Calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia terpilih Lia Istifhama menjabarkan visi misinya untuk mengangkat para pelaku usaha mikro, kecil, menengah (UMKM) yang memiliki "AURA".

"Saya ingin mengangkat spirit potensi lokal ber-AURA. Istilah ini beberapa kali saya sampaikan kepada teman-teman UMKM maupun forum publik ketika saya membahas terkait strategi mengangkat potensi lokal," ucap Ning Lia, sapaan akrabnya, dalam keterangannya di Surabaya, Rabu.

Ning Lia menjelaskan, AURA adalah kepanjangan dari padanan kata Akses pemasaran kuat, Unik, Resiliensi, dan Adaptif.

"Saya kira prinsip AURA ini menjadi salah satu penguat atau katalisator Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim, dalam hal ini semangat Gubernur Khofifah yang ketika beliau menjabat, selalu menyampaikan local to global. Jadi kita bicara UMKM naik kelas menuju go internasional," ujarnya.

Tokoh perempuan keponakan Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa itu menambahkan, ada beberapa prinsip yang harus dipegang untuk melaksanakan UMKM AURA.

“Pertama, yaitu terkait akses pemasaran, maka hal utama adalah kemudahan perizinan dan menekan biaya perizinan yang tinggi. Jadi seperti Nomor Induk Berusaha, Surat Izin Usaha Perdagangan, harus mudah diakses, terutama bagi pelaku usaha UMKM atau pelaku usaha sesuai kategori usahanya," katanya.

Kemudian, kata dia, untuk kelancaran investasi harus kuat agar dapat masuk ke kota/kabupaten di Jatim.

"Jadi ini bicara bagaimana implementasi B2B (Business to Business) dan B2C (Business to Customer)," ucap Ning Lia.

Selanjutnya, jika hal tersebut sudah kuat baru berbicara terkait skala nasional untuk ditarik benang merahnya.

“Kemudian kata unik, bahwa produk UMKM harus memiliki identitas, sesuai eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam lokal. Bahkan, kita harus melihat peluang, mana pengelolaan asset daerah yang bisa digunakan sebagai sentra UMKM," tuturnya.

Selain itu, unik juga harus muncul dalam proses inovasi untuk produk turunan unggulan, sebagai contoh yakni kelapa sawit.

"Minyak kelapa sawit dan turunannya dapat diolah menjadi bahan pangan berupa margarin, shortening, frying fat, coating fat, coffee. Yang pasti, selalu utamakan pengolahan sumber daya di tempat sendiri," ujar Ning Lia.

Kemudian, resiliensi atau ketahanan usaha lokal, karena daya tahan usaha ini penting untuk kelangsungan para pelaku UMKM.

"Kita jangan hanya berpikir usaha melesat ke atas tapi tidak berfikir bagaimana proses penguatan usaha," ucapnya.

Maka dari itu, Lia menegaskan, kualitas usaha harus terus dipertahankan dan dijadikan perhatian, agar yang diproduksi tetap dibutuhkan dan tetap bisa berjalan

“Yang terakhir adalah adaptif, bahwa produk harus mengikuti perkembangan digital untuk mengetahui produk dari kompetitor dan preferensi konsumen yang sedang berkembang, termasuk pengembangan teknologi dan green industry," tuturnya.

Pewarta: Naufal Ammar Imaduddin

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024