdul Fata mengakui kesadaran sebagian nelayan di Kabupaten Pamekasan tentang pola penangkapan ikan yang ramah lingkungan memang masih rendah.

"Oleh karena itu, upaya untuk memberikan penyadaran dalam bentuk sosialisasi terus kami lakukan melalui kelompok atau komunitas nelayan di Pamekasan ini," katanya.

Mantan Kepala Dinas Koperasi dan UKM ini selanjutnya mengajak semua pihak tentang pentingnya melestarikan ekosistem laut dengan cara melakukan penangkapan ikan yang ramah lingkungan.
 

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Abdullah Rifai


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024