Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Surabaya H. M. Ali Affandi Andi La Nyalla Mahmud Mattalitti menilai Kota Pahlawan punya peluang besar untuk menjalin kerja sama dengan Pemerintah Thailand karena infrastruktur pendukungnya telah tersedia dengan baik, salah satunya pelabuhan.
"Kami ingin bertukar informasi tentang apa yang dibutuhkan Thailand dan apa yang bisa ditawarkan Surabaya untuk Thailand, sehingga kerja sama ini bisa memberikan multiplier effect bagi kedua belah pihak," ucap Mas Andi, sapaan akrabnya, dalam keterangannya di Surabaya, Kamis.
Dengan demikian, kata dia, kolaborasi dan kerja sama tersebut akan mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di kedua negara.
"Memang, Thailand, saat ini tengah digandrungi oleh wisatawan dari Indonesia. Selain objek wisatanya cukup menarik, harga berbagai jenis kuliner dan produk fesyen juga cukup murah," katanya.
Mas Andi menjelaskan, kerja sama tersebut akan semakin mudah dilaksanakan mengingat adanya surat edaran untuk perusahaan agar bergabung ke Kadin.
"Ini bisa mempermudah untuk improve bisnis dan memetakan potensi ekonomi Surabaya," tuturnya.
Selain itu, lanjutnya, banyak pelaku usaha di Surabaya ingin melakukan kunjungan ke Thailand untuk belajar tentang IT, khususnya tentang Artificial Intelligence (AI) dan big data.
"AI dan big data adalah sebuah kebutuhan dan Kadin tertarik untuk berkunjung ke Wangchan Valley atau Silicon Valleynya Thailand," ujarnya.
Sementara itu, Minister Counsellor (Investment) Thailand Chatchadaporn Krungkasem mengatakan maksud dan tujuannya mengunjungi Kadin Surabaya untuk menjalin hubungan baik dan menjaring peluang bisnis.
"Kami masih buta tentang Kota Surabaya, terutama terkait dengan potensi ekonomi. Untuk itu kami ingin menjalin networking dan menjaring peluang bisnis dengan Indonesia, khususnya Surabaya. Kami akan membawa perusahaan Thailand untuk datang dan melihat peluang kerja sama," katanya.
Chatchadaporn menjelaskan, saat ini Thailand berupaya memperkuat kerja sama ekonomi di sektor investasi, perdagangan, pertanian hingga pariwisata dengan Indonesia, khususnya Surabaya.
"Thailand tidak punya sumber nikel untuk Baterai mobil listrik atau Electric Vehicle (EV). Apabila ada peluang untuk suplai nikel ke Thailand, kami akan menyambut dengan senang karena Thailand memiliki perusahaan spare part dan aksesori EV maupun otomobil secara umum," ujarnya.
Selain itu, pihaknya menilai sektor agribisnis dan pariwisata juga cukup menjanjikan untuk dikerjasamakan.
"Karena Thailand adalah salah satu negara penyuplai gula ke Indonesia dan juga menjadi tujuan utama wisatawan baik dari Indonesia maupun Thailand," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Kami ingin bertukar informasi tentang apa yang dibutuhkan Thailand dan apa yang bisa ditawarkan Surabaya untuk Thailand, sehingga kerja sama ini bisa memberikan multiplier effect bagi kedua belah pihak," ucap Mas Andi, sapaan akrabnya, dalam keterangannya di Surabaya, Kamis.
Dengan demikian, kata dia, kolaborasi dan kerja sama tersebut akan mampu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di kedua negara.
"Memang, Thailand, saat ini tengah digandrungi oleh wisatawan dari Indonesia. Selain objek wisatanya cukup menarik, harga berbagai jenis kuliner dan produk fesyen juga cukup murah," katanya.
Mas Andi menjelaskan, kerja sama tersebut akan semakin mudah dilaksanakan mengingat adanya surat edaran untuk perusahaan agar bergabung ke Kadin.
"Ini bisa mempermudah untuk improve bisnis dan memetakan potensi ekonomi Surabaya," tuturnya.
Selain itu, lanjutnya, banyak pelaku usaha di Surabaya ingin melakukan kunjungan ke Thailand untuk belajar tentang IT, khususnya tentang Artificial Intelligence (AI) dan big data.
"AI dan big data adalah sebuah kebutuhan dan Kadin tertarik untuk berkunjung ke Wangchan Valley atau Silicon Valleynya Thailand," ujarnya.
Sementara itu, Minister Counsellor (Investment) Thailand Chatchadaporn Krungkasem mengatakan maksud dan tujuannya mengunjungi Kadin Surabaya untuk menjalin hubungan baik dan menjaring peluang bisnis.
"Kami masih buta tentang Kota Surabaya, terutama terkait dengan potensi ekonomi. Untuk itu kami ingin menjalin networking dan menjaring peluang bisnis dengan Indonesia, khususnya Surabaya. Kami akan membawa perusahaan Thailand untuk datang dan melihat peluang kerja sama," katanya.
Chatchadaporn menjelaskan, saat ini Thailand berupaya memperkuat kerja sama ekonomi di sektor investasi, perdagangan, pertanian hingga pariwisata dengan Indonesia, khususnya Surabaya.
"Thailand tidak punya sumber nikel untuk Baterai mobil listrik atau Electric Vehicle (EV). Apabila ada peluang untuk suplai nikel ke Thailand, kami akan menyambut dengan senang karena Thailand memiliki perusahaan spare part dan aksesori EV maupun otomobil secara umum," ujarnya.
Selain itu, pihaknya menilai sektor agribisnis dan pariwisata juga cukup menjanjikan untuk dikerjasamakan.
"Karena Thailand adalah salah satu negara penyuplai gula ke Indonesia dan juga menjadi tujuan utama wisatawan baik dari Indonesia maupun Thailand," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024