Hujan deras yang melanda Surabaya pada Kamis (4/4) malam, menyebabkan banjir di sejumlah kawasan, mengakibatkan sejumlah rumah terendam dan kendaraan roda dua terpaksa menepi, bahkan ada yang putar balik.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro saat dihubungi ANTARA, Jumat, mengatakan untuk banjir sudah tertangani oleh petugas dan telah surut.
"Sudah surut semua, untuk penanganan banjirnya, monggo ke Dinas PU agar lebih akurat," ucapnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, adapun kawasan yang terendam banjir akibat hujan yang mengguyur Kota Pahlawan kurang lebih selama dua jam tersebut diantaranya, Jalan Mayjen Sungkono, kawasan Simo, Dukuh Kupan, Jalan Hayam Wuruk, Kedurus, Banyu Urip, Jalan Ahmad Yani, Jalan HR Muhammad, Tanjungsari, Tambak Mayor, Dupak Rukun, dan Sukomanunggal.
Pantauan dari sosial media, banyak pengendara motor yang terdampak oleh banjir tersebut. Selain itu, tidak sedikit juga warga yang berada di wilayah Simo dan sekitarnya membagikan depan rumahnya sudah dialiri banjir dengan cukup tinggi.
Salah seorang warganet asal Dukuh Kupang Surabaya bernama Emma Resty mengatakan setiap tahun di wilayahnya selalu banjir dan tidak ada perubahan.
"Tidak ada perubahan sama sekali. Selalu banjir tiap tahun, malah parah," katanya.
"Astaghfirullah, lagi dan lagi, setiap kali hujan deras selalu banjir segitu," kata salah seorang warga Dukuh Kupang yang bernama Devina.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Surabaya mengurai penyebab banjir akibat cuaca ekstrem di kawasan Dukuh Kupang belum lama ini.
Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan banjir yang terjadi di kawasan Dukuh Kupang tidak hanya disebabkan oleh curah hujan tinggi.
Namun, menurut dia, ada rumah warga di kawasan tersebut yang letaknya berada di dalam cekungan dan bangunan menutupi saluran sehingga terjadi banjir.
Wali Kota mengatakan sejak 1976 kawasan ini sering banjir hingga saat ini sehingga Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) saat ini sedang mencari formula untuk mengatasi tersebut.
Saat inspeksi, Wali Kota yang akrab disapa Cak Eri itu geram karena mayoritas rumah di kawasan ini bangunannya menutupi saluran dan menyesalkan mengapa saluran di kawasan ini bisa sampai dibangun teras rumah oleh warga.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya Agus Hebi Djuniantoro saat dihubungi ANTARA, Jumat, mengatakan untuk banjir sudah tertangani oleh petugas dan telah surut.
"Sudah surut semua, untuk penanganan banjirnya, monggo ke Dinas PU agar lebih akurat," ucapnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, adapun kawasan yang terendam banjir akibat hujan yang mengguyur Kota Pahlawan kurang lebih selama dua jam tersebut diantaranya, Jalan Mayjen Sungkono, kawasan Simo, Dukuh Kupan, Jalan Hayam Wuruk, Kedurus, Banyu Urip, Jalan Ahmad Yani, Jalan HR Muhammad, Tanjungsari, Tambak Mayor, Dupak Rukun, dan Sukomanunggal.
Pantauan dari sosial media, banyak pengendara motor yang terdampak oleh banjir tersebut. Selain itu, tidak sedikit juga warga yang berada di wilayah Simo dan sekitarnya membagikan depan rumahnya sudah dialiri banjir dengan cukup tinggi.
Salah seorang warganet asal Dukuh Kupang Surabaya bernama Emma Resty mengatakan setiap tahun di wilayahnya selalu banjir dan tidak ada perubahan.
"Tidak ada perubahan sama sekali. Selalu banjir tiap tahun, malah parah," katanya.
"Astaghfirullah, lagi dan lagi, setiap kali hujan deras selalu banjir segitu," kata salah seorang warga Dukuh Kupang yang bernama Devina.
Sebelumnya, Pemerintah Kota Surabaya mengurai penyebab banjir akibat cuaca ekstrem di kawasan Dukuh Kupang belum lama ini.
Wali Kota Eri Cahyadi mengatakan banjir yang terjadi di kawasan Dukuh Kupang tidak hanya disebabkan oleh curah hujan tinggi.
Namun, menurut dia, ada rumah warga di kawasan tersebut yang letaknya berada di dalam cekungan dan bangunan menutupi saluran sehingga terjadi banjir.
Wali Kota mengatakan sejak 1976 kawasan ini sering banjir hingga saat ini sehingga Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) saat ini sedang mencari formula untuk mengatasi tersebut.
Saat inspeksi, Wali Kota yang akrab disapa Cak Eri itu geram karena mayoritas rumah di kawasan ini bangunannya menutupi saluran dan menyesalkan mengapa saluran di kawasan ini bisa sampai dibangun teras rumah oleh warga.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024