Bojonegoro - Tim Departemen Arkeologi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (UI), pekan lalu sudah melaporkan hasil ekskavasi atau penggalian purbakala temuan batu bata kuno di situs Kayangan Api di Desa Sendangrejo, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro dalam bentuk buku.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disburpad) Bojonegoro, Suismoyo, Selasa mengatakan, hasil laporan tim UI tersebut sudah diterima dalam bentuk buku yang juga dilengkapi dengan foto, dua hari yang lalu.
Namun, ia mengaku, belum berani menyimpulkan hasil laporan tersebut, karena terlebih dulu akan dilaporkan kepada Bupati Bojonegoro, Suyoto."Langkah penanganan situs Kayangan Api, masih menunggu petunjuk Bupati Suyoto," katanya, menambahkan.
Menurut dia, petunjuk penanganan temuan batu bata kuno tersebut, sangat dibutuhkan untuk memastikan apakah kemungkinan penggalian purbakala bisa dilanjutkan atau dihentikan.
"Kami belum bisa menyebutkan hasil laporan ekskavasi yang pernah dilakukan tim UI," ucapnya, mengelak merinci hasil laporan itu.
Penggalian purbakala di situs Kayangan Api di Desa Sendangrejo, Kecamatan Ngasem tersebut, dilakukan tim UI pada 11-20 Juli 2011. Pelapor hasil penggalian purbakala sebagaimana yang tercantum di dalam buku yaitu, Dr R. Cecep Eka Permana, Agi Ginanjar, SS., MSi, Dian Sulistyowati dan Rizky Fardhyan M.Hum.
Dari keterangan yang diperoleh, buku laporan hasil penggalian purbakala tersebut, tim UI tidak berani menyimpulkan bangunan yang ada di lingkungan kompleks Kayangan Api itu. Padahal, pada awal penggalian purbakala yang dilakukan tim UI yang diketuai Dr Ali Akbar, dilaporkan temuan batu bata kuno di lokasi setempat diduga kuat merupakan candi di era kuno, yang menjadi tempat pemujaan kepada Dewa Api.
Penggalian purbakala dilakukan dengan membuat 30 lubang di dekat lokasi api abadi itu, masing-masing lubang berdiameter 4 meter persegi. Di sejumlah lubang di bagian barat, terdapat lima lapis batu bata, empat lapis warnaa merah dan satu lapis putih.
Sedangkan lubang yang digali tersebut semakin ke timur dan ke arah selatan, batu batanya habis, hanya dua lapis, tanpa batu bata putih. Batu bata kuno yang tersebut, masing-masing berukuran 31 X 19 cm dengan tebal 5-6 cm.
Dalam kesimpulan laporan itu, disebutkan struktur batu bata kuno tersebut merupakan sisa sebuah bangunan. Hanya saja, belum bisa disimpulkan nama bentuk sisa bangunan yang ada di lokasi itu.
Selain itu, juga dilaporkan di antara batu bata yang ditemukan tersebut memiliki hiasan lingkaran, dalam penggalian purbakala itu juga ditemukan pecahan tembikar, logam baik dari segi kualitas dan kuantitas dinilai minim.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2011