Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan (Dinkopumdag) Kota Surabaya menjaga stabilisasi harga bahan pangan jelang momen Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru) dengan meluncurkan aplikasi Cek Harga Kulak Bahan Pokok (Cak Bapok).
Kepala Dinkopumdag Kota Surabaya Dewi Soeryowati mengatakan pedagang pasar dan toko kelontong merupakan kategori yang mendapatkan prioritas pada aplikasi "Cak Bapok", lantaran acap kali terdampak kenaikan harga bahan pangan.
"Nanti muncul semua komoditi kebutuhan bahan pokok, sehingga pedagang mendapatkan pilihan informasi barang dan harga yang paling kompetitif," kata Dewi dalam keterangan resmi yang diterima di Surabaya , Sabtu.
Saat ini sudah terdapat empat distributor besar yang bergabung di aplikasi "Cak Bapok", yakni Rumah Potong Hewan (RPH), Pasar Induk Sidotopo Surabaya (PISS), Badan Urusan Logistik (Bulog), dan Koperasi Bina Raharja.
"Ini untuk memutus mata rantai yang terlalu banyak dari tangan ke tangan dan memastikan harganya lebih murah," ucapnya.
Namun, ke depannya Dinkopumdag menggandeng distributor lainnya, salah satunya petani sayuran binaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) setempat, agar lebih banyak mewadahi kebutuhan pasar.
Dewi menjelaskan aplikasi itu bisa dimanfaatkan pedagang dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk kulakan barang dagangan.
Karena itu, "Cak Bapok" dirancang dengan konsep satu kali klik untuk memudahkan dalam proses pemesanan barang. Bahkan, di dalam aplikasi ini juga ada tools Indeks Kecukupan Pangan (IKP) di Kota Surabaya.
"Kalai berbicara komoditas beras di aplikasi ini bisa tahu kebutuhan dan ketersediaannya hingga saat ini berapa, sehingga kami bisa bilang ketersediaan pangan beras di Surabaya aman, karena sudah punya data riil di dalam aplikasi itu," ujarnya.
Sedangkan pengiriman barangnya menggunakan jasa kurir yang berstatus sebagai warga miskin dan telah tercatat di data base milik Pemkot Surabaya.
"Kami berharap dengan menjadi kurir di Cak Bapok mereka dapat menambah penghasilan lebih dan bahkan kalau bisa lepas dari garis kemiskinan. Ini sejalan dengan program pemkot dalam rangka mengentas kemiskinan di Surabaya," tutur Dewi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
Kepala Dinkopumdag Kota Surabaya Dewi Soeryowati mengatakan pedagang pasar dan toko kelontong merupakan kategori yang mendapatkan prioritas pada aplikasi "Cak Bapok", lantaran acap kali terdampak kenaikan harga bahan pangan.
"Nanti muncul semua komoditi kebutuhan bahan pokok, sehingga pedagang mendapatkan pilihan informasi barang dan harga yang paling kompetitif," kata Dewi dalam keterangan resmi yang diterima di Surabaya , Sabtu.
Saat ini sudah terdapat empat distributor besar yang bergabung di aplikasi "Cak Bapok", yakni Rumah Potong Hewan (RPH), Pasar Induk Sidotopo Surabaya (PISS), Badan Urusan Logistik (Bulog), dan Koperasi Bina Raharja.
"Ini untuk memutus mata rantai yang terlalu banyak dari tangan ke tangan dan memastikan harganya lebih murah," ucapnya.
Namun, ke depannya Dinkopumdag menggandeng distributor lainnya, salah satunya petani sayuran binaan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) setempat, agar lebih banyak mewadahi kebutuhan pasar.
Dewi menjelaskan aplikasi itu bisa dimanfaatkan pedagang dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk kulakan barang dagangan.
Karena itu, "Cak Bapok" dirancang dengan konsep satu kali klik untuk memudahkan dalam proses pemesanan barang. Bahkan, di dalam aplikasi ini juga ada tools Indeks Kecukupan Pangan (IKP) di Kota Surabaya.
"Kalai berbicara komoditas beras di aplikasi ini bisa tahu kebutuhan dan ketersediaannya hingga saat ini berapa, sehingga kami bisa bilang ketersediaan pangan beras di Surabaya aman, karena sudah punya data riil di dalam aplikasi itu," ujarnya.
Sedangkan pengiriman barangnya menggunakan jasa kurir yang berstatus sebagai warga miskin dan telah tercatat di data base milik Pemkot Surabaya.
"Kami berharap dengan menjadi kurir di Cak Bapok mereka dapat menambah penghasilan lebih dan bahkan kalau bisa lepas dari garis kemiskinan. Ini sejalan dengan program pemkot dalam rangka mengentas kemiskinan di Surabaya," tutur Dewi.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023