Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep menggencarkan operasi pasar beras murah guna menekan harga yang cenderung naik di pasaran akhir-akhir ini.
Kepala Bagian Perekonomian Pemkab Sumenep Dadang Dedy Iskandar di Sumenep, Senin, menjelaskan operasi pasar beras murah digelar rutin sejak sepekan terakhir dengan sasaran sejumlah pasar tradisional yang ada di wilayah itu, di antaranya Pasar Bangkal dan Pasar Anom, Kecamatan Kota Sumenep dan kecamatan yang minim penghasil gabah dan beras.
"Operasi pasar yang kami lakukan ini dengan menggelontorkan sebanyak 5 ton beras medium stabilisasi pasokan harga pasar (SPHP) dengan HET Rp10.900 per kilogram yang dikemas ukuran 5 kilogram," kata Dadang.
Saat ini, kata dia, operasi pasar murah tersebut masih digelar di sekitar Kecamatan Kota Sumenep dan selanjutnya menyebar ke berbagai pasar tradisional yang ada di daerah setempat, baik di daratan maupun di kepulauan.
"Untuk kegiatan pasar beras murah di Kepulauan Sumenep, kami masih berkoordinasi dengan Bulog terkait ketersediaan stok dan akomodasinya," kata Dadang.
Ia menjelaskan stok beras SPHP yang tersedia untuk Kabupaten Sumenep saat ini sebanyak 225 ton, naik dibanding stok beras tahun 2023 yang hanya 100 ton.
Sementara itu, berdasarkan pantauan, harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Sumenep pada 26 Februari 2024, rata-rata Rp15.600 per kilogram untuk beras premium dan Rp14.650 per kilogram untuk beras medium.
Selain beras, harga kebutuhan bahan pokok lainnya yang juga mengalami kenaikan adalah minyak goreng kemasan premium dari sebelumnya Rp18 ribu per kilogram menjadi Rp19 ribu per kilogram.
Telor ayam ras naik, dari sebelumnya Rp28 ribu per kilogram menjadi Rp30 ribu per kilogram.
"Kenaikan sejumlah kebutuhan bahan pokok ini karena cuaca saat ini kurang bersahabat dan banyak terjadi bencana di sejumlah daerah. Selain itu, para petani padi belum panen sehingga pasokan beras cenderung berkurang," tutur dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Kepala Bagian Perekonomian Pemkab Sumenep Dadang Dedy Iskandar di Sumenep, Senin, menjelaskan operasi pasar beras murah digelar rutin sejak sepekan terakhir dengan sasaran sejumlah pasar tradisional yang ada di wilayah itu, di antaranya Pasar Bangkal dan Pasar Anom, Kecamatan Kota Sumenep dan kecamatan yang minim penghasil gabah dan beras.
"Operasi pasar yang kami lakukan ini dengan menggelontorkan sebanyak 5 ton beras medium stabilisasi pasokan harga pasar (SPHP) dengan HET Rp10.900 per kilogram yang dikemas ukuran 5 kilogram," kata Dadang.
Saat ini, kata dia, operasi pasar murah tersebut masih digelar di sekitar Kecamatan Kota Sumenep dan selanjutnya menyebar ke berbagai pasar tradisional yang ada di daerah setempat, baik di daratan maupun di kepulauan.
"Untuk kegiatan pasar beras murah di Kepulauan Sumenep, kami masih berkoordinasi dengan Bulog terkait ketersediaan stok dan akomodasinya," kata Dadang.
Ia menjelaskan stok beras SPHP yang tersedia untuk Kabupaten Sumenep saat ini sebanyak 225 ton, naik dibanding stok beras tahun 2023 yang hanya 100 ton.
Sementara itu, berdasarkan pantauan, harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kabupaten Sumenep pada 26 Februari 2024, rata-rata Rp15.600 per kilogram untuk beras premium dan Rp14.650 per kilogram untuk beras medium.
Selain beras, harga kebutuhan bahan pokok lainnya yang juga mengalami kenaikan adalah minyak goreng kemasan premium dari sebelumnya Rp18 ribu per kilogram menjadi Rp19 ribu per kilogram.
Telor ayam ras naik, dari sebelumnya Rp28 ribu per kilogram menjadi Rp30 ribu per kilogram.
"Kenaikan sejumlah kebutuhan bahan pokok ini karena cuaca saat ini kurang bersahabat dan banyak terjadi bencana di sejumlah daerah. Selain itu, para petani padi belum panen sehingga pasokan beras cenderung berkurang," tutur dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024