Malang - Sebanyak enam orang penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Wanita Kelas II Sukun, Kota Malang, Jawa Timur, terdeteksi positif mengidap penyakit HIV/AIDS. Dokter kesehatan Lapas Wanita Kelas II Sukun dr Iin Indarti, Senin mengatakan, penularan HIV/AIDS dilingkungan Lapas Wanita hanya bisa dilakukan dengan penggunaan jarum tato secara bersama-sama, karena penularan dengan cara lain sangat kecil kemungkinannya. "Jika dengan hubungan seks, jelas tidak mungkin karena semua wanita. Yang potensinya cukup besar terhadap penularan HIV/AIDS dilingkungan Lapas Wanita adalah menggunakan jarum tato," katanya mengikuti Sarasehan HIV/AIDS di Balai Kota Malang. Ia mengemukakan, dari sekitar 300 orang napi (warga binaan) di Lapas Wanita Sukun, enam di antaranya positif mengidap penyakit HIV/AIDS. Selama ini mereka menjalani rutinitas dan kegiatan secara bebas, tanpa ada batasan. Karena aktivitas dan kegiatan antara penderita HIV/AIDS dengan penghuni lain yang cukup bebas itu, lanjutnya, mereka rentan terhadap penularan HIV/AIDS lewat jarum tato, meski sampai saat ini belum pernah terjadi. Ia mengaku, kebebasan untuk beraktivitas tersebut diberikan penuh kepada penderita HIV/AIDS, semata-mata untuk menghindari bentuk diskriminasi, sehingga keenam penderita HIV/AIDS tersebut tidak dilokasir. Namun, lanjutnya, secara rutin (tiap hari) dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui perkembangan dari penyakit yang diderita oleh keenam penghuni Lapas Wanita Sukun tersebut. Selain ada yang mengidap penyakit HIV/AIDS, katanya, penyakit yang menduduki peringkat teratas penghuni Lapas adalah jenis penyakit inspeksi saluran pernapasan atas/akut (ISPA). "Kita juga secara rutin dan berkala melakukan pemeriksaan terhadap para penghuni Lapas guna mengetahui perkembangan kesehatan mereka, apalagi setelah terdeteksi ada yang postif menderita HIV/AIDS," tegasnya.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011