Pamekasan - Batik Madura dengan motif burung merak sangat disukai masyarakat wisatwan asing (wisman) atau pasar luar negeri. "Di luar negeri itu harga jenis batik ini bisa mencapai Rp350 ribu per lembar padahal disini hanya Rp40 ribu," kata Suhartatik dari Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Jawa Timur, Suhartatik di Pamekasan, Senin. Dalam sarasehan bertajuk "Ayo Jadi Pengusaha" yang digelar Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia ( BPC HIPMI) Pamekasan di pendopo pemkab setempat, Suhartatik mengemukakan. Ini berarti, kata dia, batik Madura memiliki peluang pasar yang sangat bagus di luar negeri. "Hanya saja hal ini masih diketahui sebagian pengusaha saja," ucapnya. Selain batik, yang juga memilik peluang pasar besar di luar negari adalah kerajinan kayu, ukiran dan keterampilan dari pohon lontar. "Tapi syaratnya untuk hasil kerajinan kayu ini harus terkesan alami, tidak seperti ini," katanya sambil menunjuk ukiran bermotif halus yang dipajang di sekitar pendopo pemkab Pamekasan. Oleh karenanya, sambung dia, dirinya mengajak kepada para pengusaha muda yang tergabung dalam BPC HIPMI Pamekasan untuk terus meningkatkan produktifitas dan menggali potensi lokal yang ada di wilayah itu. Selain Suhartatik, ada tiga nara sumber lain yang menjadi pembicara dalam acara sarasehan itu. Masing-masing Direktur Pt Marinal Indoprima Gazali, Tokoh Pengusaha Pamekasan Amiril M.Si dan fungsionaris HIPMI Jatim, Sony. Nara sumber Gazali dalam kesempatan itu mengemukakan, kegiatan menjalankan usaha, sebenarnya merupakan bentuk kegiatan yang sangat dianjurkan oleh agama. Sebab, di berbagai negara yang telah maju, jumlah pengusahanya rata-rata diatas 30 persen. Sedangkan di Indonesia, saat ini hanya sekitar 1 persen saja. Fungsionaris HIPMI Jatim Sony mengatakan, semangat untuk menjadi pengusaha perlu terus dikembangkan, mengingat, hasil survei yang dilakukan salah satu pergiruan tinggi negeri belum lama ini menyebutkan, bahwa empat kabupaten di Madura menempati posisi yang kurang memuaskan. Saat ini, kata dia, daya saing Pamekasan berdasarkan pengukuran daya saing daerah oleh Bank Indonesia masih sangat rendah dibanding kabupaten/kota di Jawa Timur. (*)

Pewarta:

Editor : FAROCHA


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011