Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan peringatan dini kepada wisatawan lokal dan mancanegara untuk mewaspadai peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang saat ini sedang melanda Bali.
"Warning juga kita lakukan di media lokal agar masyarakat waspada terhadap demam berdarah dengue. Memang biasanya pada awal tahun meningkat," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi dikonfirmasi di Jakarta, Senin.
Pernyataan itu dikemukakan Imran merespons kasus DBD yang menuai sorotan media asing, Dailymail, pada medio April 2024 menyikapi seorang wisatawan asal Queensland, Australia, yang terdiagnosis DBD dalam 10 hari kunjungannya ke Bali.
Menurut Imran, pihaknya sudah membuat surat edaran ke semua dinas kesehatan tentang kewaspadaan terhadap DBD.
"Feed back laporan selalu kita berikan tiap bulan," katanya.
Baca juga: Libur Lebaran, Wisata Bahari Pasir Putih Situbondo masih jadi pilihan
Imran belum dapat mengkonfirmasi berapa jumlah kasus DBD yang dialami wisatawan di Bali.
Namun demikian, Kemenkes memastikan ketersediaan tempat tidur di rumah sakit dan obat untuk pasien DBD di Bali.
"Kami pantau sebelum lebaran masih aman. Belum ada laporan yang masuk ke kami tentang kekurangan atau kedaruratan DBD di daerah," ujarnya.
Sebelumnya, Dailymail dalam pemberitaan yang terbit 13 April 2024 menyampaikan peringatan kepada wisatawan untuk berhati-hati saat bepergian ke Bali, setelah tercatat peningkatan drastis kasus DBD di wilayah setempat.
Baca juga: Banyuwangi sajikan atraksi wisata bagi wisatawan selama libur Lebaran
"Seorang wanita Queensland yang kurang beruntung membagikan diagnosisnya saat terhubung dengan infus di kamar rumah sakit Ubud di pulau populer di Indonesia," demikian petikan narasi pemberitaan.
Wanita asal Queensland itu membagikan kisah perjalanannya selama 10 hari di Bali melalui akun Facebook. Ia menulis bahwa tidak melihat satupun nyamuk atau digigit oleh nyamuk, tetapi masih dinyatakan positif terkena DBD.
Ia bersyukur memperoleh perawatan di rumah sakit dengan biaya asuransi.
Sejumlah tanggapan di akun tersebut menyebut banyak pelancong membanjiri media sosial dengan cerita mereka sendiri tentang rasa sakit yang hebat, muntah-muntah yang tak terkendali, dan suhu di atas 39 derajat Celcius.
Baca juga: Sejumlah objek wisata di Jember dipadati wisatawan saat libur Lebaran
Sejumlah wisatawan lain di akun tersebut juga menyebut kasus yang dilaporkan di wilayah Kabupaten Bangli, Bali, naik sekitar 65 persen dibandingkan tahun lalu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Warning juga kita lakukan di media lokal agar masyarakat waspada terhadap demam berdarah dengue. Memang biasanya pada awal tahun meningkat," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi dikonfirmasi di Jakarta, Senin.
Pernyataan itu dikemukakan Imran merespons kasus DBD yang menuai sorotan media asing, Dailymail, pada medio April 2024 menyikapi seorang wisatawan asal Queensland, Australia, yang terdiagnosis DBD dalam 10 hari kunjungannya ke Bali.
Menurut Imran, pihaknya sudah membuat surat edaran ke semua dinas kesehatan tentang kewaspadaan terhadap DBD.
"Feed back laporan selalu kita berikan tiap bulan," katanya.
Baca juga: Libur Lebaran, Wisata Bahari Pasir Putih Situbondo masih jadi pilihan
Imran belum dapat mengkonfirmasi berapa jumlah kasus DBD yang dialami wisatawan di Bali.
Namun demikian, Kemenkes memastikan ketersediaan tempat tidur di rumah sakit dan obat untuk pasien DBD di Bali.
"Kami pantau sebelum lebaran masih aman. Belum ada laporan yang masuk ke kami tentang kekurangan atau kedaruratan DBD di daerah," ujarnya.
Sebelumnya, Dailymail dalam pemberitaan yang terbit 13 April 2024 menyampaikan peringatan kepada wisatawan untuk berhati-hati saat bepergian ke Bali, setelah tercatat peningkatan drastis kasus DBD di wilayah setempat.
Baca juga: Banyuwangi sajikan atraksi wisata bagi wisatawan selama libur Lebaran
"Seorang wanita Queensland yang kurang beruntung membagikan diagnosisnya saat terhubung dengan infus di kamar rumah sakit Ubud di pulau populer di Indonesia," demikian petikan narasi pemberitaan.
Wanita asal Queensland itu membagikan kisah perjalanannya selama 10 hari di Bali melalui akun Facebook. Ia menulis bahwa tidak melihat satupun nyamuk atau digigit oleh nyamuk, tetapi masih dinyatakan positif terkena DBD.
Ia bersyukur memperoleh perawatan di rumah sakit dengan biaya asuransi.
Sejumlah tanggapan di akun tersebut menyebut banyak pelancong membanjiri media sosial dengan cerita mereka sendiri tentang rasa sakit yang hebat, muntah-muntah yang tak terkendali, dan suhu di atas 39 derajat Celcius.
Baca juga: Sejumlah objek wisata di Jember dipadati wisatawan saat libur Lebaran
Sejumlah wisatawan lain di akun tersebut juga menyebut kasus yang dilaporkan di wilayah Kabupaten Bangli, Bali, naik sekitar 65 persen dibandingkan tahun lalu.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024