Sejumlah pelaku jasa permak pakaian di kawasan Jalqn Adi Sucipto Kelurahan Kenayan, Tulungagung mengaku mulai kewalahan layani order jelang Lebaran yang meningkat.

"Sejak pekan kedua (permintaan permak) meningkat. Saking banyaknya sampai terpaksa beberapa kami tolak. Khawatir tidak bisa selesai," kata Ketua Komunitas Permak Pinggir Aspal Kota Tulungagung (Comppast), Sujono dikonfirmasi disela kesibukannya menjahit pakaian yang dipermak ukuran di Tulungagung, Kamis.

Dua pekan terakhir, kata dia, order pernak naik hingga 2-3 kali lipat.

Pada hari/bulan biasa permintaan jasa permak rata-rata antara 3-5 orang per hari.

Namun hari-hari menjelang Lebaran ini warga yang mereparasikan bajunya ke pusat permak sekitaran eks-swalayan Belga Tulungagung bisa mencapai 10-20 orang.

"Tidak tentu ya. Tapi naik sekali. Kalau sudah full (penuh) ya terpaksa kami tolak," katanya.

Pengakuan yang sama diungkapkan Sumarni, pelaku jasa permak lain.

Tak hanya baju atau pakaian bekas yang dipermak ukuran ataupun perbaikan kecil lain, namun juga baju baru yang biasanya dipotong ukur karena kepanjangan.

"Saat ini, karena permintaan banyak kami membatasi hanya melayani jasa permak potong ukur ataupun perbaikan resleting dan sejenisnya. Intinya kami batasi untuk kerjaan yang bisa cepat selesai sehingga yang lain juga bisa terlayani," kata Marni.

Dikatakan, untuk jasa potong baju (biasanya celana), pelaku usaha jasa permak mematok tarif Rp15 ribu per helai. Sedangkan untuk perbaikan resleting dipatok Rp10 ribu per helai.

Tarif itu berlaku merata di semua pelaku jasa layanan permak di gang kecil tak jauh dari Pasar Wage, Kota Tulungagung itu.

Jam operasional penjahit permak biasanya mulai pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024