Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 6 Surabaya menggelar panen karya peserta didik Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dengan tajuk "Lestari Kesenianku, Abadi Budayaku" sebagai penerapan program Merdeka Belajar yang dicanangkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek).
Wakil Kepala Sekolah Urusan (Wakasek Ur) Kurikulum SMA Negeri 6 Surabaya Irfa Rochimah Alfi di Surabaya, Rabu, mengatakan ada dua aspek dalam menerapkan P5 tersebut, yakni akademis dan karakter.
"Kegiatan pentas ini merupakan aspek karakter yang diterapkan sekali dalam semester, sedangkan temanya sudah ditentukan pemerintah, untuk semester pertama temanya kebhinekaan, semester kedua ini kearifan lokal," ucapnya.
Penerapannya, lanjut dia, para peserta didik harus saling kerja sama dan bergotong royong untuk membuat suatu proyek.
"Semua nilai-nilai Pancasila diterapkan dalam kegiatan P5, seperti beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kemudian kemandiriannya, gotong royongnya, serta berpikir kritisnya juga," katanya.
Irfa menjelaskan saat ini sekolahnya memilih tema kearifan lokal ludruk, yakni kesenian asli Jawa Timur khususnya Surabaya, untuk dipentaskan oleh setiap peserta didik.
"Masing-masing kelas saling menampilkan pagelaran ludruk sekaligus hal ini bertujuan mengenalkan ke anak-anak bahwa seni ludruk harus dilestarikan, karena saat ini gelaran ludruk sudah jarang ditampilkan terutama di media televisi," ujarnya.
Irfa berharap dengan adanya kegiatan P5 para peserta didik tujuan pemerintah untuk menguatkan karakter Pancasila dapat tercapai.
"Tujuan lainnya, agar kebudayaan di Surabaya ini tambah booming lagi dengan mengenalkan ke generasi muda, karena bagaimanapun mereka nanti yang menjadi penerus Bangsa Indonesia ini," tuturnya.
Sementara itu, salah seorang murid kelas X-9 SMAN 6 Surabaya Sheila Braneza mengatakan kegiatan tersebut sudah dipersiapkan sejak awal Februari 2024.
"Kami menampilkan kesenian Ludruk, jadi ada Tari Remo, Bedhayan Jula Juli, Kidungan, Dagelan dan lakon. Kami persiapkan sebaik mungkin, kebetulan saya yang menampilkan Tari Temo," ucapnya.
Dalam pementasan tersebut, kata dia, para peserta didik mempersiapkan sendiri namun tetap dibimbing oleh guru.
"Kami berlatih sendiri tapi tetap ada bimbingan dari guru, jadi tetap terarah," katanya.
Dalam kesempatan sama, murid lainnya yang bernama Khumaira Putri Kayla mengaku senang dapat mengikuti kegiatan P5, karena bisa mengetahui kesenian dan kebudayaan asli Indonesia lainnya.
"Karena saya asli Kalimantan, jadi dengan ada kegiatan ini saya dapat mengetahui kesenian yang ada di sini," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Wakil Kepala Sekolah Urusan (Wakasek Ur) Kurikulum SMA Negeri 6 Surabaya Irfa Rochimah Alfi di Surabaya, Rabu, mengatakan ada dua aspek dalam menerapkan P5 tersebut, yakni akademis dan karakter.
"Kegiatan pentas ini merupakan aspek karakter yang diterapkan sekali dalam semester, sedangkan temanya sudah ditentukan pemerintah, untuk semester pertama temanya kebhinekaan, semester kedua ini kearifan lokal," ucapnya.
Penerapannya, lanjut dia, para peserta didik harus saling kerja sama dan bergotong royong untuk membuat suatu proyek.
"Semua nilai-nilai Pancasila diterapkan dalam kegiatan P5, seperti beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kemudian kemandiriannya, gotong royongnya, serta berpikir kritisnya juga," katanya.
Irfa menjelaskan saat ini sekolahnya memilih tema kearifan lokal ludruk, yakni kesenian asli Jawa Timur khususnya Surabaya, untuk dipentaskan oleh setiap peserta didik.
"Masing-masing kelas saling menampilkan pagelaran ludruk sekaligus hal ini bertujuan mengenalkan ke anak-anak bahwa seni ludruk harus dilestarikan, karena saat ini gelaran ludruk sudah jarang ditampilkan terutama di media televisi," ujarnya.
Irfa berharap dengan adanya kegiatan P5 para peserta didik tujuan pemerintah untuk menguatkan karakter Pancasila dapat tercapai.
"Tujuan lainnya, agar kebudayaan di Surabaya ini tambah booming lagi dengan mengenalkan ke generasi muda, karena bagaimanapun mereka nanti yang menjadi penerus Bangsa Indonesia ini," tuturnya.
Sementara itu, salah seorang murid kelas X-9 SMAN 6 Surabaya Sheila Braneza mengatakan kegiatan tersebut sudah dipersiapkan sejak awal Februari 2024.
"Kami menampilkan kesenian Ludruk, jadi ada Tari Remo, Bedhayan Jula Juli, Kidungan, Dagelan dan lakon. Kami persiapkan sebaik mungkin, kebetulan saya yang menampilkan Tari Temo," ucapnya.
Dalam pementasan tersebut, kata dia, para peserta didik mempersiapkan sendiri namun tetap dibimbing oleh guru.
"Kami berlatih sendiri tapi tetap ada bimbingan dari guru, jadi tetap terarah," katanya.
Dalam kesempatan sama, murid lainnya yang bernama Khumaira Putri Kayla mengaku senang dapat mengikuti kegiatan P5, karena bisa mengetahui kesenian dan kebudayaan asli Indonesia lainnya.
"Karena saya asli Kalimantan, jadi dengan ada kegiatan ini saya dapat mengetahui kesenian yang ada di sini," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024