Bojonegoro - Warga di Bojonegoro, Jawa Timur, menyerbu Bengawan Solo, untuk menangkap berbagai jenis ikan yang mabuk bersamaan naiknya permukaan air sungai terpanjang di Jawa di daerah setempat, Senin.
"Kami kurang tahu apa penyebab mabuknya ikan Bengawan Solo. Yang jelas air Bengawan Solo naik dengan cepat sejak Minggu (4/12) malam hingga sekarang," kata seorang warga Desa Kauman, Kecamatan Kota Bojonegoro, Supaat (35).
Ia menjelaskan, mabuknya berbagai jenis ikan di Bengawan Solo itu oleh masyarakat setempat biasa disebut "munggut". Jenis ikan yang mabuk dalam kejadian pertama kali pada musim hujan itu di antaranya ikan tawes, jendhil, patin, dan lainnya.
"Ikan yang mabuk mengikuti aliran air Bengawan Solo sehingga warga langsung menunggu di tepi Bengawan Solo, " kata Supaat, yang bergerombol dengan sejumlah warga lainnya di tepi Bengawan Solo.
Menurut dia, mabuknya berbagai aneka ikan Bengawan Solo tersebut bergerak dari hulu ke hilir. Pada Senin sekitar pukul 07.00 WIB ikan yang mabuk berada di daerah hulu di wilayah Kecamatan Kalitidu, sedangkan beberapa jam kemudian ikan di daerah hilir yakni di Kecamatan Kota dan sekitarnya mabuk.
Supaat dan warga lainnya di Desa Kauman, Kecamatan Kota, menduga penyebab mabuknya berbagai jenis ikan tersebut akibat limbah dari berbagai industri yang dibuang di daerah hulu dan terbawa aliran air.
Limbah tersebut pada musim kemarau tidak bisa mengalir karena mengendap di daerah hulu dan baru baru bisa mengalir terbawa air ketika debit air Bengawan Solo meningkat.
"Biasanya rasa ikan yang mabuk tidak begitu gurih dan dagingnya terlalu empuk, berbeda dengan ikan segar yang diperoleh nelayan atau hasil memancing, " katanya menjelaskan.
Sementara itu, seorang warga Desa Kalianyar, Kecamatan Kapas, Supriyanto mengaku, selama dua jam memunguti ikan di aliran Bengawan Solo di Desa Ledokwetan memperoleh ikan tawes satu tas plastik kecil. "Lumayan dapat satu tas plastik, bisa untuk lauk, " katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011