Madiun - Pihak Kepolisian Resor (Polres) Madiun Kota, Jawa Timur, melakukan komunikasi dengan kedua pengurus perguruan pencak silat terbesar di kota setempat menyusul sejumlah insiden yang terjadi pada malam satu Suro.
"Kami langsung melakukan komunikasi dengan pihak pengurus perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo dan juga PSHT. Komunikasi tersebut intinya adalah penyampaian permohonan kepada masing-masing anggota untuk tidak mudah terpancing dengan informasi di lapangan agar situasi tetap kondusif," ujar Kapolres Madiun Kota AKBP Adi Deriyan Jayamarta, Minggu.
Menurut dia, komunikasi ini perlu dilakukan menyusul adanya tindakan yang tidak tepat terhadap sejumlah atribut pencak silat (gapura) di Jalan Hayam Wuruk, Kelurahan Manguharjo, Kecamatan Manguharjo, yang dirusak oleh segerombolan orang tidak dikenal.
Selain upaya komunikasi internal, pihaknya juga telah melokalisir daerah kejadian yakni di Jalan Hayam Wuruk, agar rekan-rekan pesilat dari perguruan pencak silat yang lain tidak melewati jalur tersebut.
Kapolres menjelaskan, berdasarakan keterangan dari sejumlah warga di lokasi setempat, pelaku tindakan tidak tepat terhadap atribut pencak silat tersebut memang berasal dari oknum perguruan pencak silat yang lain. Meski demikian pihaknya belum dapat memastikan karena proses penyelidikan masih berlanjut.
"Kami tidak tahu apakah pelakunya dari PSHT atau Tunas Muda winongo, sebab kami minim saksi dan tidak berada di lokasi saat kejadian. Kasus ini masih ditangani lebih lanjut," kata Adi.
Sementara, Ketua RT 14/RW 3, Jalan Hayam Wuruk, Kelurahan Manguharjo, Kecamatan Manguharjo, Suyatno, menilai, sasaran utama dari perusakan atau tindakan tidak tepat dari segerobolan orang tak dikenal tersebut adalah gapura di lingkungan setempat yang bergambarkan lambang Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo.
"Sasaran yang ingin dituju pada kejadian ini adalah gapura bergambarkan logo Tunas Muda Winongo. Namun saat menyerang dengan batu dan ketapel, lemparan batu ada yang mengenai kaca mobil hingga pecah," kata Suyatno yang kebetulan juga merupakan pemilik mobil tersebut.
Pihaknya mengaku dapat menerima kejadian ini. Selain itu, ia juga telah mengimbau kepada warganya untuk tidak mudah terprovokasi dengan sejumlah informasi yang membuat keadaan Madiun tidak kondusif.
Sebelumnya, segerombolan orang tidak dikenal merusak sebuah mobil milik warga yang sedang diparkir di depan rumah di Jalan Hayam Wuruk, Kelurahan/Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, saat perayaan malam satu Suro di kota setempat, Sabtu (26/11). Selain merusak mobil, massa tak dikenal ini juga melempari gapura bergambar lambang Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda winongo yang ada di lingkungan sekitar, dengan batu.
Kini, situasi di wilayah Hayam Wuruk berangsur-angsur normal, meski sebelumnya polisi memberlakukan barikade dan melokalisir jalan setempat. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011