Gubernur Jawa Timur periode 2019 - 2024 Khofifah Indar Parawansa mengundang muslim tuna rungu wicara untuk bertadarus di kediamannya di kawasan Jemursari Surabaya.
"Penyandang disabilitas tuna rungu wicara ini biasanya belajar membaca, menulis, memahami, serta mengkaji kitab suci Al Quran yang dijadwalkan dua kali dalam sepekan, yaitu setiap hari Kamis dan Minggu di Masjid Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Surabaya," katanya kepada wartawan usai tadarus di kediamannya, Rabu sore.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama ini mengapresiasi kegiatan rutin di Masjid Dinas Sosial Jawa Timur tersebut.
Terlebih, kegiatan rutin yang dipelopori oleh Rumah Quran Sahabat Tuli itu kini telah berkembang menjadi sembilan cabang di berbagai kabupaten/ kota wilayah Jawa Timur.
Khofifah mengungkapkan rasa bangganya karena diinformasikan setiap cabang memiliki jamaah penyandang tuna rungu wicara masing-masing mencapai sedikitnya lima puluh orang.
"Kita merasakan spirit Ramadhan yang sangat kuat setelah bertadarus bersama para penyandang disabilitas tuna rungu wicara ini," ujarnya.
Khofifah mengapresiasi semangat belajar kaum disabilitas itu yang dengan segala keterbatasannya berikhtiar untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai umat Islam sesuai dengan ajaran kitab suci Al Quran.
"Seperti dalam surat Ar Rahman, Fa bi Ayyi alaa Irabbikumaa Tukazzibaan, maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan," ucapnya.
Khofifah menjabarkan, bagi yang bisa melafalkan serta mendengarkan sesuatu dengan terang, maka mestinya bisa terinspirasi dengan semangat belajar yang luar biasa dari kaum tuna rungu wicara untuk dapat menunaikan Islam sesuai dengan ajaran kitab suci Al Quran.
Pendiri Rumah Quran Sahabat Tuli Maskurun mengakui selama mengajari rekan-rekannya penyandang disabilitas tuna rungu wicara butuh kesabaran.
"Memang sulit, kadang harus telaten untuk belajar dengan teman teman tuna rungu wicara. Mungkin butuh waktu lama untuk bisa memahami. Alhamdulillah, sekarang semua sudah bisa," kata perempuan yang juga penyandang disabilitas tuna rungu wicara tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Penyandang disabilitas tuna rungu wicara ini biasanya belajar membaca, menulis, memahami, serta mengkaji kitab suci Al Quran yang dijadwalkan dua kali dalam sepekan, yaitu setiap hari Kamis dan Minggu di Masjid Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur, Surabaya," katanya kepada wartawan usai tadarus di kediamannya, Rabu sore.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama ini mengapresiasi kegiatan rutin di Masjid Dinas Sosial Jawa Timur tersebut.
Terlebih, kegiatan rutin yang dipelopori oleh Rumah Quran Sahabat Tuli itu kini telah berkembang menjadi sembilan cabang di berbagai kabupaten/ kota wilayah Jawa Timur.
Khofifah mengungkapkan rasa bangganya karena diinformasikan setiap cabang memiliki jamaah penyandang tuna rungu wicara masing-masing mencapai sedikitnya lima puluh orang.
"Kita merasakan spirit Ramadhan yang sangat kuat setelah bertadarus bersama para penyandang disabilitas tuna rungu wicara ini," ujarnya.
Khofifah mengapresiasi semangat belajar kaum disabilitas itu yang dengan segala keterbatasannya berikhtiar untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai umat Islam sesuai dengan ajaran kitab suci Al Quran.
"Seperti dalam surat Ar Rahman, Fa bi Ayyi alaa Irabbikumaa Tukazzibaan, maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan," ucapnya.
Khofifah menjabarkan, bagi yang bisa melafalkan serta mendengarkan sesuatu dengan terang, maka mestinya bisa terinspirasi dengan semangat belajar yang luar biasa dari kaum tuna rungu wicara untuk dapat menunaikan Islam sesuai dengan ajaran kitab suci Al Quran.
Pendiri Rumah Quran Sahabat Tuli Maskurun mengakui selama mengajari rekan-rekannya penyandang disabilitas tuna rungu wicara butuh kesabaran.
"Memang sulit, kadang harus telaten untuk belajar dengan teman teman tuna rungu wicara. Mungkin butuh waktu lama untuk bisa memahami. Alhamdulillah, sekarang semua sudah bisa," kata perempuan yang juga penyandang disabilitas tuna rungu wicara tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024