Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kota Kediri, Jawa Timur, mengapresiasi kinerja kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) setempat yang sudah bekerja maksimal, bahkan sampai ada yang jatuh sakit.

"Kami apresiasi kerja dari KPPS dan KPU yang sudah maksimal melakukan tugasnya. Petugas pun ketika pemilih ada yang membawa telepon seluler, dianjurkan untuk dimasukkan dulu, ditaruh di meja. Ketika ada disabilitas, lansia juga didahulukan," kata Ketua Badan Pengawas Pemilu Kota Kediri Yudi Agung Nugraha di Kediri, Sabtu.

Ia mengatakan saat melakukan monitor pemungutan suara, Rabu (14/2), KPPS juga sigap. KPPS juga memberikan layanan kepada pemilih yang dijemput di rumah.

Petugas juga tegas mematuhi aturan, semisal ada yang minta dijemput di rumah, namun sudah pukul 13.30 WIB sehingga tidak bisa dilakukan. Sesuai aturan, waktu selesai pemberian hak suara  adalah 13.00 WIB.

Begitu juga ketika ada pemilih telat datang. Saat ada pemilih baru datang jam 14.30 WIB dengan alasan ban bocor, tetap tidak dilayani pemberian hak suaranya, sebab sudah melebih ketentuan waktu pemberian hak suara.

"KPPS tidak bisa melayani. Kejadian di Mojoroto, ada keluarga yang telepon membawa sepeda motor. Yang satu ada halangan ban bocor, yang satu langsung ke TPS. Ketika ban bocor selesai tambalnya, di TPS pukul 14.30 WIB, tidak bisa dilayani karena lewat jam," ujar dia.

Pihaknya mengatakan KPU dan jajarannya sebenarnya sudah masif melakukan sosialisasi, bahkan di berbagai tempat, namun pemahaman masyarakat masih ada yang belum mengerti.

Sementara itu, terkait dengan aplikasi Sirekap yang sempat bermasalah di Kota Kediri, Yudi mengatakan hal itu karena proses unggah bersama-sama dan di waktu sama. Proses itu dilakukan oleh seluruh KPPS se-Indonesia sehingga server mengalami masalah.

"Sirekap itu memang aplikasinya berbasis di RI (pusat), sehingga kalau di bawah terutama KPPS unggah dengan waktu sama dan hari yang sama aplikasi down dan itu terjadi. KPU juga sudah klarifikasi ada dua alternatif. Ketika Sirekap itu tidak dapat menampung, manual jadi sandaran," ujar dia.

Di Kota Kediri, juga terdapat petugas panwaslu kelurahan yang sakit hingga meninggal dunia.

Seorang warga Kelurahan Ringinanom juga Pengawas Kelurahan/Desa (PKD) Pemilu 2024, yang mengeluh kanan lemas di TPS Kelurahan Pakelan. Yang bersangkutan didiagnosa dokter pecah pembuluh darah.

Diduga kelelahan sehingga pingsan hingga meninggal dunia, Jumat (16/2/) dan dimakamkan di TPU dekat rumahnya, Jumat malam.

Ada pula Risa Berta Pambudi (29) anggota KPPS di TPS 12 Kelurahan Tinalan. Risa memiliki riwayat asam lambung, ketika sedang bertugas mengeluh mual dan pusing.

Lalu malam harinya tidak sadarkan diri. Saat ini kondisinya sudah membaik dan besok juga sudah diperbolehkan pulang.

Jumlah daftar pemilih tetap (DPT) untuk Pemilu 2024 di Kota Kediri sebanyak 233.962 pemilih yang tersebar di tiga kecamatan wilayah kota. Aspirasi politik mereka disalurkan di 856 tempat pemungutan suara (TPS) baik reguler dan khusus. Terdapat 5.992 KPPS yang dilibatkan dalam Pemilu 2024.

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Fiqih Arfani


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024