Kodam V/Brawijaya mendukung upaya seluruh pemerintah daerah di Provinsi Jawa Timur dalam meningkatkan produksi tanaman pangan guna mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Panglima Kodam V/Brawijaya Mayjen TNI Rafael Granada Baay mengatakan dukungan tersebut menindaklanjuti kerja sama TNI AD dengan Kementerian Pertanian RI dalam rangka optimalisasi produktivitas tanaman pangan, utamanya padi.
"Saya sudah perintahkan kepada para Dandim dan Danrem di wilayah Kodam V/Brawijaya agar mendukung sepenuhnya pemerintah daerah, dinas pertanian, dan seluruh petani di Jatim untuk mengoptimalkan produksi padi," ujar Mayjen Rafael saat panen raya di Desa Sekar Putih, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jatim, Jumat.
Menurutnya, dukungan tersebut diwujudkan melalui berbagai langkah nyata guna mencapai tujuan bersama dalam sektor pertanian. Khususnya dalam hal perluasan lahan tanam padi, utamanya di sawah tadah hujan untuk meningkatkan produktivitas hasil panen.
Pihaknya menyebut Provinsi Jawa Timur memiliki luas lahan sawah tadah hujan mencapai 498.088 hektare. Dari luasan tersebut, baru sekitar 36.000 hektare yang mampu dioptimalkan dengan 2 sampai 3 kali tanam dalam setahun.
Pihaknya bersama dinas pertanian masing-masing pemda menargetkan 400 ribu hektare sawah tadah hujan di Jatim tahun ini mampu dioptimalkan dengan 2 sampai 3 tanam untuk meningkatkan produktivitas padi dan mendukung ketahanan pangan nasional.
Guna mendukung optimalisasi tersebut, pihaknya bersama Kementerian Pertanian akan melakukan program pompanisasi dan pipanisasi.
Melalui pompanisasi, ujarnya, sawah tadah hujan yang selama ini terkendala pengairan dapat ditanami lebih dari sekali dalam setahun.
"Dengan demikian, hasil produksi padi dari lahan pertanian yang teririgasi hingga 4 kali panen ditambah optimalisasi sawah tadah hujan mampu mendukung produktivitas padi di Jatim hingga 50 persen untuk suplai kebutuhan pangan nasional," katanya.
Ia menambahkan dukungan penuh jajaran Kodam V/Brawijaya hingga tingkat kota/kabupaten tersebut juga dalam rangka mengantisipasi ancaman El Nino Gorila tahun ini yang dapat berdampak pada produktivitas padi.
Data Dinas Pertanian Jawa Timur menyebutkan di tahun 2020-2023 tercatat kontribusi Jawa Timur mencapai 17,9 persen terhadap produksi padi nasional. Pencapaian produksi padi tahun 2023 sebesar 9,7 juta ton gabah kering giling atau setara dengan 5,6 juta ton beras.
Ia berharap kerja sama TNI AD dan pemda di Jatim tersebut dapat mempercepat penanganan masalah produktivitas pertanian yang terdampak pada fenomena El Nino akibat perubahan iklim.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Panglima Kodam V/Brawijaya Mayjen TNI Rafael Granada Baay mengatakan dukungan tersebut menindaklanjuti kerja sama TNI AD dengan Kementerian Pertanian RI dalam rangka optimalisasi produktivitas tanaman pangan, utamanya padi.
"Saya sudah perintahkan kepada para Dandim dan Danrem di wilayah Kodam V/Brawijaya agar mendukung sepenuhnya pemerintah daerah, dinas pertanian, dan seluruh petani di Jatim untuk mengoptimalkan produksi padi," ujar Mayjen Rafael saat panen raya di Desa Sekar Putih, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jatim, Jumat.
Menurutnya, dukungan tersebut diwujudkan melalui berbagai langkah nyata guna mencapai tujuan bersama dalam sektor pertanian. Khususnya dalam hal perluasan lahan tanam padi, utamanya di sawah tadah hujan untuk meningkatkan produktivitas hasil panen.
Pihaknya menyebut Provinsi Jawa Timur memiliki luas lahan sawah tadah hujan mencapai 498.088 hektare. Dari luasan tersebut, baru sekitar 36.000 hektare yang mampu dioptimalkan dengan 2 sampai 3 kali tanam dalam setahun.
Pihaknya bersama dinas pertanian masing-masing pemda menargetkan 400 ribu hektare sawah tadah hujan di Jatim tahun ini mampu dioptimalkan dengan 2 sampai 3 tanam untuk meningkatkan produktivitas padi dan mendukung ketahanan pangan nasional.
Guna mendukung optimalisasi tersebut, pihaknya bersama Kementerian Pertanian akan melakukan program pompanisasi dan pipanisasi.
Melalui pompanisasi, ujarnya, sawah tadah hujan yang selama ini terkendala pengairan dapat ditanami lebih dari sekali dalam setahun.
"Dengan demikian, hasil produksi padi dari lahan pertanian yang teririgasi hingga 4 kali panen ditambah optimalisasi sawah tadah hujan mampu mendukung produktivitas padi di Jatim hingga 50 persen untuk suplai kebutuhan pangan nasional," katanya.
Ia menambahkan dukungan penuh jajaran Kodam V/Brawijaya hingga tingkat kota/kabupaten tersebut juga dalam rangka mengantisipasi ancaman El Nino Gorila tahun ini yang dapat berdampak pada produktivitas padi.
Data Dinas Pertanian Jawa Timur menyebutkan di tahun 2020-2023 tercatat kontribusi Jawa Timur mencapai 17,9 persen terhadap produksi padi nasional. Pencapaian produksi padi tahun 2023 sebesar 9,7 juta ton gabah kering giling atau setara dengan 5,6 juta ton beras.
Ia berharap kerja sama TNI AD dan pemda di Jatim tersebut dapat mempercepat penanganan masalah produktivitas pertanian yang terdampak pada fenomena El Nino akibat perubahan iklim.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024