Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Jawa Timur Ahmad Riyadh menilai gelaran Piala Dunia U-17 menjadi berkah bagi semua pihak, terutama bagi Kota Surabaya dan sekitarnya.
"Ini kebanggaan bagi masyarakat Jawa Timur, khususnya bagi masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Acara ini mungkin dalam 10-20 tahun lagi belum tentu ada lagi di Surabaya. Teman-teman kita dari luar negeri bisa tahu Indonesia dan Surabaya," ujarnya saat konferensi pers di Media Center Piala Dunia U-17 Surabaya, Jumat.
Riyadh menjelaskan dampak positif tersebut selain banyak anak-anak yang terinspirasi bermain sepak bola dengan baik, juga bisa menjadi wisata olah raga bagi keluarga.
"Luar biasa kita rasakan atmosfernya. Dulu orang membawa keluarganya, anaknya, ke stadion itu hampir tidak ada di Indonesia. Tapi, kita lihat di Piala Dunia U-17 ini sudah biasa terjadi seperti itu," ucapnya.
Dari hal tersebut juga, lanjutnya, bisa jadi keluarga yang membawa anak-anaknya akan mendaftar ke sekolah sepak bola (SSB) yang berada di wilayahnya.
"Dengan Piala Dunia U-17, nanti pasti akan lebih banyak orang tua yang mengantar anaknya ke SSB. Ada antusias besar ketika anak ingin belajar sepak bola, orang tua juga akan memberikan dukungannya," katanya.
Riyadh juga menyebut, perihal pertandingan ada banyak hal yang bisa dicontoh, seperti model permainan dari berbagai negara dan sikap para pemain dalam menghadapi keputusan wasit.
"Usia mereka masih di bawah 17 tahun, tapi cara main sikapnya seperti pemain-pemain senior. Ini bisa jadi contoh baik bagi pemain-pemain muda di Jawa Timur. Dan Ini juga bisa jadi contoh bagi kami pengurus, juga para pelatih dalam mengembangkan pola permainan," ujar Riyadh.
Selain itu, faktor keamanan patut menjadi pertimbangan utama dan bisa diadopsi untuk penerapan di kompetisi domestik Indonesia, karena banyak penonton anak-anak yang juga hadir di stadion.
"Paling utama yang harus dipelajari dan dilestarikan terus itu pertandingan yang membuat rasa aman. Rasa aman ini yang harus di contoh penyelenggara Liga 1, Liga 2, Liga 3. Bagaimana sinergi antara pemerintah, federasi dan masyarakat," tuturnya.
Kota Surabaya sendiri, telah merampungkan status sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), sebanyak empat hari pertandingan digelar, yakni tiga hari fase grup dan satu hari babak 16 besar.
Penyelenggaraan Piala Dunia U-17 di Surabaya, dimulai dari Grup A yang dibuka pada 10 November 2023 dengan empat tim yakni Timnas Indonesia U-17, Maroko, Ekuador, dan Panama.
Terakhir, babak 16 besar digelar pada 21 November 2023 dengan menggelar dua laga, yakni Mali kontra Meksiko dan Maroko melawan Iran.
Saat ini, Piala Dunia U-17 sudah memasuki fase perempat final dan semifinal yang pertandingannya digelar di Jakarta International Stadium dan Stadion Manahan Solo.
Final gelaran sepak bola dua tahunan tersebut digelar di Stadion Manahan Solo sekaligus menjadi venue penutupan pada 2 Desember 2023.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023
"Ini kebanggaan bagi masyarakat Jawa Timur, khususnya bagi masyarakat Surabaya dan sekitarnya. Acara ini mungkin dalam 10-20 tahun lagi belum tentu ada lagi di Surabaya. Teman-teman kita dari luar negeri bisa tahu Indonesia dan Surabaya," ujarnya saat konferensi pers di Media Center Piala Dunia U-17 Surabaya, Jumat.
Riyadh menjelaskan dampak positif tersebut selain banyak anak-anak yang terinspirasi bermain sepak bola dengan baik, juga bisa menjadi wisata olah raga bagi keluarga.
"Luar biasa kita rasakan atmosfernya. Dulu orang membawa keluarganya, anaknya, ke stadion itu hampir tidak ada di Indonesia. Tapi, kita lihat di Piala Dunia U-17 ini sudah biasa terjadi seperti itu," ucapnya.
Dari hal tersebut juga, lanjutnya, bisa jadi keluarga yang membawa anak-anaknya akan mendaftar ke sekolah sepak bola (SSB) yang berada di wilayahnya.
"Dengan Piala Dunia U-17, nanti pasti akan lebih banyak orang tua yang mengantar anaknya ke SSB. Ada antusias besar ketika anak ingin belajar sepak bola, orang tua juga akan memberikan dukungannya," katanya.
Riyadh juga menyebut, perihal pertandingan ada banyak hal yang bisa dicontoh, seperti model permainan dari berbagai negara dan sikap para pemain dalam menghadapi keputusan wasit.
"Usia mereka masih di bawah 17 tahun, tapi cara main sikapnya seperti pemain-pemain senior. Ini bisa jadi contoh baik bagi pemain-pemain muda di Jawa Timur. Dan Ini juga bisa jadi contoh bagi kami pengurus, juga para pelatih dalam mengembangkan pola permainan," ujar Riyadh.
Selain itu, faktor keamanan patut menjadi pertimbangan utama dan bisa diadopsi untuk penerapan di kompetisi domestik Indonesia, karena banyak penonton anak-anak yang juga hadir di stadion.
"Paling utama yang harus dipelajari dan dilestarikan terus itu pertandingan yang membuat rasa aman. Rasa aman ini yang harus di contoh penyelenggara Liga 1, Liga 2, Liga 3. Bagaimana sinergi antara pemerintah, federasi dan masyarakat," tuturnya.
Kota Surabaya sendiri, telah merampungkan status sebagai tuan rumah Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT), sebanyak empat hari pertandingan digelar, yakni tiga hari fase grup dan satu hari babak 16 besar.
Penyelenggaraan Piala Dunia U-17 di Surabaya, dimulai dari Grup A yang dibuka pada 10 November 2023 dengan empat tim yakni Timnas Indonesia U-17, Maroko, Ekuador, dan Panama.
Terakhir, babak 16 besar digelar pada 21 November 2023 dengan menggelar dua laga, yakni Mali kontra Meksiko dan Maroko melawan Iran.
Saat ini, Piala Dunia U-17 sudah memasuki fase perempat final dan semifinal yang pertandingannya digelar di Jakarta International Stadium dan Stadion Manahan Solo.
Final gelaran sepak bola dua tahunan tersebut digelar di Stadion Manahan Solo sekaligus menjadi venue penutupan pada 2 Desember 2023.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023